Menyajikan Data Mengungkap Fakta Menjadi Sejarah

Sejarah

3/sejarah/post-list

Historiografi: Menulis Karya Menghasilkan Sejarah


                                                 Peta Konsep Historiografi
 
1.       HISTORIOGRAFI SEJARAH POLITIK
 Sejarah adalah percakapan yang tidak putus-putusnya antara masa kini dengan masa lampau, suatu hubungan yang tiada henti-hentinya antara sejarawan dengan keterangan tentang kelampauan (Edward Halett Carr, 1965: 29). Politik adalah pengetahuan tentang ketatanegaraan; perhatian utama pada kekuasaan dan kedaulatan dalam kelompok rakyat. Sedangkan kata, Edward A. Freeman, bahwa sejarah adalah politik masa lampau (pandangan abad ke-19).
a.      Pendapat Para Sejarawan
1.        Gooffray R. Elton:
Sejarah politik merupakan kerangka kerja yang terbaik bagi penyusunan data sejarah (pandangan bad ke-20) Sejarah politik: sejarah konvesional. Sejarah konvensional: sejarah monumental, sejarah yang memusatkan perhatian pada orang-orang besar, tokoh-tokoh penting, dan peristiwa-peristiwa besar.
b.   Ciri sejarah konvensional
1.      Memuja akibat, dan hasil.
2.      Perubahan politik dan sosial yang diagungkan adalah yang diciptakan pemerintah dalam kekinian
3.      mengabsahkan pemerintah yang ada.
c.      Ciri Sejarah Politik Modern:
1)      Menelusuri sebab-akibat dan menekankan proses yang dijalani
2)      Memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh pada perubahan politik dan sosial.
3)      Perhatian diarahkan untuk mengambil pelajarani dari masa lampau untuk mem bangun masa depan yang lebih baik.
2.      Ronald Hutton
-          Sejarah politik adalah studi tentang organisasi dan penerapan kekuasaan masyarakat pada masa lalu.
-          Perhatian pada: rekonstuksi akibat dari keputusan politik, idiologi perilaku yang bergantung pada evolusi mkoralitas, teknologi, pendidikan, agama, pola kekayaan, dan hubungan internasional.
3. John Turner.
     Sejarah politik adalah upaya mendapatkan dan menggunakan kekuasaan dalam msyarakat.
     Subjek sejarah politik: bagaimana mendapatkan dan menggunakan kekuasaan mastarakat serta negara dan sistem kepartaian, pembuatan kebijakan diplomatik, dan kebijakan sosial pada masa perang.
4.        Kenneth O. Morgan:
-   Sejarah politik berarti meng-interpretasikan kembali setiap unit tertentu dari masyarakat kota, daerah, rakyat, negara, atau masyarakat internasional dalam hal bagaimana kekuasaan dicari, dilaksanakan, ditentang, disalahgunakan, atau ditolak.
-   Kebanyakan sejarah politik digunakan sekitar dokumen konstitusional, silsilah politik; dalam dekade terakhir ini: hubungan antara bentuk politik dan kegiatan politik dalam masyarakat tertentu.
-   Perang adalah bentuk yang paling dramatis dari politik diakui sebagai faktor terkuat yang menyebabkan perubahan sosial dan ekonomi.

