Langsung ke konten utama

Postingan

Mahasiswa Pendidikan Sejarah STKIP Hatta-Sjahrir Banda Naira Kunjungi Museum Siwalima dan Studi Tour di Ambon

Mahasiswa Pendidikan Sejarah STKIP Hatta-Sjahrir Sedang Berfoto di Depan Museum Siwalima Koleksi Kelautan, Jumat, 27/05/2022, Pagi.    Museum merupakan objek studi lapangan berbasis sumber benda yang cukup efektif untuk merangsang motivasi belajar dan kreatifitas mahasiswa pendidikan sejarah. Di kantor penyimpan koleksi benda purbakala unik itu, mahasiswa dapat mengamati berbagai jenis benda tinggalan sejarah lokal, budaya nusantara, budaya bahari, jejak Islam, kolonialisme bangsa Eropa dan lainnya. Mengujungi museum dan studi wisata ke tempat-tempat bersejarah dapat melepas kejenuhan selama belajar di dalam kelas. Merefresikan pikiran menjadi damai, menghilangkan stres akibat menumpuknya tugas kuliah. Menemukan pengetahuan. Menguatkan literasi mahasiswa ketika diperhadapkan pada sumber benda, selain sumber lisan dan tulisan. Mahasiswa yang melaksanakan praktek pembelajaran di lapangan dapat melakukan pengamatan secara langsung, baik berupa tempat, nama, bentuk, maupun narasi ...

Belajar Bermain dengan Alam

  Abang Fahzin, sudah dua hari Ini belum balik kanan dari negeri Jajahan Inggris, Pulau Ay, hanya untuk menikmati ke indahan alam di titik nol jalur rempah Nusantara itu. Fahzin Alqhafiqi, sedang berpetualang di pulau sebrang. Ia meniggalkan ibu, ayah dan dua adiknya di rumah. Bersama tiga gadis manisan pala, tetangganya, mengisi waktu liburan di kawasan taman wisata perairan. Satu di antara dua gadis itu, mahasiswi yang jago Diving (renang-selam) pada kedalaman 50 meter. Seringkali di pakai menjadi pemandu wisata untuk wisatawan macanegara yang ingin memotret taman bawah Laut Banda. Peneliti terkenal Prancis Cousteau, mengatakan Taman Bawah Laut Banda adalah "Serpihan Surga yang jatuh di bumi." Di dalamnya hidup 350 spesis biota laut yang tidak terdapat di pojok dunia manapun.    Ibunya, tak begitu khawatir berpergian menyebrang laut bersama gadis ahli diving. Agar ia terbiasa dengan tantangan alam sejak dini. Tetapi rasa kangen adiknya hadir saat menjelang tidur malam. ...

HMPS Pendidikan Sejarah Hatta Sjahrir Gelar Buka Puasa Bersama

Buka Puasa bersama Program Studi Pendidikan Sejarah, Sabtu, 23 April 2022 AG-HISTORIS Banda: Di momentum pertengahan bulan suci Ramadhan 1443 Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah (HMPS-PSJ), Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hatta-Sjahrir Banda Naira, Maluku Tengah, mengelar acara buka puasa bersama (Bukber) di Gedung E, kampus itu,  Sabtu (23/04/2022), kemarin. Pelaksana tugas Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Kasman Renyaan, S.Pd., M. Pd mengatakan, kegiatan ini penting dilakukan. Pasalnya bukan hanya untuk serimonial berkumpul menikmati makanan takjil bersama, tetapi memiliki nilai tambah perekat silaturahim, meningkatkan ibadah, mendorong rasa empati, termasuk menghadirkan kebersamaan di Bulan Suci. Semua itu menjadi tambahan amal ibadah dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Renyaan menambahkan, bulan suci Ramadhan ini menjadi momentum terbaik berbagai nikmat. Menyiapkan dan memberikan secuwil makanan kepada orang yang berbuka ...

Agama dalam Pandangan Bung Hatta

Muhammad Hatta, berpandangan bahwa Agama berdasarkan pada kepercayaan yang mutlak. Percaya kepada adanya Tuhan tidak bisa dibantah lagi. Orang yang tidak percaya Tuhan, sesungguhnya juga percaya. Mereka percaya bahwa Tuhan tidak ada. Namun tidak dapat dibuktikannya secara ilmiah bahwa Tuhan itu tidak ada. Itu di luar pengalaman yang kita alami.    Karena soal Tuhan, tidak ada soal ilmiah yang kita bisa selidiki dengan bukti-bukti yang nyata. Kalau air bisa diselidiki. Air terdiri dari dua zat, H dan O, yang dapat dibuktikan dengan memanasi air. Lambat laun pecalah air itu menjadi dua bagian zat H dan satu bagian Zat O. Tetapi yang gaib itu hanya bisa dipercaya dengan hati dan iman. Keadaan Tuhan tidak dapat dibuktikan dalam alam yang tidak dapat dialami.    Kebenaran agama didasarkan pada kepercayaan mutlak, berbeda dengan ilmu. Kebenaran ilmu bisa digugat. Seorang ahli yang mendapatkan teori baru, maka teori itu bisa digugat dengan penemuan-penemuan baru sesuai ...

Benteng Kolonial Masa Depan Parawisata Sejarah

  Seorang anak sedang berfose di depan Benteng Concordia di Negeri Waer, Banda Besar, Maluku Tengah Benteng Concordia di Negeri Waer, Banda besar. Benteng tinggalan VOC Belanda yg di bangun abad ke-17. Dibangunya benteng ini, sebagai upaya kolonial Belanda untuk memudahkan kontrol produksi rempah pala dan fuli (bunga pala) di sisi timur kepulauan Banda. Setelah di bangunya benteng Holandia di sisi barat, Lontor juga dua benteng utama di pulau Naira, yakni Benteng Nassau dan Benteng Belgica. Upaya pembangunan benteng pada dua sisi Timur dan Barat itu telah menguatkan eksistensi kolonial Belanda di "Titik Nol Jalur" Rempah Nusantara. Terutama Pasca penaklukan Banda Naira dan pembantaian orang Banda di bawah gubernur Jenderal VOC Ceon tahun 1621. Belanda kemudian membangun benteng-benteng pertahanan di sejumlah sisi kepulauan Banda demi ambisi penguasaan dan kontrol terhadap lalulintas perdagangan pala dan fuli. Ulasan ringkas itu tentang masa lalu. Apa manfaatnya untu...

Bung Kecil di Pengasingan Banda Naira

Seorang anak sedang duduk di tangga rumah pengasingan Sutan Sjahrir di Banda Naira Bung Kecil, begitulah Sutan Sjahrir disebut. Karena tubuhnya yang kecil nan lincah di antara tokoh pergerakan Nasional lain pada masanya. Bung kecil, memiliki peran besar dalam sejarah bangsa dan lahirnya Indonesia. Ia pemuda pertama yang mendengar kekalahan Jepang atas Sekutu pada Perang Dunia II dari sumber berita radio yang dimilikinya. Kemudian mendesak Soekarno untuk segara memproklamirkan kemerdekaan. Meski Ia sendiri memilih absen saat detik proklamasi dibacakan Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur Jakarta tanggal 17 Agustus 1945. Pasca Indonesia merdeka, Sjahrir menjadi Perdana Menteri Indonesia. Ia dikenal sebagai diplomat ulung ahli strategi andalan bangsa. Strategi diplomasi "take and give" menjadi andalanya. Diplomat Belanda pada setiap kali bersidang di forum PBB sering kewalahan menghadapi argumentasi cerdasanya. Ibarat "kecil tapi pedis." Ia menjadi pelopor dasar ...