Menyajikan Data Mengungkap Fakta Menjadi Sejarah

Sejarah

3/sejarah/post-list

REFLEKSI DAN TRANSFORMASI POLA PERGERAKAN IPMAM DALAM MENUJU RIDHO ALLAH SWT


OLEH: HARMIN SAMIUN, S.Pd., M.Pd.

MUKADIMAH
PROFIL IPMAM PADA KEPENGURUSAN SEBELUMNYA

Dalam mencermati keberadaan IPMAM pada masa kepengurusan sebelumnya, diperlukan adanya sikap integritas yang kuat dari setiap komponen pengurus yang akan terpilih untuk merespon setiap dinamika kehidupan yang berkembang di masyarakat. Sebagai upaya untuk mewujudkan pembaharuan terhadap tatanan pola pergerakan organisasi ke arah yang lebih baik. Mengingat kompleksitas potensi yang ada dari setiap individu menjadi terobosan utama untuk mengalang kekuatan dalam menyusun agenda-agenda organisasi. Olehnya itu, keberadaan IPMAM sejak berdirnya yang dipimpin oleh regenerasi saat itu, harus dimaknai dan disikapi secara arif oleh semua kalangan. Bahwa pola pergerakan IPMAM saat itu, sebagai instrumen untuk mengalang kekuatan dalam melakukan perubahan perilaku dekonstruktif menuju perilaku yang konsturuktif (perilaku yang membangun) dalam organisasi.

Eksistensi keberadaan pengurus IPMAM ditengah masyarakat menjadi indikator dalam melakukan perbaikan dan pembinaan mentalitas generasi muda baik dari kalangan pelajar maupun mahasiswa, agar mereka memiliki sikap integritas keperibadian yang ungul dalam sisi akhalak. Karena hal itu sangat penting dalam memahami esensi kehidupan. Pencitraan IPMAM ditengah masyarakat dewasa ini, harus menjadi embrio dan perhatian khusus dari kalangan pengurus yang akan terpilih untuk lebih proaktif dalam menyusun agenda organisasi yang bermurah terhadap pengembangan sumber daya manusia. Sejak berdirinya IPMAM tidak akan terlepas dari peran kontrol pelajar dan mahasiswa sebagai masyarakat ilmiah untuk lebih sinergis dalam membangun komunikasi yang sistemik dalam mewujudkan agenda organisasi.
Gambaran pola pergerakan IPMAM saat ini harus mencerminkan pola pergerakan yang berorentasi tehadap peningkatan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Potret inilah akan melahirkan insan yang jenius,kredibel,akuntabilitas (bertanggungjawab) serta siap dalam memimpin organisasi.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, bahwa dalam mencermati pergerakan organisasi pada periode kemarin masih ada kelemahan yang harus dibenahi secara intensif oleh pengurus akan yang terpilh, dengan mengotimalisasikan peran sentral dari masing-masing kabid (ketua bidang), dengan tetap bepegan teguh terhadap eksitensi nilai-nilai keislaman (Al-Qur’an dan As-Sunnah) yang merupakan landasan utama dalam melakukan gerakan pembaharuan umat.Dinamika organisasi yang berkembang dalam kepengurusan saat itu terindikasi dari lemahnya manajemen dan pola komunikasi diantara pengurus,sehingga hal ini menjadi kendalan utama dalam mengintegrasikan program kerja.Berbagai alasan atau prinsip logis yang tidak bisa dibantahkan secara hukum  yakni adanya sikap dekonstruksi dari pengurus yang tidak mengindahkan aturan organisasi yang telah disepakati secara kolektif.Semestinya hal itu menjadi proititas utama dari kalangan pengurus untuk merekonstrukisi gerakan-gerakan organisasi saat ini.
Di sadari sungguh bahwa manajeman organisasi yang baikterletak dari fungsi dan peran masing-masing bidang,namun hal itu tidak telepas dari peran kontorl dari seorang pemimpin selaku nahkoda.Baiknya pemimpin dalam memimpin organiasi terletak dari pola komunikasi yang dibangun dan konsistensi atau komitemen dari pengurus dalam menjalangkan roda organisasi.Untuk membangun tatanan IPMAM  yang baik dan solid hendakanya setiap pengurus menjahui sikap hegomoni kepentingan yang menyesatkan dan lebih mengedepankan kepentingan kolektif.    Karena hal itu merupakan ruang gerak bagi terjalinya hubungan yang baik diantara semua pengurus dalam  organisasi.