2.        HISTORIOGRAFI SEJARAH SOSIAL
J. Jean Hecht, mengatakan sejarah Sosial adalah studi tentang struktur dan proses tindakan serta tindakan timbal-balik manusia sebagaimana telah terjadi dalam konteks sosio-kultural dalam masa lampau yang tercatat. Sejarah sosial meliputi seluruh lingkup kehi-dupan dan kebudayaan dalam masyarakat-masyarakat yang ada pada zaman sejarah. Sejarah sosial sepantasnya terbatas pada sisa yang telah dikurangi tata negara, ekonomi, dan bidang-bidang kebudayaan seperti keper-cayaan/religius dan teknologi. Sejarah sosial membicarakan sejumlah lembaga pranata-pranata kerumahan dan masyarakat yang beraneka jenis, adat istiadat, sikap, dan artefak-artefak. Kaum Fabian dan Marxis, mengatakan sejarah sosial merupakan sejarah ekonomi dalam skala kecil seperti standart hidup, transportasi, kesehatan masyarakat, hukum yang buruk. Terkait itu, David Cannadine, sejarah sosial merupakan sejarah orang politik yang ditinggalkan. Sedangkan Trevelyan, berpendapat, sejarah sosial menggambarkan kehidupan masyarakat tanpa aspek politik. Beberapa karya sejarah sosial yang ditulis para ahli diantaranya:
      Herodotus : menulis tentang adat-istiadat orang-orang Skyth dan Tacitus menulis tentang lembaga-lembaga suku-suku German.
      Julius Mose: dipandang sebagai bapak aliran sejarah sosial dari karyanya: Osnabruchische Gechichte (1768).
      Voltaire: The Age of Louis XIV (1751): menguraikan tentang masyarakat Prancis sebagai satu kesatuan; mengungkapkan berbagai segi kehidupan dan kebudayaan, antara lain: peperangan, keuangan, pemerintahan, ilmu pengetahuan, kesusateraan, kesenian, adar-istiadat, dan agama.
Sejarah Kebudayaan Sebagai Sejarah Sosial
Voltaire: Karyanya The Age of Louis XIV dipandang sebagai awal madsab Sejarah Kebudayaan (Kulturgeschichte) dipandang juga sebagai sejarah sosial karena memper-hatikan tipe-tipe sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Berbarengan dengan munculnya sejarah kebudayaan, muncul pula aliran sejarah sosial. Karya awal sejarah sosial ini dipandang tidak skematis karena:
a.       tidak ada perhatian pada morfologi dan dinamika sosiao-kultural; dan
b.      tujuan pokoknya adalah penggambaran kehidupan dalam masyarakat.
Ciri Sejarah Sosial Awal :
1.      bersifat tinjauan kemasyarakatan: karya Albert E. Richardson (1931): Georgian England. A Survey of Social Life Trades, Industries and Art from 1700 to 1820, dan karya Arthur Bryant (1935): The England of Chaeles II.
2.      penelitian pada satu bagian yang sempit saja: Karya Warwick Wroth (1896): London Pleasure Gardens of England of the Eighteenth Century, dan Robert Aleen (1938): The Clubs of Augustan London.
3.      Perhatian pada sejarah keluarga tanpa tendensi: Arthur W. Calhoun (1945): A Sosial History of the Amarican Family from Colonial Time to the Present.
Ciri pokok sejarah sosial pada awalnya adalah keanekaragaman.
Sejarah Sosial Baru
1.      Mempelajari setiap aspek masyarakat.
2.      Memperhatikan peranan rakyat biasa dalam sejarah (peranan utama).
3.      Menelusuri aspek sosial dari semua lembaga;
4.      Meminjam teori dan konsep ilmu-ilmu sosial
Gerakaan Bloch-Febvre
1. Mempelajari setiap aspek masyarakat.
2. Memperhatikan peranan rakyat biasa dalam sejarah (peranan utama).
3. Menelusuri aspek sosial dari semua lembaga;
4. Meminjam teori dan konsep ilmu-ilmu sosial
Arah Pemikiran
1.      Data yang patut diberikan pertimbangan khu-sus adalah peninggalan paling awal: arkeolo-gis, kartografis, linguistik, folkloris ; bahan ini dapat memberikan dasar untuk merekonstruk-si masa lampau.
2.      Menciptakan sintesa dari data: sosiologi, psikologi, ekonomi, dan geografi. Untuk maksud ini didirikan majalah Annales  d’histoire economique et sociale (1929).

