Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2022

Apa Guna Jalur Rempah untuk Banda Naira?

  Jalur Rempah, tidak hanya untuk seriomonial makan patita, tetapi juga harus bisa mengenyangkan masyarakat pemilik rempah. Banda Naira, adalah titik nol jalur rempah Nusantara, dengan komoditas utamanya pala dan fuli. Fakta itu tak bisa terbatahkan.  Pertanyaannya apa manfaat jalur rempah untuk Banda Niara sebagai pemilik identitas rempah? Pemerintah harus bisa merekomendasikan kepada pusat, bila Indonesia punya Jalur rempah sebagai Identitas bangsa, seperti Cina punya Jalur Sutra, maka Banda Naira harus menjadi “TITIK NOL JALUR REMPAH ” dan itu perlu ditergaskan dalam keputusan pemerintah bila nantinya UNESCCO menyetujuai Jalur Rempah Sebagai Warisan Dunia. Dengan demikian, Identitas kepemilikian tanaman endemik itu tidak dikelaim daerah lainnya. Agar Banda Naira tak diabaikan, seperti Belanda dulu usai menguras hasil rempah lalu mengabaikannya. Banda Naira kini masih tertinggal jauh dari daerah lain di Indonesia. Janji pemekaran Kecamatan Banda Tak kunjung terealisas...

Pulau 'Run' Sejarah Kampung Nelayan yang Terabaikan

  Negeri Pulau Run Ingatan Sejarah Sejarah Run yang ditukarkan dengan Manhattan, New York, Amerika Serikat, pada 31 Juli 1677, hingga kini masih segar dalam ingatan kolektif orang Banda Naira, terutama penduduk yang menetap di Pulau Run. Peristiwa tukar guling antar kepentingan, sesama bangsa kolonial itu adalah kisah klasik, namun asik dituturkan sepanjang masa. Meski terdengar liar saat warga usia senja melukiskan alurnya. Seolah saksi sejarah, ketika terjadi konflik Belanda versus Ingris di titik terdepan Kepulauan Banda itu. Tradisi lisan yang mengandung pesan mendalam, sarat makna dikisahkan orang tua dengan lincah, meski tampa membaca refrensi. Saya begitu mengagumi dan memilih menjadi pendengar setia. Ketika beberapa orang tua menurutkan peristiwa besar dalam arus sejarah rempah dunia, dipelataran mesjid raya, Desa Admistratif Pulau Run, Senin, 27 September 2021, Siang. Sembari mendengar cerita santai dari beberapa orang tua, usai Shalat Dzuhur, pandangan Saya tertu...