Demokrasi Kapitalisme Tak Sudi.!! lawan dan hancurkan
Dalam
perkembangan Demokrasi di Indonesia pasca kemerdekaan hingga saat ini telah
mengembangkan asas pemikiran dari rakyat untuk mengiplementasikan asas kedaulatan
rakyat dengan berbagai cara yaitu kedaulatan berada langsung ditangan rakyat
namun kedaulatan tersebut tidak pernah terwujud sebagaimana mestinya. Rakyat hanya
bisa merasakan kedaulatan disaat perhelatan politik dimana keterlibatan
langsung rakyat dalam menetukan pemimpinya di parlamen. Sementara perwakilan
rakyat di parlamen pun tidak bisa berbuat banyak disebabkan para wakil rakyat
hanya bisa berjuang untuk partai politiknya.
Banyak Partai dan Elit Politik di negara ini
tidak bisa lagi dipercaya membawa kedaulatan dan kepentingan rakyat, sebab yang
ada hanyalah janji-janji politik demi meloloskan mereka (Para Elit Politik) pada
saat bertarung di pentas perpolitikan baik tingkat Nasional maupun daerah dalam
hal ini baik pemilihan lembaga legeslatif maupun esekutif. Rakyat hanya bisa mendapat
Visi dan Misi para kandidat sedangakan kesejateraan rakyat sangat mustahil didiperoleh.
Dengan
kata lain, seorang Pemerhati Sosial Benny
Susetyo mengatakan Partai Politik sejauh
ini belum memberikan makna yang signifikan dalam mengawal demokrasi. Demokrasi
hanya dimaknai sebagai sekadar cara untuk membeli dukungan belaka. Demokrasi
pun tak lagi memberikan harapan ketika partai politik dan elite politik
terjebak pada permainan politik tingkat tinggi (high politics) yang
tentunya juga berbiaya politik tinggi.
Kegagalan partai politik menjalankan
fungsi-fungsinya secara maksimal mengakibatkan citra partai politik semakin
memburuk di era reformasi ini. Fungsi sosialisasi, rekrutmen, dan artikulasi
politik selalu dikalahkan oleh fungsi meraih kekuasaan. Ciri elitisme yang diperankan partai politik selama
ini telah meningkatkan apatisme rakyat. Ketidakpercayaan itu semakin menguat
dalam banyak hal, bahkan terhadap hal-hal baik yang dilakukannya. Antipati itu
bukan tanpa sebab, partai politik dinilai lebih banyak peduli kepada
kepentingan kekuasaan daripada memediasi kepentingan rakyat.
Memang
para wakil rakyat ketika bertarung
dipentas politik membutukan modal besar, mulai dari proses rekrutmen sampai
tahap sosialisasasi. Keinginan bertarung dipentas politik hanya bagi mereka
yang berpemodal, artinya hanya bagi mereka-mereka yang bermodal besar bisa
menang dalam pertarunan sebab dengan kekuatan modal (finangsial) dapat mengahasilkan
berbagai macam strategi untuk menang dalam pertarungan. Maka tidaklah heran
jika partai dan elit politik yang lolos dari pertarungan politik tidak mau melirik
dan mensejaterakan rakyat sebab dibenak mereka hanyalah bagaimana modal mereka biasa
kembali dan partai meraka sejatera.
Sistem
sosialisasi politik oleh elit dan partai politik di masyarakat yaitu Kapital system
atau
sistem modal. Kapital atau kapitalisme adalah suatu
paham yang meyakini bahwa pemilik modal biasa mengatasi segala permasalahan,
sebab modal dapat menentukan segalanya. Jika para elit politik sudah ada didalam
system, maka setiap kebijakan mengarah pada sebuah system kebijakan dengan
menghasilkan keuntungan besar, lagi-lagi wujud rampasannya adalah Korupsi
Kolusi dan Nepotisme.
Jangan
pilih Pemimpin Korup, jangan pilih Partai Korup jika terdapat politik uang (mani politik) di saat perelatan dan
kampanye politik oleh elit dan partai politik maka ambil uang mereka dan jangan
pilih mereka. Agar Demokrasi dikembalikan kepada demokrasi yang sejati yaitu demokrasi
yang betul-betul berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Rakyat
jangan lagi dibodohi oleh janji-janji busuk dari elit dan partai politik penipu
rakyat, jangan ada lagi pemimpin absoluth di Negara ini seperti masalalu
masa-masa ORBA yang banyak membugkam kebebasan Demokasi dan telah membajak
hak-hak berdemokrasi sehingga kedaulatan sepenuhnya tidak dirasakan rakyat
secara kolektif.