3.      HISTOGRAFI SEJARAH EKONOMI
Sejarah Ekonomi: menaruh perhatian pada kegiatan ekonomi masa lampau. Perhatian pada: pertumbuhan, kemandekan, dan kemerosotan ekonomi. Kemakmuran kelompok-kelompok individu senada dengan arah perubahan ekonomi dan hubungan timbal-balik antara organisasi ekonomi dan kegiatannya. Hal ini mengarahkan perhatian pada struktur pranata masyarakat – terpadu pada sejarah sosial dan sejarah politik.
Perhatian Studi Sejarah Ekonomi:
1.      Keseluruhan pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor yang menentukan perubahan itu (atau kemandekan dan kemerosotan).
2.      Distribusi pendapatan dalam ekonomi tersebut bagi arah pertumbuhan atau kemerosotan
3.      Seluruh bidang yang menyangkut persoalan kemakmuran selama terjadinya perubahan ekonomi pada masa lampau.
Pengkajian Sejarah Ekonomi
1.      Sejarah ekonomi tradisional- sejarawan: berpedoman pada jenis penelitian sejarah, mengutamakan data verbal daripada data numeric, dan perhatian pada keuntungan dinamik.
2.      Sejarawan ekonomi modern-ekonom: berpedoman pada data numerik-ke arah econometerik atau cliometik-berpusat pada keuntungan ekonomi.
Perhatian Studi Sejarah Ekonomi Modern
1.      Keseluruhan pertumbuhan ekonomi dan factor-faktor yang menentukan perubahan itu (atau kemandekan dan kemerosotan).
2.      Distribusi dan ekonomi tersebut bagi arah pertumbuhan atau kemerosotan
3.      Seluruh bidang yang menyangkut persoalan selama terjadinya perubahan ekonomi pada masa lampau
4.      Ekspor dan import
5.      Teori ekonomi
6.      Keuntungan ekonomi.
Perhatian Studi Sejarah Ekonomi Tradisional
1.      Keseluruhan pertumbuhan ekonomi dan factor-faktor yang menentukan perubahan itu (atau kemandekan dan kemerosotan).
2.      Distribusi pendapatan dalam ekonomi tersebut bagi arah pertumbuhan dan kemerosotan
3.      Seluruh bidang yang menyangkut persoalan kemakmuran selama terjadinya perubahan ekonomi pada masa lampau.
4.      Jaringan perdagangan (trade network)
5.      Kota Pelabuhan (Trade dispora)
6.      Keuntungan dinamik.
Keuntungan Dinamik
1.      Peluang Berkelebihan (vent for suplus); melalui hubungan perdagangan dapat diketahui sumber-sumber ekonomi baru dalam penegertian hal-hal yang sebelumnya belum bernilai ekonomi menjadi bernilai ekonomi.
2.      Transfer pengetahuan dan Teknologi). Hal ini menunjukan pada mempelajari pengetahuan dan teknologi pihak yang dipandang lebih maju untuk membangun dan memajukan kegiatannya.
4        HISTORIOGRAFI SEJARAH MARITIM
a.      Pengertian
Laut adalah gengaman air asin yang mengintari bumi. Laut dikatagorikan dalam dua fungsi:
1.      Maritim (Maritime) : Laut berfungsi sebagai infrastruktur
2.      Marin (marin): laut berfungsi sebagai pendapatan
b.      Historiografi Sejarah Maritim
Alferd Thayer Mahan (1840-1914); the influence of sea power upon Hinstory, 1660-1783, terbit 1890. Unsur-unsur yang menetukan negara berkembang menjadi kekuatan laut adalah:
-          Kedudukan Geografis
-          Bentuk tanah dan pantainya
-          Luas wilayahnya
-          Jumlah Pendudknya
-          Krakter penduduknya
-          Sifat Pemerintahanya
c.      Kebijakan Maritim
1.      Laut Bebas: mare liberium-perdagangan bebas
2.      Laut tertutup: mare clausum-berdagang sendiri-monopoli
d.      Negara Maritim
Suatu dikatakan menjadi negara maritim, apabila mempunyai dua kekuatan utama, yakni:
1.      Neval Power: angkatan laut yang bertugas batas perairan laut negara
2.      Sea Power: angkatan laut yang ditempatkan pada daerah strategic untuk mengatur kebijakan ekonomi politik.
e.      Pelopor Sejarah Maritim Indonesia
Adrian Bernard Lapian, dijuluki sebagai nahkoda sejarawan maritim Asia Tenggara, sebab Lapian, merupakan pelopor studi sejarah maritim Indonesia, karyanya berjudul: Orang Laut, Bajak Laut, Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX, (terbit 2009). Senada dengan Mahan-menelusuri pengaruh kekuatan laut terhadap kehidupan kelompok orang: orang Laut, Bajak Laut, dan Raja Laut.
f.        Objek Studi
1.      Negara Maritim
2.      Gerak Barang dan Jasa; Ekspor infor, dan orang (keuntungan ekonomi)
3.      Perdagangan antar pulau dan Bandar (jaringan perdagangan)
4.      Aktifitas dipusat perdagangan (kota, lintas budaya)
5.      Keuntungan dinamik
g.      Perdagangan Maritim
1.      Trade Network: Jaringan perdagangan dengan Bandar niaga lain.
2.      Trade Dispora: Kunjungan Pedagang asing kebandar niaga sendiri sehingga terjadi lintas budaya niaga (cross culture trade)
h.      Keuntungan Dinamik
1.      Peluang Berkelebihan (vent for suplus); melalui hubungan perdagangan dapat diketahui sumber-sumber ekonomi baru dalam penegertian hal-hal yang sebelumnya belum bernilai ekonomi menjadi bernilai ekonomi.
2.      Transfer pengetahuan dan Teknologi. Hal ini menunjukan pada mempelajari pengetahuan dan teknologi pihak yang dipandang lebih maju untuk membangun dan memajukan kegiatannya.
5        HISTORIOGRAFI SEJARAH KEBUDAYAAN
a.      Pengertian kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil Cipta, karsa dan rasa. Cipta-berfikir: kemampuan untuk memenuhi hasrat memperoleh yang baik dan mencapai kebaikan. Karsa-Berkehendak: kemampuan untuk memenuhi hasrat memperoleh hal yang baik dan mencapai kebaikan; Rasa-berassa: kemampuan untuk hasrat seni dan keindahan.
Kebudayaan menurut Koenjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karsa manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
b.      Wujud Kebudayaan
1.      Sistem budaya-nilai ide, gagasan norma.
2.      Sistem sosial-kompleks aktifitas dan tindakan berpola
3.      Artefak-hasil produk budaya dalam bentuk benda tinggalan.
c.      Sejarah Kebudayaan
Menelusuri dan mengungkapakan;
1.      Lembaga-lembaga kemasyarakatan
2.      Pranata-pranata sosial
3.      Proses perkembangan kehidupan manusia
4.      Kesenian peradaban
5.      Muncul gagasan Chalenge-and response Menimbulkan:
6.      Pertumbuhan peradaban (Growths Civilization)
7.      Kemerosotan peradaban
8.      Kehancuran peradaban
d.      Contoh Karya Sejarah Kebudayaan
Arnold J. Toynbee: A Study of History: Studinya diarahkan untuk menjelaskan peradaban dengan membandingkan setiap peradaban di dunia; masyarakat Kristen Ortodok, masyarakat Iranik dan Arabik, masyarakat Syria, India, Sinik, Minoa, Sumerik, Babylonia, Mesir dan Lainnya.

