Menyajikan Data Mengungkap Fakta Menjadi Sejarah

Sejarah

3/sejarah/post-list

Tpq Al-Anshor Saluku Gelar Khatam Al-Quran Penuh Hikmat

 

 

santri dan santriwati dalam acara khatam

Huamual AGh: Sebanyak 12 santri dan santriwati Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Al-Anshor Saluku, Dusun Saluku, Desa Luhu, Kecamatan Humuan, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, mengikuti prosesi acara khatam Al-Quran, Minggu (07/11/2121), pagi.

Acara khatam ini diselengarakan setelah santri dan santriwati usai mengikuti proses pembelajaran, dengan pertimbangan sudah dapat membaca Al-Quran dengan baik dan lancar.

Para santri dan santriwati yang lulus tahun ini atas nama Sahlan Saldin, Iren Tabaubun, Afriani Uje, Nursafa R. Bungi Jaya, Kahril Wagola, Aurhel Argana Wolio, Bilal Sayuti, Aditiya Wagola, Galang Waleulu, Nugraha Saputra Wagola, Sulfa Wagola dan Iren Tabaubun.

“Alhamdulillah, Anak-anak didik kami sebanyak 12 orang telah melewati proses pembelajaran al-quran dari nol (belum tau baca) dari belajar buku Iqro, bancaan Surat-Surat pendek (quran kecil), hingga kini telah mampu menyelesaiakan bacaan Al-Quran besar dengan baik dan lancar (khatam).” Ujar Aisyah Rahangiar.

Pengasuh TPQ Al-Anshor Saluku, Aisyah Rahangiar, disela-sela acara khatam berharap kepada anak didiknya untuk terus meningkatan bacaan Al-Quran setiap saat meski sudah khatam. Pasalnya membaca Al-Quran adalah wajib bagi semua umat Islam, tak terkecuali anak-anak yang sudah khatam.

“Jadilah generasi yang terus mencintai Al-quran, menjalangkan kewajiban Islam dan jadikan Al-quran sebagai pedoman hidup agar bisa selamat dunia akhirat.” Ujarnya.

Aisyah, melanjutkan, sebagai lembaga TPQ yang telah resmi terdaftar di bawah naungan Kementerian Agama Kabupaten SBB, berdasarkan surat keputusan kepala Kementerian Agama, ijin operasional nomor, 26 /02/2018 Tanggal 2 Februari 2018, maka para santri yang telah khatam Al-quran ini, nantinya akan kami koordinasikan dengan KUA Kecamatan Huamual dan Kemenag Kabupaten SBB, untuk diterbitkan Sertifikat Khtam Al-Quran.

Acara khatam ini diselenggarakan dengan sederhana, namun penuh hikmat, yang dihadiri oleh seluruh orang tua santri dan santiawati beserta keluarga dekat yang diundang bersama-sama mengikuti prosesi acara dan tahlilan.

Acara khatam quran berbeda dengan tahun sebelumnya, sangat meriah. Mengundang ibu-ibu majelis ta'alim dari kampung-kmpung tetangga, dirangkai dengan acara hadrat. Kini kami buat sederhana pasca miningalnya pimpinan sekaligus pendiri TPQ ini beberapa bulan lalu.  

Para santri berziarah di kuburan pendiri tpq Al-Anshor

 

Usai pelaksanaan khatam Al-Quran para santri dan santiawati bersama-sama guru ngajinya berjiarah ke kuburan  orang tua asuh mereka, sekaligus pendiri TPQ-Al-Anshor Saluku almarhum Gardo Rahangiar. ** (K.R)

Share:

Lawan Plagiat Jadikan Musuh Bersama

 


Stop Plagiat. Inilah kalimat pembuka yang akan disampaikan pada tulisan ini. Berawal dari keresahan dan kegelisahan batin saya, saat membaca karya hasil riset saya diciplak. Jiwa dan batin ini, seakan terguncang. Bibir pun berkata, itu milik saya. Namun apalah daya, semua telah terlanjur. Mungkin juga dianggap waktu (keberatan) telah berlalu. Karena itu, mereka tak hendak bertanggungjawab, dan tak ada balasan ketika surat keberatan (melalui e-mail) dilayangkan.