Kemudian
yang paling terpenting jika ada kesadaran rakyat untuk menjadi bebas dari berbagai
bentuk ancaman dan intimidasi akibat imbas dari perhelatan politik, maka
perjuangan rakyat melalui teriakan perjuangan janganlah dituduh sebagai hal
yang subvesib atau mengangu keamanan. Teriakan dan perjuangan rakyat harus
tetap disampikan dan dilestarikan baik lewat lisan maupun tulisan tampa harus dibatasi
selama hal tersebut tidak melangar norma yang berlaku. Kesadaran rakyat untuk
sama2 berjuang melawan pemerintahan dengan menerapkan sistem yang menindas
tidak semestinya dibungkam, sebab kesadaran perjuangan tersebut bagian dari
perjuangan tegaknya Demokrasi agar penguasa, tidak menyalah gunakan kekuasaannya
dan para wakil rakyat yang mengatasnaakan kepentingan rakyat bisa punya power
dalam mendongkrak setiap kebijakan yang diperjuangkan untuk kesejateraan rakyat
dan bukan untuk kesejateraan partai politik.
Negara
Indonesia adalah salah satu Negara yang punya kekayaan sumber daya Alam namun tenaga-tenaga
produktifnya tidak dimanfaatkan dengan baik, alasanya adalah karena kuwalitas produk
yang dihasilkan oleh tenaga produktif negara ini masih sangat rendah jika hasilnya
dipasarkaan dipasaran global hal itu sangatlah jauh dari harapan akan
kesejateraan negara. Akibatnya Indonesia menjadi negara konsutif terbesar.
Sementara pemimpinya hanya biasa berkowar-koawar dihadapan public bahwa produk
dalam negeri dapat mensejaterakan rakyat. Intinya adalah kampanye untuk
kesejateraan rakyat, realitasnya bukan rakyat yang sejatera namun pemimpin dan
pemodal yang sejatera dan membiarkan yang miskin tetaplah miskin karena yang
miskin tidaklah akan kaya. Inilah sistem kapitalisme saat ini diterapkan dengan
mengandalkan paham individualisme.
Individualisme merupakan salah satu unsur penting
dalam ideologi kapitalisme. Individualisme penting dalam kapitalisme sebab
manusia melihat diri mereka sendiri bukan sebagai bagian dari masyarakat,
tetapi sebagai "individu-individu" yang berdiri sendiri di atas kedua
kakinya dan harus memenuhi kebutuhan pribadi dengan kerja kerasnya sendiri.
"Masyarakat kapitalis" adalah arena dimana para individu bersaing
satu sama lain dalam lingkungan yang keras dan tanpa belas kasih. Ini adalah
arena yang persis sebagaimana penjelasan Darwin, yang menempatkan hanya yang
kuat yang tetap hidup, sedangkan kaum lemah dan tak berdaya akan terinjak-injak
dan tersingkirkan; ini juga tempat di mana kompetisi sengit merajalela. Sistim
inilah yang diterapkan dinegara ini sebenarnaya bentuk penjajahan baru atau impralisme dimasa kini.
Memang akhir-akhir ini perkembangan situasi internasional
sudah semakin menunjukan bahwa kapitalisme semakin dekat dengan jurang
kehancurannya, negara negara Eropa yang mengacu kepada sistim kapitalisme
semakin terlihat ketidak puasan rakyatnya dan mencari jalan keluar untuk
perubahan yang lebih baik, gelombang perlawanan tidak lagi terhindarkan, ketika
krisis melanda negri negri yang mengacu kepada sistem kapitalisme. Maka tidak
ada cara yang lain untuk mempertahankan sistem ini, negara negara kapitalis
yang akan mengalami krisis kemudian mau tidak mau harus mencari negara yang
sedang berkembang untuk mengexploitasi expansi modal serta pasar.
Indonesia adalah tempat yang menjadi sasaran bagi negara negara maju dengan berbagai macam cara untuk mempertahankan agar para kapitalisme bisa bertahan. Maka diberbagai macam sektor di Negara Indonesia dibuatkan aturan melalui tangan negara dengan berbagai UU regulasinya. Jadi tidaklah heran mengapa perampasan tanah terjadi di mana mana Pendidikan mahal serta tidak ilmiyah dan demokratis, bahkan diarahkan untuk kepentingan kapitalisme Kesehatan menjadi barang mahal Bahkan pasar tenaga kerja yang flexibeliti, (baca : Pernyataan Sikap Serikat Buruh Transportasi Perjuangan Indonesia). Lolosnya kepentingan kapitalisme di Negara ini ternyata di dukung oleh borjuasi nasional, lokal, dan sebagian besar elit dan partai politik. Dengan mengesahkan UU penanaman modal Asing lewat perjuangan parlamen, dimana infestor asing bisa berinfestasi dinegara Indonesia dengan satu tujuan bersama yaitu demi terciptanya kesejateraan bangsa.