Share:

Budayakan Membaca

Penulis Abdul Asis

Abdul Asis, Membaca

Iqro dalam bahasa Arab bermakna bacalah. Sebuah makna yang menyuruh kita untuk membaca.  Istilah membaca ini sebetulnya bermakna luas. Karena itu, saya membatasi makna membaca hanya melalui media tulisan, buku, tafsir, dan sejenisnya. Pada prinsipnya, dengan membaca kita dapat mengetahui seluk beluk dunia dan seisinya.

Terkadang kita selalu mengabaikan budaya membaca. Padahal kalau kita merujuk dari sejarah para ulama Islam, mereka selalu membudayakan membaca. Selain membaca, mereka juga menulis, mengkaji, menafsir dan mengaflikasikan ilmu yang mereka dapatkan. Para ulama terdahulu tak merasa bosan untuk menyelami dunia ilmu, sehingga otoritas kazana keilmuan yang mereka miliki betul-betul mempuni. Sedikit teringat dengan perkataan Imam Annawawi dalam kitab ilmu, bahwa “kebutuhan manusia terhadap ilmu melebihi dari kebutuhan makan dan minum.”

Apabila kita menafsirkan perkataan tersebut sangatlah mendalam maknanya. Melalui media tulis ini saya mengajak kita sekalian, mari sebarkanlah virus membaca. Dan untuk adik-adikku khususnya yang sedang menimbah ilmu dibangku pendidikan, SMA Iqro Amaholu. Ayo!Budayakan membaca. Marilah kita membaca untuk mengenal dunia, menanamkan loyalitas terhadap ilmu dengan membaca. ***

Share:

Wujudkan Peradaban dengan Ilmu


Penulis: Abdul Asis.