Seakan tak ingin tahu, dan tidak tahu apa-apa. Mengganggap apa yang mereka lakukan itu, benar hingga protes tak digubris. Apapun alasannya, mengambil hak milik orang lain tampa seizin pemiliknya adalah perbuatan terlarang alias mencuri. Tindakan mencuri dalam pandangan agama manapun sangat dilarang, juga mendatangkan dosa dan petaka. Melangar norma agama dan hukum normatif. Inilah deretan kisah protes saya, terhadap media cetak ternama di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, yang sengaja mengcopi paste tulisan saya, dan masukannya di dalam opini harian mereka dan dengan sengaja menghilangkan nama saya;

Menjadi pelajaan berhaga untuk penulis pemula atau penulis kawakan, bahwa menciplak adalah perbuatan dosa. Meskipun demikian, penulis kawakan sekelas profesor pun masih melakukan tindakan bejat itu. Beberapa waktu yang lalu (10/09/2016), saya membaca sebuah status di akun fecebook milik seorang guru besar (profesor) yang bekerja di Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI). Ia sedang mempermasalahkan karya tulis Ilmiahnya, diciplak oleh orang lain yang juga adalah seorang dosen dibeberapa perguruan tinggi di Indonesia. Diantaranya dosen di sebuah perguruan tinggi yang berada di Ambon, Maluku.

Permasalahannya adalah sang penulis tidak mencantumkan nama sumbernya ketika menulis karya ilmiahnya. Seakan menggangap karya yang dihasilkannya benar 100% idenya. Inilah yang disebut plagiat alias menciplak. Saya pun mengapdet status di fecebook group Independesi Ipmam, yang sebagian besar angotanya adalah anak sekampung saya. Berikut pangalan kalimatnya;

“perbuatan yang yang tak terpuji ini, kini sedang marak terjadi dilingkungan akademik (Kampus-Kampus). Dan jika terjadi gugatan dan terbukti melakukan plagiat sesuai ketentuan Undang-Undang bisa dijabut gelar akademiknya. Alias gelar sarjana yang dimilikinya akan batal secara hukum. Oleh karena itu, adik-adikku sekalian yang baik hati, yang sedang menempuh kuliah Strata Satu (S1), dimanapun berada. Jika Anda menulis karya ilmiah kelak, hindarilah perbuatan "mencopi paste, mentah mentah- tampa memasukan nama penulisnya," karena itu bisa dipermasalahkan secara hukum sesuai ketentuan Undang-Undang yang berlaku. Berusahalah untuk menghasilkan karya ilmiah (skripsi) dari hasil bacaan dan penelitian anda sendiri. Itu lebih baik dan bermolaral daripada menciplak karya milik orang lain.”

Catatan: Tulisan Tersebut Telah dipos penulis di Kompasiana.com dengan judul "Lawan Plagiator: Protes untuk Sang Penciplak",
 

Share:

Sejarah Perkembangan Geografi

 

Google Gambar

AG-HISTORIS; Secara etimologis geografi berasal dari kata geo, yang berarti bumi dan graphein adalah gambaran. Karena itu, geografi dapat diartikan sebagai gambaran bumi dan segala aktifitas yang mempengaruhi alam dan kehidupan manusia.

Geografi pertamakali diperkenalkan filsuf Yunani Eratosthenes (276–194 SM), Ia  pertama kali memikirkan sistem koordinat geografi, dan yang pertama diketahui menghitung keliling bumi. Pada masa ini pengetahuan manusia tetantang bumi dan seisinya masih dipengaruhi mitologi, yang kadangkala tidak dapat dipahami secara logika ilmu pengetahuan modern.

Beberapa tokoh geografi klasik antara lain, Anaximandros, Thales (640-548 SM), Herodotus (485-425 SM, Pitheas (340 SM), Erastothenes dan Dikaiarchos (276-194 SM). Di antara tokoh geografi klasik, Eratosthenes paling menonjol bicara soal geografi.

Pada awalnya Geografi  merupakan diskripsi tetang catatan perjalanan para penjelajah mengenai tempat yang mereka lalui atau yang singgahi di setiap wilayah. Hal ini dapat dipahami bahwa setiap para penjejalah di masa lalu selalu mendisripsikan terkait wilayah yang dilalui, ketika melakukan penjelajahan ruang samudera.

Karya-karya besar para penjelajah ruang samudra, sebut saja Mukadimah karya Ibnu Batutah, Al-Idrisi, Ibnu Battuta, dan Ibnu Khaldun memelihara dan terus membangun warisan yang ditinggalkan bangsa Yunani dan Romawi pada masa Geografi Klasik. Di abad pertengahan dan renaissance ini, terjadi penjelajahan ruang samudera dari bangsa Eropa.

Pengambaran geografi pada era ini dilakukan untuk memperlancar kepentingan kolonialisem. Buku Geographia yang ditulis Ptelomeus telah mendorong bangsa Portugis dan Spanyol untuk menjelajah rempah dan menemukan mencari daerah koloni baru. Buku yang telah dilengkapi peta itu menjadi jalan penujuk Colombus hendak menemukan kepulaun rempah namun hanya akhirnya terdampar benua Amerika.