Oleh karenanya itu untuk menjajaki paradigma tersebut sangat dibutuhkan sosok pemimpin yang religius,amanah,berani dalam mengambil sikap,tegas dalam bertindak komitmen dalam setiap ucapan,santun dalam berkomunikasi,sinergis dalam menjalin, ukuwah,transfaran ketika mengelolah keuangan dan tidak beriskap promodial terhadap kelompok atau anggota tetentu.Andaikan prinsip tersebut terpatri dalam diri seorang  pemimpin dan pengurus,InsyAllah pasti roda organisasi akan berjalan dengan baik.Goresan utama dalam mentransformasikan dan merengksunstruksi pola organisasi IPMAM adalah dengan memadukan semuan potensi dari kalangan pengurus baik pada tataran dalam mengambil sebuah kebijakan maupun implementasi program kerja,sehingga suhu organisasi yang diperankan oleh orang-orang didalamnya  tidak bersifat dekonstuktif akan tetapi bersifat konstruktif.

SIKAP KRITIS TERHADAP POLA PERGERAKAN IPMAM DALAM TIAP REGKEGENERASI PENGURUS.

Dalam menghadapi dikotomi dan hegomoni kepentingan yang memperhatinkan dikalangan pengurus menjadi santapan untuk disikapi secara profesional oleh pemimpin yang bergeming dalam organisasi IPMAM saat ini. Salah satu titik kelemahaman yang mengkikis pola regulasi dikalangan pengurus pada dekade sebelumya adalah terletak adanya sikap kepentingan pribadi yang lebih ditonjolkan daripada sikap kepentingan bersama.Sungguh ironis bahwa kepentingan pribadi yang dikedepangkan dalam organisasi akan menjadi futhurdalam mengelolah gerakan IPMAM.Sebab satu hal yang tidak bisa dipungkiri terhadap organisasi yang akan solid yakni adanya sikap kepedulian dan kebersamaan,baik pada tataran melontarkan argumentasi /pendapat  maupun pengambilan keputusan atau kebijakan.
Olehnya itu dilema organisasi yang mengingikis pondasi keorganisasian IPMAM dewasa ini yang kian melemah dan menjamur adalah konsolidasi pengurus belum dioptimalisasikan dengan baik oleh pemimpin dan fungsionaris-fungsionaris pengurus,sehingga hal semacam ini berimbas terhadap pola gerakan IMPAM secara fundamental.Sikap kepekaan dan integritas pemimpin terhadap organisasi dan pengurus tercermian dari sikap kepedulian,konsolidasi dan pembinaan mentalitas kader.Kritik-kritik yang bersifat konstruksi dilontarakan dari masing-masing pengurus terhadap pimpinan menjadi hal esensial untuk diintegrasikan dalam gerakan-gerakan organiasisi IPMAM.Sebab dengan adanya sikap kritis yang dilontarkan merupakan bagian elemen penting terjalinan hubungan pola konsolidasi dan komunikasi dalam organisasi.
Gebrakan untuk mendesain sikap futhur dalam organisasi IPMAM agar tidak melekat dikalangan pengurus yakni dengan tetap menjaga sikap ukhuwah antara pemimpin dengan yang dipimpin,atau antara pembina dengan yang dibina.Karena muatan utama dalam menompang gerakan organisasi yang solid  ditengah masyarakat tercemin adanya sikap perhatian dikalangan internal pengurus.Oleh karenanya perlu adanya penyegaran dan rekonstruksi gerakan-gerakan IMPAM saat ini,terutama pembinaan internal pengurus harus dikedepankan sebagai bagian dalam memperkuat agenda-agenda kerja organisasi  sehingga hal tersebut menjadi embrio dalam mentranspormasikan gerakan-gerakan IPMAM.
B. ALTERNATIF UTAMA POLA MANAJEMEN  IPMAM DEWAS INI
Dalam memahami arus perkembangan IPMAM secara kolektif pada dekade sebelumnya merupakan jembatan baru bagi pengurus saat ini untuk sinergis dalam  mengelolah organisasi kearah yang lebih baik.Tantangan besar yang dihadapi oleh pengurus sebelumnya adalah terletak dari ketidak pahaman terhadap pola komunikasi dan manajemen organisasi.Sehingga hal tersebut menjadi kendala utama dalam menompang program kerja yang telah digagas.Namun dalam kesempatan ini kami tidak akan membicarkan tentang perosalan tersebut karena kami menyadari sungguh bahwa manajemen organisasi yang baik terletak dari komitmen dan tanggungjawab dari semua pengurus bukan dari seorang pimimpin semata.Peran pemimpin akan lahir andaikan koleganya setuju dan merespon setiap kebijakan organisasi yang disepakati secara kolektif bukan kolegial.Selagi kebijakan tersebut tidak mencedrai dan menyalahi prosedur atau ketentuan yuridis dalam oraganisasi.Untuk membingkai semua itu peran sental dari masing bidang hendaknya menyadari sungguh bahwa sebuah organisasi akan eksis dipermukan andaikan orang-orang yang berkiprah didalamya memiliki jiwa membangun dan sikap kepedulian tehadap IPMAM sehingga hal tersebut menjadi hal yang sangat penting untuk diformulasikan dalam  sebuah gerakan-gerakan yang nyata.