Sebuah Pandangan Tentang Peradaban Ilmu

Masalah yang paling penting dihadapi umat saat ini adalah manusia dan pembinaannya. Pembinaan yang terhubung dengan warisan kebudayaan. Berinteraksi dengan zaman, berkomitmen untuk masyarakat dan bangsanya. Apabila manusia diabaikan tumbuh tanpa ilmu dari akarnya, maka musnalah.

Sesungguhnya, kemajuan pembangunan tidak dapat dicapai dengan politik dan uang semata. Melaingkan dicapai dengan suatu asas ilmu dan pengetahuan. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi peting, sehingga generasi mampu memberikan kontribusi penuh untuk mewujudkan sebuah peradaban.

Peradaban ilmu dan pengetahuan melalui wadah pendidikan, sehingga seseorang tidak hanya berpanguku tangan melihat keadaan dan menyaksikan kondisi yang ada apatis, pesimis, dilingkunggannya. Dapat menciptakan pembagunan SDM, meningkatkan kemajuan, kemakmuran dan mengabdikan dirinya untuk generasi di masanya. Wujukanlah peradaban dengan ilmu, agar kita tidak ketinggalan kereta dalam pembangunan. ***
Share:

IPMAM DALAM IDE

IPMAM HANYA TUNGGAL DALAM IDE”ATAUKAH SEBALIKNYA “
Oleh: Jubaer Hart
 Sebuah pandangan
Perbedaan gagasan, politik, dan ideologi berimplikasi terhadap generasi dan kader IPMAM di abad ke 21. Berbagai macam latarbelakang dan pergerakan  kader-kader IPMAM  di rana akademisi, membuat organisasi ini berada dipersimpangan jalan. Berbekal pengetahuan ideologi islam yang fundamentalis dan diskusi-diskusi tentang keislaman yang tauhid, sampai membaiat IPMAM diharamkan berpolitik mengingat politik bernuansa sangat ekstrim terhadap kepentingan individual maupun golongan. Lantas kemudian disimpan dimana-dan dikemanakan  kader-kader yang berkualitas ini? Atau politik seperti apa yang harus dipakai oleh IPMAM? Mungkin karnah IPMAM adalah organisasi yang menggunakan rujukan Al-Quran dan As-Sunnah, sehingga berpolitk dijadikan sebagai tabuh. Saya rasah pertanyaan-pertanyaan seperti ini yang harus kita carikan jalan keluar atau soslusi, sehingga nilai-nilai dan maknah organisasi terkontruksi dengan baik dalam tindak tanduk kehidupan berorganisasi kita. Dengan demikian, ketunnggalan IPMAM terejahwantakan dalam  tindakan konkrit, bukan hanya tunggal dalam ide kita saja.
Kader IPMAM adalah harapan bangsa dan masyarakat Amaholu khusunya. Olehnya itu, patut bertanggungjawab ketika ada segolongan atau segerombolan dari luar datang mengeksploitasi dan menjadikan IPMAM dan masyarakat Amaholu sebagi obyek eksploitasi dan mengobrakabrik masyarakat untuk mengeruk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Patutkah hal ini kita melakukan pembiaran, sehingga selamanya kita diklaim sebagai masyarakat  dan generasi yang inferior. Yang selalu takut dan tunduk terhadap hegemoni dan dominasi orang lain.  Saya rasa, ini adalah sebuah kebiadaban yang harus kita lawan dengan sumberdaya kita yang ada. Yaitu  dengan kita fungsikan kader kita yang berkualitas dan revolusioner, sehingga menjadi dewa penolong bagi masayarakat amaholu dan masyarakat huamual secara general dan klimaksnya kita akan meruntuhkan stegmen dari La Arifin bania sehingga kejayaan Sembilan belas dusun dan  sentral geografisnya ada di Amaholu dan generasinya.