Dengan
munculnya kebijakan kapitalisme realitas riil Negara Kesatuan Repoblik Indonesia
saat ini adalah Negara yang tak lagi utuh seperti Negara para feodalisme masa
lalu akibat dari cengraman sistem demokrasi kapitalis. Dimana-mana daerah inginya
berjuang untuk melepaskan diri dari pemerintahan Indonesia, sebut saja munculnya
Kelompok Opm, Gam, Rms, dan kelompok2 yang melakukan aksi teror diberbagai
daerah. Kelompok ini sebenarnya hanya menginginkan sebuah kemerdekaan sejati
dalam segala hal termasuk ingin merasakan hakekat cita-cita kemerdekaan yang
diperjuangkan oleh rakyat Indonesia 1945 yaitu kemerdekaan adalah hak segala
bangsa. Namun bagi daerah yang ingin merdeka lagi-lagi disebut Sepratis,
teroris, padahal hak-hak rakyat telah dijajah oleh yang punya kekuasaan. Maka yang
menjadi pertanyaan besarnya yaitu siapakah yang spratis, teroris, rakyat
ataukah yang punya kekuasaan alias penguasa ? butuh kajian panjang ? sebab Konsep
Negara adalah sekali merdeka tetap merdeka. Daerah ini hanyalah menuntut
kemerdekaan artinya kemerdekaan dalam segala hal termasuk kemerdekaan untuk
merasakan sendiri hasil kekayaan sumberdaya Alam yang dimilik rakyat, dengan tidak
harus mengekspolitasi untuk kepentingan para infestor Asing dan kepentingan individual yaitu borjuasi local
dan borjuasi Nasional. Maka kembalikanlah hakekat kemerdekaan itu pada
kemerdekaan sejati bukan kemerdekaan palsu secara djure. Kemerdekaan yang harus
betul-betul merdeka agar sekali merdeka tetap merdeka, sehingga tidak ada lagi
daerah yang ingin merdeka didalam negara yang telah merdeka.
Katidak
utuhan Negara diakibatkan oleh pemimpin yang tak lagi memikirkan kesejateraan
rakyat, hanya memikirkan kepentingan kelompok dan partai politiknya rakyat hanya
dibiarkan mengemis di negeri sendiri. Ekspolitasi justru terjadi disetiap
daerah2 yang punya kekayaan SDA misalnya saja Aceh, Kalimantan, Papua, Maluku,
dan masi banyak lagi daerah lainya yang mengalami nasib yang sama yaitu
ekspolitasi lahan untuk kepentingan para kaum pemodal. Anehnya ekspolitasi
tersebut justru di biarkan terjadi begitu saja. Memang hakekatnya para elit
politik dan partai politik hanya bisa mampu menipu rakyat dan tak pernah tulus
dalam memperjuangkan kepentingan rakyat, hal ini terjadi akibat cengkraman
system kapitalisme telah membugkam para elit dan partai politik di Negara ini.
Untuk
itu negara ini dibutuhkan sosok pimpinan professional, jujur, adil, bijaksana,
berani, tegas, bertanggunjawab, demokratis dan sosialis serta berasal dari
pemerintahan rakyat miskin agar kedaulatan itu betul2 ada langsung ditangan
Rakyat. Dengan penuh kemandirian diatas kaki sendiri dan tidak harus bergantung
pada system kapitalisme Negara lain agar negara ini bisa mandiri dalam mengatur
kebijakan yang dapat menasionalisasi seluruh asset-aset Negara dibawa control
rakyat.
Rakyat
pun harus sadar, dan betul betul sadar bukan hanya kesadaran palsu namun
kesadaran sejati untuk bangkit dan melawan atas segala bentuk sistem yang
menindas dengan satu tujuan kemerdekaan dan rakyat harus punya musuh bersama, musuh
rakyat yaitu menghancurkan Kapitalisme dan neoliberalisme demi terwujudnya
nasionalisme menuju demokrasi yang demokratis.
Penulis; Kasman Renyaan
0 Komentar