Seyogianya peran pemimpin dan pengurus dalam organisasi harus mampu menyatukan presepsi dan pandangan dalam mewujudkan  gerakan IPMAM dimasyarakat terutama pandangan yang kaitanya dengan pengambilan kebijakan organisasi baik pada tataran penempatan struktural kepengurusan maupun internalisasi program kerja masing-masing bidang.Sejalan dengan pola gerakan IPMAM pada dekade sebelumnya menjadi hal penting untuk direkonstruksi dari sisi penataan struktural kepengurusan yang dianggap menopoli peran dari masing-masing bidang,disisin lain disadari bahwa format kepengurusan hendkanya dijadikan sebagai pola komunikasi sebagai upaya untuk memperkuat hubungan kerja sama sebagai upaya dalam mewujudkan gerakan-gerakan organiasisi.
Peran strategis yang didesain sebagai instrumen dalam menetapakan kebijakan kepengurusan saat ini dengan melihat kesungguhan dan komitmen dari teman-teman  dalam  gerakan IPMAM.Manajemen atau tatakelolah IPMAM menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh seluruh stekholder yang berkepentingan didalamnya untuk mewujudkan tatanan organisasi yang profesional,bersih dan akuntabilitas.Sehingga orentasi pelaksanaan program kerja yang telah dijewatahkan dalam acuan angaran dasar dan anggaran rumaha tangga bisa ditranspormasikan dalam bentuk kegiatan yang nyata.Kegiatan tersebut harus  berapliasi  sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dalam setiap kerja-kerja masing-masing bidang dengan tetap memahami fungsi dan tanggungjawabnya sebagai pengurus.
Dalam menghadapi arus globalisasi yang mendunia saat ini,dibutuhkan transpormasi ide dan gagasan yang konstruktif dari tiap elemen untuk mengkalaborasi dan mengaktualisasikan peran-peran masing-masing personal baik dari kalangan pelajar maupun mahasiswa untuk giat dalam melakukan pembinahan mentalitassesuai fungsinya masing-masing. Pembinaan tersebut sangat diperlukan mengingat dekadensi moralitas yang kian mengikis sendi-sendi kehidupan sosial kemasyarakatan akibat dari merosotnya pondasi keagaamaan.Peran generasi muda dari tiap kalangan menjadi barometer utama untuk melakukan perubahan mentalitas tersebut.Sehingga kemantangan dalam manajemen IPMAM menjadi hal yang paling urgen untuk diintegrasikan.Untuk menjajaki semua itu sangat dibutuhkan upaya kerja keras dari semua elemen dengan kesiapan-kesiapan yang memadai baik dari sisi ilmu pengetahuan maupun kesiapan mentalitas.Olehnya itu pola komunikasi yang dijalin dari masing pengurus harus  diperhatikan.
Disini penulis akan mencoba menjelaskan peran sentral yang kaitannya dengan fungsi atau tanggung jawab pengurus dalam memahami alur gerakan-gerakan organiasisi IPMAM dewasa ini.Sehingga IPMAM tidak diinterferstasikan kedalam sebuah kepentingan yang menyesatkan oleh kelompok orang yang memiliki pandangan yang sempit.
v  Perandan fungsi Ketua Umum
Tanpa disadari bahwa peran ketua umum dalam organsisi menjadi hal penting untuk direndungkan bagi setiap jiwa yang terpilih,sebab dalam menata, mengelolah, memahami dan menakhodai organisasi sangat diperlukan kesiapan dalam memimpin, baik secara intrinsik/kesiapan diri( tanggung jawab)maupun kesiapan ekstrinsik (mengelolah potensi pengurus berupa  perbedaan pendapat dan lain sebagainya ).Olehnya itu peran ketua umum dalam oraganisisi IPMAM harus lebih kedepangakn sikap kepedulian dan konsolidasi dan pembinaan kader.Ujung tombak manejemen IPMAM yang baik terletak dari seberapa besar perhatian Ketua Umum tehadap organiasi tersebut.Langkah strategis yang dilakukan oleh Ketua Umum paling baik dalam menata organisasi IPMAM adalah menjaling keakraban dengan pengurus,sebab dengan ini akan tercipta hubungan yang baik diantara kader.