Ada beberapa hal kenapa saya mengangkat tema Ipmam Hanya  Tunggal Dalam Ide atau kah sebaliknya, didalam tulisan ini. Mengacu kepada realitas historis perjalanan IPMAM dan gerasinnya selalui dilewati dan diwarnai  dengan kontradikitif-kontradiktif, baik itu yang konkrit maupun yang abstrak. Anehnya dari kontradiktif –kontradikti tersebut, tidak menjadikan sebagai rahmat, malahan saling menyerang dan menyalahkan satu sama lain. Dimanakah  letaknya kita memposisikan perbedaan adalah rahmatan lilalamini tersebut? Entahlah kenapa! Mungkin ini adalah hukum alam dan berlaku seluruh mahluk hidup yang ada dijagat raya ini, sehingga  setiap mahluk hidup tidak bisah lari dan  menghindarinya. Dan hukum alam  itupun demikian  berlaku terhadap organisasi ini. Anehnya, kebanyakan sumber kontradiktif tersebut mengacu kepada mempersepsikan politik sebagai satu-satunya sumber kontradiktif sehingga solidariatas dan loyaliatas dalam organisasi hanya tunggal dalam ide-ide individu-individu saja. Bukan di dalam sikap dan tindakan kita yang konkrit dalam berorganisasi.
Berbicara politik, ada baiknnya kita mendevinisikan politik secara sahih, sehingga  kita tidak terjebak secara parsial, serta naïf dan kolot dalam memahami politik. Alhasil, yang ada dipikiran kita politik semata-semata hanya untuk kepentingan primordial dan golongan, sehingga tidak melihat politik dari sisi positifnya. mengacu pada beberapa pendekatan baik secara islam maupun dimensi ilmu politik itu sendiri. Menurut sumber historis yang kutemui dalam islam, bahwa politik sudah diajarkan pada fase Rasullah SAW menjalankan dakwahnya yaitu pada saat Rasullah Hijrah dari Mekah  ke Madina dengan mengambil sebuah kebijakan politik yaitu mempersaudarakan kaum muhajirin dan ansar yang ada di Madina. Di mana sebagi sebuah strategi dan taktik untuk keselamatan mereka menuju suatu missi yaitu membebaskan umat manusia dari perbudakan dan eksploitasi dengan konsep islamnya.  Konsep kenegaraan pun dicetuskan pertama kali di Madina (Baca: konsep  Islam dan Negara). Kalimat ini, sebenarnya harus menjadi sebuah kehalalan toiban bahwa apapun organisasinya dan ideologinya pada dasarnya politik bukan lagi menjadi sebuah keyakinan tradisonalisme atau menjadiakan sebuah isme yang harus diajauhi oleh generasi bangsa dan generasi IPMAM.
Ketika generasi IPMAM  diejahwatahkan dalam kehidupan konkrit dengan mendorong kadernya menuju kepentingan jamaah maka ketunggalan IPMAM dalam ide tersebut tidak bersifat peyoratif,gagasan kebersamaan dan keutuhan organisasi semakin terwujud dalam realitas dan tindakan kita dengan mengambil sebuah keputusan kolektif kolegial sehingga badai politik tidak menembus dalam organisasi yang kita cintai ini.karna materi yang menentukan ide,  sehingga IPMAM  selalu tunggal dalam warna warni kehidupan berorganisasi , sebaliknya bukan ide yang menetukan materi, alhasil ketunggalan  IPMAM hanya terwujud dalam angan-angan yang kosong tanpa terkonstruksi dalam tindakan dan perbuatan kita yang lebih konkrit.
Tulisan ini bukalah sebuah kebenaran sejati yang harus menjadi sumber pemahaman kawan-kawan,  tapi hanya sebagai batu loncatan untuk merevitalisasi kontelasi didalam organisasisi dan penulis bukan dimaa’sumkan dari kesalahan.karna kebenaran sejati hanya ada dilangit.salam pembebasan, salam organisasi IPMAM, semoga jaya selalu, dan bongkar kebiasaan lama ciptakan kebiasaan baru yang inovatif, revolusioner, dan religious. *****




Share:

Jumpa Pertama di Kota Daeng


Aku dan kamu berjumpa di Kota Daeng. Pertemuan itu, kali pertama kita. Setelah sekian lama mengipikan perjuampaan itu. Kita bertemu di UVRI Antang. Di Pos penjagaan, Kampus UVRI aku menggu. Dan beberapa waktu aku menunggu, kamu tiba-tiba muncul dari arah depan pintu gerbang, dengan berboncengan sepeda motor. Kamu bersama kakak Iparmu. Kamu memanggilku Bi, disini. Dengan senyum aku menjawmu, kesini saja. Tak menunggu lama kamu pun melangkah mendekatiku. Kita bersalaman, jabat tangan, saling melempar senyum. Kamu memandangku, mencubit-cubit badangku dengan penuh kasih sayang. Kaka iparmu datang menyembar kita. Aku berkenalan denganya, berjabatangan dengan senyum malu.

