Subscribe Us

header ads

Benteng Kolonial Masa Depan Parawisata Sejarah

 

Seorang anak sedang berfose di depan Benteng Concordia di Negeri Waer, Banda Besar, Maluku Tengah

Benteng Concordia di Negeri Waer, Banda besar. Benteng tinggalan VOC Belanda yg di bangun abad ke-17. Dibangunya benteng ini, sebagai upaya kolonial Belanda untuk memudahkan kontrol produksi rempah pala dan fuli (bunga pala) di sisi timur kepulauan Banda. Setelah di bangunya benteng Holandia di sisi barat, Lontor juga dua benteng utama di pulau Naira, yakni Benteng Nassau dan Benteng Belgica.

Upaya pembangunan benteng pada dua sisi Timur dan Barat itu telah menguatkan eksistensi kolonial Belanda di "Titik Nol Jalur" Rempah Nusantara. Terutama Pasca penaklukan Banda Naira dan pembantaian orang Banda di bawah gubernur Jenderal VOC Ceon tahun 1621.

Belanda kemudian membangun benteng-benteng pertahanan di sejumlah sisi kepulauan Banda demi ambisi penguasaan dan kontrol terhadap lalulintas perdagangan pala dan fuli.

Ulasan ringkas itu tentang masa lalu. Apa manfaatnya untuk masa kini? Tentunya banyak manfaatnya dari situs benteng itu. Selain untuk pembelajaran sejarah, pengembangan ilmu pengetahuan, juga menjadi obyek wisata sejarah, baik orang datang berkunjung sekedar bersua foto, maupun untuk kepentingan komersial, seperti pengambilan video yotube yang mendatangkan banyak duit bagi konten kreator dalam industri kreatif, juga vestival yang mengejar proyek tahunan.

 Masa depan, situs tersebut perlu dirawat dengan baik sebagai cagar budaya yang mendorong industri parawisata di Banda Naira tetap bertarap internasional. Karena orang Belanda dan bangsa Eropa lainnya akan datang ke Banda meski hanya untuk sekedar neyaksikan langsung kejayaan nenek moyang mereka dahulu. Tentu akan menghasilkan keuntungan dinamis bagi negara, daerah umumnya dan mayarakat Banda khususnya. Karena kehadiran mereka dalam kapasitas sebagai wisatawan regional, bukan lagi sebagai bangsa kolonial seperti yang pernah terjadi pada ratusan tahun lalu.

 Semakin lama mereka menetap, maka semakin banyak uang yg mengalir di daerah dan bagi masyarakat setempat. Pendapatan disektor prawisata meninggkat. Pemilik home stay, hotel, dan penginapan mendapatkan penghasilan, juga para pengrajin usaha kuliner merasakan manfaatnya. Tidak hanya wisatawan regional, tetapi juga wisatawan domestik dan lokal akan berkunjung untuk mencari kedamaian hidup dan ketenagan batin dengan alam Banda, baik yang datang liburan atau yang sedang studi (tour) sejarah.

 Karena itu, pemerintah perlu memberikan perhatian penuh dari berbagai situs tersebut demi peningkatan industri parawisata berbasis cagar Budaya dan benda tinggalan sejarah, sehingga tidak hanya sekedar serimonial "makan patita" dalam setiap poroyek vistival sejarah dan budaya, tetapi juga memberikan perhatian dalam bentuk revitalisasi kawasan benteng yang sudah terlihat kumuh, kotor dan tidak lagi menarik minat wisatawan untuk mengujunginya. Karena benteng sejarah itu bukan hanya masa lalu, tetapi juga menetukan masa depan.

.* (K.R)

 

Posting Komentar

0 Komentar