Fungsi ketua umum dalam organisasi apapun harus memahami semua perbedaan dari tiap fungsionaris baik itu perbedaan fisik,pendapat dan lain sebagainya.Tanpa memahami perbedaan tersebut akan menjadi embrio bagi munculnya penyakit futhur dalam organisasi.Apa sih sebenarnya yang dimaksudkan dengan penyakit futhur?.Penyakit futhur yang diadopsi dalam  bahasa agama yang dikonotasikan  oleh para ulama ahli bahasa diistilahkan dengan fathara indikasinya bahwa diam yang tadinya kuat lunak yang tadinya keras.Kalau penyakit ini mengorogoti sendi-sendi kehidupan keorganiasaian akan menyebakan hilangnya kekuatan dan kekompakan pada jaringan internal.Untuk mengikis dan menghilangkan penyakit futhur ini dibutuhkan sosok pemimpin yang jenius,tajam dalam memandang persoalan,komitmen, tanggung jawab yang kuat dan tegas dalam bertindak.
IPMAM yang telah dipimpin oleh rekegenerasi sebelumnya menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi teman-teman yang mau memikul amanah kali ini.Salah satu hal yang harus direndungkan oleh pemimpin IPMAM secara kolektif adalah jadikan organisasi IPMAM ini sebagai ajang dalam membangun tali silaturahmi dan mempererat persaudaraan diantara mahasiswa, pelajar dan masyarakat.Karena hubungan ini akan menjadi harmonis dalam membentuk sebuah gerakan-gerakan IPMAM dalam menuju ridho Allah.Bukankah hubungan dalam menjalin persaudaraan diantara sesama muslim merupakan ibadah kepada Allah SWT.Dan konsep harmoniasis secara struktural keorganisasian harus diwujdkan dengan sikap integritas dari ketua Umum maupun ketua bidang-bidang yang lain dalam membangun tatanan organiasasi yang solid dan baik.
Alasan yang mendasar dari paradigma tersebut adalah untuk menghindari diri dari sikap  hegomoni atau kepentingan yang terselubung dari orang yang tidak bertanggung jawab,sikap disintegrasi serta sikap  disharmonisasi diantara sesama pengurus.Disadari sungguh bahwa hal-hal yang menyebabkan lemahnya integritas IMPAM pada kepengurusan sebelumnya terindiaksi dari adanya ketidak tegasnya para ketua dalam memandang dinamika pergolakan internal pengurus yang berbeda pandangan dalam menyikapi persoalan.Sehingga gejolak yang terjadi secara internal kelembangan antara ketua umum dengan pengurus-pengurus harus dihindari sejak dini.Dan kita semua tidak mengingingkan IMPAM hancur ditanggan orang-orang yang tidak peduli dan tidak berpihak tehadap organisasi.Dinamika IMPAM yang terjadi pada kepengurusan sebelumnya harus dievaluasi secara totalitas mulai dari peran ketua Umum sampai peran ketua-ketua bidang.
1.      Fungsi Ketua Umum
Seorang Ketua Umum dalam organisasi apapun memiliki andil dan perhatian penuh tehadap organiasisi.Sebab dia adalah orang yang dianggkat secara legal oleh sekumpulan orang dalam organisai.Dan pengangkatan tersebut dilakukan baik secara  aklamasi/penunjukan maupun secara musyawarah mufakat) yang sesuai dengan mekanisme atau prosedur hukum dalam arganiasis yang berlaku.Sehingga keabsahanya dia akui secara kelembagaan.Pengangkatan ketua Umum dalam organisasi dengan tidak memandang profesinya,status sosialnya dan lain sebagainya.Asalkanya yang bersangkutan  mampu menjalangkan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana layaknya seorang pemimpin.
Untuk mewujudkan konsep aktualiasi diri dalam membangun hubungan persaudaraan diantara semua jejaring hendaknya dimulai dan digagas oleh ketua umum dalam menjalin ikatan persaudaraan tersebut dengan teman-teman pengurus yang terpilih atau pun sebaliknya.Olehnya itu jangan jadikan IPMAM sebagai ajang kompotisi/persaingan yang tidak sehat sehingga hal tersebut akan meretakan pondasi hubungan antara satu dengan yang lain.Terutama bagi kalangan teman-teman yang berkompetisi dalam merebut pangung kekuasaan.Gerakan-gerakan semacam ini akan memunculkan penyakit futhur.Olehnya itu hindarilah penyakit  ini.Sebab hal ini akan membahayakan bagi gerakan organiasi IPMAM.