Kamu mengajaku kerumah sepupumu. Tak ada motor untuk bisa menjangkau rumahmu. Kamu mencarikanku ojek. Dan aku menungguhmu, hingga kamu muncul bersama ojek yang kamu ajak untuk memboncengku. Aku bersama tukang ojek satau sepeda motor dan kamu bersama kaka iparmu semotor. Kami mengikuti belakang kalian. Sekali-kali tukang ojek menancapkan gas, takut pandanganya terselip oleh kenderaan lain. Begitu cepat kalian mengendrai motor itu, hingga sesekali tukan ojek bertanya dimana mereka? Lorong demi lorong dimasuki, tetapi belum juga sampai. Lumayan jauh perjalanan dari kampus UVRI ke rumah sepupumu.

Aku mengeluarkan uang 10 ribu untuk ongkos ojek. Kalian mengajaku masuk dan aku pun masuk, memberi salam. Salam itu kalian jawab sendiri. Aku masuk, duduk bersila di dasar lantai. Beberapa menit kita duduk ngobrol berdua, datang pula saudara sepupumu. Lelaki itu tersenyum disaat memandanku. Aku membalas senyumnya. Kita ngobrol bersama. Aku, kamu dan sepupumu. Pembicaraan kita, tak begitu mencair, selain rasa tegang menyelimuti kita, juga ini kali pertama kita duduk bersama.

Dari waktu Zuhur, hingga shalat asar kita masih saja nobrol. Aku menanyakan letak mesjid dan meminta pamit sebentar untuk ke mesjid, agar bisa menuniakan Shalat Ashar. Aku meninggalkan kalian berdua, bercerita. Usai shalat aku kembali lagi ke kontarakan kaka iparmu yang tak begitu jauh dari mesjid, tempat aku menunaikan shalat Ashar. Pisang gorong..pisang goreng. Teriak anak penjual pisangoreng itu, sambil berjalan melewatiku. Akupun menahan anak itu, memintanya untuk mengikutiku. Ia pun turut berjalan bersamaku menuju romah kontrakan sepupumu itu. Disitu, kumelihatmu duduk di jendela, tak memakai jilbab, seperti halnya pertama kita berjumpa tadi. Aku menyuruhmu membeli pisang goreng yang dibawa anak itu. Kamu lalu mengambil beberapa pisang goreng itu, bersama sambalnya. Menaruhnya di sebuah piring kaca. Piring yang baru saja kamu ambil dari rak piring itu.

Kamu mengajak kami makan. Kita makan bersama, sambil menonton TV. Bercerita, sekali-kali aku melirkmu. Kita salang berpandangan lalu tersenyum. Beberapa lama kemudian aku meminta pamit, pulang ke temapt kosku. Kamu bilang tunggu sebentar. Ternyata kamu memakai jilbab dan mengantarku keluar, menuju pangkalan ojek. Sambil bercerita kita berjalan berdua. Melihat bakso, aku bilang aku ingin maken, semenjak dari tadi perutku belum menyentu nasi. Kamu bilang makan bakso, tetapi kamu tak bawah dompet. Sambil berjalan kita bercerita, berlalu dari tempat bakso. Disepanjang jalan, kamu sesekali memukul pundakku dan mengandeng tanganku.
Kaka Sepupumu mengenderai motor menyambar kita dari belakang. Mengajak aku naik. Aku pun naik. Dadaa….Katamu, dan aku membalsanya dadaaa…kita pun berlalu.

Minggu 20 September. Kamu mengajaku ke pantai losari. Tapi kita gagal bertemu. Aku datang kemu kembali. Aku salah jalur, bukan dipantai losari tapi, sampai dijalan cendra wasih.
                                                                   Sabtu, 19 September 2015. 

