Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label sosial

Megungkap Ingatan Kolektif Sejarah Desa di Pesisir Barat Huamual

  Dusun Mangge-Mangge di pesisir pantai barat Huamual  Pengantar Wacana Wacana pemekaran dusun jadi desa kembali bergulir seiring dengan hadirnya Undang-Undang Desa Tahun 2014. Kampung-kampung yang masih berstatus dusun ingin berkembang menjadi desa. Hal ini diperkuat dengan semangat reformasi dan visi pemerintahan Joko Widodo, membangun dari desa. Untuk menimplementasikan program itu Presiden Republik Indonesia yang ke 7 itu membentuk Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia yang membidangi urusan pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi.  Pada prinsipnya visi pemerintah untuk mewujudkan masyarakat maju, adil dan sejaterah dan itu harus dimulai dari desa. Karena itulah, pemerintah mengelontorkan angaran pembangunan desa melalui skema dana desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang diperuntungkan bagi desa yan...

Pembenci Tabliq Akbar itu Setan

  Tabliq Akbar di Mesjid Raudathul Jannah, Dusun Amaholu Tabliq Akbar, kegiatan luar biasa yang punya nilai ibadah tinggi. Pahalanya berlipat ganda, pasalnya dikerjakan di bulan suci dan penuh berkah. Ramadhan, saatnya berbuat baik untuk mensucikan kalbu yang kotor dengan menghadirkan pikiran bersih. Kegiatan Tabliq Akbar yang digagas oleh kaum terpelajar dari Kampung Amaholu ini, selain sebagai media dakwa juga menjadi wadah belajar dan bersilaturahmi sesama umat Islam umumnya lebih khususnya warga Kampung Amaholu, pantai barat Seram, Maluku.  Sebagaimana pesan yang disajikan pada tema " Mempererat Ukhuwa dengan Takwa di Bulan Suci Ramadhan." Acara itu telah berlangsung beberapa kali di Mesjid Raudatul Jannah Kampung Amaholu dan mesjid yang ada di Kampung Amaholu Los pada minggu ketiga di bulan suci Ramadhan. Dengan menghadirkan dua nara Sumber muda produktif, Ustat Risman Jakariah dan Ustat Anin Lihi, M.Ag. Kegiatan yang dibarengi dengan momentum buka bersama...

Gelar Ode dalam Kehidupan Sosial Orang Buton

    Benteng Kesultanan Buton Gambar Googel Sebuah Pengatar Gelar Ode yang disandang pada setiap awal atau akhir, dari nama sebagian besar orang Buton, LA, atau WA, merupakan gambaran dari status sosial tertinggi dalam sisilah dan sistem kekerabatan orang Buton. Sebab, gelar ini diyakini sebagai warisan budaya Buton dalam lingkaran istana kesultanan dahulu. Dan orang-orang yang menyandang gelar tersebut, merupakan kasta pertama, ketika Buton tampil sebagai sebuah kerajaan bercorak maritim, di wilayah Sulawesi Tenggara, pada abad ke-13, bersamaan dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara. Sehingga generasi ode, telah terintegrasi ke dalam orang yang paling istimewa dan disitimewakan. Karena itu, orang Buton lain yang bukan berasal dari keturunan ode, dulu dinggap sebagai orang-orang pesuruh (budak). Mereka bekeja sebagai abdi, yang harus menjaga dan melayani sang majikan di lingkungan istana kerajaan Buton. Padahal, jika ditelusuri lebih jauh lagi bahwa peranan abdi, di d...