Selajutnya catatan perjalanan dalam laporan Suma Orental, karya Tome Pires, karya-karya ini tidak saja bicara soal kondisi dan kehidupan manusia, tetapi juga bicara alam dan keadaan flora dan fauna di Nusantara. Pada titik ini geografi masih bercirikan hasil laporan perjalanan, baik perjalanan yang dilakukan melalui darat maupun melalui laut.

Tak kalah menariknya adalah yang banyak melakukan dari kawasan basin Sungai Amazon dan kemudian di Kepulauan Nusantara, Ia banyak mengidentifikasi pembagian fauna dengan istilah Garis Wallace. Karya terkenal Wallace adalah The Malay Archipelago atau Kepulauan Nusantara. Ia dikenal sebagai "Bapak Biogeografi" yang banyak sumbangsih atas temuan pada ratusan spesies hewan dan tanaman di Nusantara. Karya tersebut turut memberikan sumbangsi terhadap perkembangan ilmu geografi. ***  (K.R).

 

 

Share:

Filsafat Konfusius Di Masa Dinasti Chou (1222-221 SM)

 

Skesta Kong Hu Cu atau Konfusius


AG-HISTORIS:
Sejarah pemikiran filsafat Cina kuno mulai berkembang pada masa Dinasi Chou (Chou Timur) 1222-221 SM. Ada tiga aliran filsafat Cina yang terkenal di masa itu, yang berpengaruhnya dirasakan hingga saat ini. Terutama dalam dunia kefilsafatan dan pendidikan.

Pada prisipnya pemikiran filsafat tersebut pengaruhi sikap optimis dan pisimis dalam kehidupan seseorang. Pemikiran filsafat Cina kuno itu adalah Kun Fu Tzu, Mo Ti dan Lao Tzu. Ketiga pemikir itu disebut Three Father of Cihinase Philosophy (Bapak Filsafat Cina).

Menyoal aliran filsafat Cina kuno, Kun Fu Tzu atau Konfusius, memiliki tiga pokok ajaran filsafat yang dikenal dengan Li, Ren dan I. Ketiganya mengajarkan prinsip hidup untuk mencapai kedamaian. Apabila manusia memegang prinsip tersebut maka kehidupan menjadi aman tentram dan damai. Untuk menjalangkan itu, manusia mengenal dirinya dan menempatkan dirinya pada tempatnya secara bijaksana.

Konfusius merupakan sebuatan bangsa barat untuk Kun Fu Tzu, Ia adalah seorang pemikir yang lahir pada 551 Sebelum Masehi (SM), di daerah Lu, Provinsi Shantung. Ia merupakan seorang guru yang memberikan pendidikan tampa membedakan status dan golongan. Pada usia 17 tahun  ia menjadi penilk pekerja kebun umum dan lumbung. Pada usia 22 tahun, pekerjaan tersebut ia tinggalkan dan memulai pekerjaan baru, yakni mengajar.

Dalam memberian pengajaran tokoh filsafat Cina kuno ini, tampa membedakan perbedaan kelas dan status sosial. Siapa saja berhak mendapat pendidikan. Karena itu, ia menjadi simbol moralitas dalam pendidikan di Cina. Sebelum kemunculan tokoh filsafat Konfusius, pendidikan dan pengajaran hanya dinikmati oleh anak-anak golongan bangsawan atau para pendeta. Konfusius hadir dengan warna baru.

Dalam memberikan pendidikan kepada anak, Konfusius, mengajarkan bahwa orang tua harus memberikan teladan kepada anak dengan baik dan bijaksana, agar anak dapat patuh terhadap orang tuanya. Menurut ajaran komfusiu bahwa manusia pada dasarnya baik, tetapi karena nafsu-nafsu yang membuat ia tidak baik, sehinga untuk berbuat baik dan bijaksana seseorang harus mengenadalikan hawa nafsunya. *** (K.R).

Share:

Unordered List

3/sosial/post-list

Latest blog posts

3-latest-65px

BTemplates.com

3/sosial/col-right
Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Statistik Pengunjung

Ekonomi

3/ekonomi/col-left

Publikasi

3/publikasi/feat-list

Error 404

Sorry! The content you were looking for does not exist or changed its url.

Please check if the url is written correctly or try using our search form.

Recent Posts

header ads
Ag-Historis

Text Widget

Sample Text

Pengikut

Slider

4-latest-1110px-slider

Mobile Logo Settings

Mobile Logo Settings
image

Comments

4-comments

Budaya

budaya/feat-big

Subscribe Us

Recent Posts

sejarah/hot-posts

Pages

Popular Posts