Kabar Juang, Ambon: Puluhan mahasiswa dari Pusat
Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional (PEMBEBASAN) Kolektif Ambon, mengelar
aksi unjuk rasa sebagai bentuk solidaritas terhadap kaum buruh yang mendapat
tindakan peremanisme dari sekelompok pereman dan organisasi masyarakat (Ormas) pemuda
Pancasila, ASPELINDO, INKKAPUD, dan aparat kepolisian yang mendiamkan tindakan
kekerasan itu, saat buruh memperjuangkan kesejateraan mereka, di Jakarta beberapa waktu lalu.
Aksi
para mahasiswa ini, dimulai dari Perapatan Jalan, A.M. Sangaji depan Mesjid
Raya Alfatah Ambon, Kamis (06/11) pagi. Dengan membentangkan poster bertulisan,
Lawan Premanisme, Mogok nasional sama dengan sejaterakan rakyat. Kesejateraan
Buruh Pekerja. Pendidikan Gratis, Kesehatan Gratis, Jaminan Social untuk Rakyat, Cabut UU PT,
Ormas, Intelejen.
Setelah
berorasi sekitar satu jam secara bergantian, para mahasiswa ini kemudian
berjalan sambil berorasi menuju jalan pelabuhan Yosudarso, melewati depan Ambon
plaza (Amplaz) sampai di jalan perapatan
Gong Perdamaian Dunia.
Koordinator
Aksi Alfian Sopalatu, dalam orasinya mengecam aksi tindakan ormas Preman,
Pemuda Pancasila, Aspelindo, Inkapud dan aparat kepolisian yang diam saja
melihat preman membawa balok dan senjata tajam, ketika buruh sedang
memperjuangkan kesejateraanya. “Kami menuntut
Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) dan Kapolda segera mengusut
tuntas kasus peremanisme yang dilakukan sejumlah preman dan ormas itu. teriak
Sopalatu mengecam.
![]() |
Add caption |
Menurut
para mahasiswa ini, perjuangan yang dilakukan para buruh menuntut upah minimum
50% untuk itu rasional. Selain itu, para mahasiswa juga menyeroti Upah Minimum Provinsi (UMP) Maluku pada tahun 2014 mendatang
sebesar RP, 1.415 000/bulan. Upah tersebut menurut para mahasiswa ini bukanlah
jaminan untuk mensejaterakan para pekerja di Maluku.
Komentar
Posting Komentar