Share:

Konsep Tentang Sejarah yang Diingat


 “Sejarah yang diingat.” Demikian pengalan kalimat yang pernah diutarakan sejarawan Inggris, Bernard Levis (terjemahan, 2019). Ungkapan tersebut, sesungguhnya tepat untuk menulis narasi sejarah yang ditemukan dari masyarakat bawah ini. Keberadaan mereka dalam panggung kesejarahan Indonesia pada umumnya, meminjam istilah Zuhdi, diabaikan dan terabaikan. Kecenderungan sejarawan dalam menampilkan diskripsi sejarah selama ini, lebih banyak memunculkan kisah heriok masyarakat yang berasal dari kalangan menegah ke atas, sehingga rakyat kecil yang hidup di dusun dan di desa terpencil, tak punya tempat dalam sejarah. Bahkan kisah mereka pun ketika ditampilkan dalam pangungg sejarah tak banyak diminati oleh pembaca. Padahal nilai-nilai kesejarahan yang dapat dipetik dari kisah itu, banyak yang bisa dijadikan pengetahuan generasi bangsa sekarang dan di masa depan.
Karena itu, historografi ini menampilkan narasi sejarah dengan pendekatan sejarah masyarakat bawah, sesuai hasil penelitian yang ditemukan penulis di lapangan. Menyajikan beberapa sejarah kampung-kampung Buton di pesisir Hoamual, SBB-Maluku. Kehadiran mereka di daerah itu, sesungguhnya tidak meninggalkan bukti tertulis. Kapan orang Buton pertama kali datang wilayah Hoamual? Sebuah pertanyaan kritis, yang sudah barang tentu tidak akan bisa ditemukan dan dibuktikan kebenarannya secara mutlak. Namun itulah sejarah, bukanlah ilmu pasti, tetapi dialog yang tak berkesudahan, selama didukung dengan data dan fakta.
Memang belum ada, dan bahkan mungkin tidak akan perah ada temuan dokumen yang bisa dijadikan sumber data yang otentik untuk membuktikan kebenaran cerita sejarah orang Buton di Huamual. Apa yang dikisahkan tentang masa lalu mereka di tanah rantau itu, hanya terekam dalam inggatan kolektif masyarakatnya. Itupun bukan pengkisah bukan lagi dari pelaku pertama, tetapi cerita itu sudah turungkan dari generasi ke generasi, sehingga tak jarang mengandung multitafsir dan interpretasi dari sipencerita, bahkan cerita itu bias. Itulah sebabnya, terkadang tentang apa yang kisahkan bercampur dengan unsur mitos dan mistik. Walhasil, kebenaran cerita yang dituturkan tidak dapat dijangakau dengan pikiran rasional. Dari kisah itu, tidak ditemukan suatu kebenaran sejarah, layaknya sebuah disiplin ilmu.
Meskipun demikian, bukan berarti tidak ada dokumen tidak ada sejarah, tetapi sejarah selalu ada. Sepanjang ada kehidupan umat manusia. Rekam jejak, dan benda tingalannya, baik individu maupun dalam aktifitas di dalam lingkungan masyarakatnya dapat dijadikan sumber sejarah. Ditampilkannya historiografi ini paling tidak diharapankan bisa bermanfaat untuk sumber pengetahuan generasi di, mereka di tanah rantau yang tidak lagi hidup sezaman. Mungkin telah lupa sejarah dan budayanya sebagai pengikat kebersamaan mereka di daerah itu. Sejarah yang bisa memberikan tuntunan kepada generasi Buton-SBB, hari ini dan di masa mendatang agar mereka tidak jatuh dijurang yang sama.
Berikut ini adalah sepengal kisah sejarah yang direkam oleh penulis berdasarkan hasil wawancara dengan para informan yang masih menggetahui kisah awal kehadiran orang tua mereka terdahulu, di kampung-kampung Buton Pesisir Huamual yang kini mereka tinggali.
Share:

Unordered List

3/sosial/post-list

Latest blog posts

3-latest-65px

BTemplates.com

3/sosial/col-right
Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Statistik Pengunjung

Ekonomi

3/ekonomi/col-left

Publikasi

3/publikasi/feat-list

Error 404

Sorry! The content you were looking for does not exist or changed its url.

Please check if the url is written correctly or try using our search form.

Recent Posts

header ads
Ag-Historis

Text Widget

Sample Text

Pengikut

Slider

4-latest-1110px-slider

Mobile Logo Settings

Mobile Logo Settings
image

Comments

4-comments

Budaya

budaya/feat-big

Subscribe Us

Recent Posts

sejarah/hot-posts

Pages

Popular Posts