Secara organisatoris fungsi dan peran ketua umum sangat penting dalam mengelolah organisasi tertutama mengontrol kebijakan yang telah diputusakan secara kolektif.Yang dimaksudakan mengontrol kebijakan pengurus kaitanya dengan program kerja masing-masing bidang yakni mengawasi dan mengevaluasi program yang akan diinternaliasikan.Tanpa adanya kontrol diri dari ketua umum akan menyebakan hilnganya integritas dalam oganisasi.Oleh karenanya peran sentral dari ketua umum yang akan terpilih dalam ajang kompotensi kali ini harus menjadi lokomotif utama dalam membina persatuan dan kesatuan diantara teman-teman.Hubungan harmonisasi menjadi hal penting untuk diinternalisasikan dalam setiap kehidupan.
Pada prinsipnya peran ketua umum dalam mendesain gerakan IPMAM ditengah masyarakat menjadi perhatian menarik dalam melakukan gerakan tersebut.Terutama bagiamana menyiapkan instrumen program kerja dan penetapan kebijakan yang menyentuh aspirasi-aspirasi internal.Gagasan atau ide yang telah direkonstruksi bersama melalui regualasi dalam menetapkan kerja IPMAM sangat penting sebagai upaya dalam mentransformasikan konsepsi dari gerakan-gerakan organisasi dewasa ini.
Pada kesempatan kali ini akan saya paparkan secara konseptual tentang fungsi atau peran ketua umum dalam organisasi (IPMAM) diantaranya sebagai berikut:
ü  Menyiapakan rancangan program kerja organisasi secara keseluruhan dengan mempertimbangkan masukan dari pengurus yang kaitannya dengan program masing-masing bidang.
ü  Meminotoring kekuatan anggota secara keseluruhan untuk mengefektifkan fungsi dari penempatan anggota-anggota pada tiap-tiap bidang.
ü  Mengevaluasi kehadiran anggota dan pengurus pada tiap pertemuan.
ü  Menjaga hubungan baik dengan sesama anggota dan pengurus.
ü  Menjaling tali silaturahmi dengan Pembina dan masyarakat setempat.
ü  Membanguan mitra kerja sama dengan organiasi lain yang seakaidah(muslim) kalau memungkingkan.
Uraian diatas hanya sekilas gambaran umum peran dari peran seorang ketua umum.Silahkan diuraiakan secara mendalama apa-apa yang menjadi peran dari ketua umum tersebut.
Secara pribadi saya menghimbau kepada kita semua khususnya para kader  maupun pengurus.Angkatlah seorang pemimpin diantara  kalian adalah orang-orang yang amanah,memiliki rasa tanggung jawab,perhatian dan komitemen dalam menjaga dan menjalangkan organisasi dengan baik dan benar.Tapi jangan mengabaikan  unsur yang paling mendasar yakni  kepribadiannya atau karakter yang baik (Akhlak Qorimah) yang melekat pada dirinya.Sebab ini merupakan acuan dan barometer dalam mencermati tingkah laku dan sikap sesorang.Apalah artinya pemimpin yang hanya pintar beretorika dalam setiap ucapan tetapi peringainya tidak mencemingkan seorang pemimpin.Pemimpin dengan karakter yang baik ketika menjalangkan organiasisi.Insaya Allah senagtiasa disayangi oleh anggota-anggotanya atau pun sebaliknya.Dan pemimpin atau ketua Umum yang baik adalah pemimpin yang mengayomi orang lain dan tidak terkontaminasi dengan isu-isu kepentingan paragmatisem  yang mengatasnamakan organisasi.Oleh karena itu handarilah katakter pemimpin seperti ini.Sebab hal ini akan berdampak pada disharmonisasi dalam kepengursan organisasi terutama organisasi IPMAM.
2.      Peran Sekertaris Umum
Keberadaan sekertaris umum dari tiap organisasi sangat penting.Sebab sekum memilki peran yang seginifkan dalam mengelolah dan memenej organisasi khususnya organiasis IPMAM.Kehadiran sekum pada prinsipnya adalah untuk membantu peran ketua umum dalam menjalangkan organisasi.Oleh sebeb itu kehadiran atau keberadaan sekum pada satuan organisais IPMAM harus mampu menjalangkan fungsi dan tanggung jawabnya sebagaimana mestinya.
Peran dan tanggungjawab sekum secara umum diantaranya:
ü  Membantu ketua umum menginfetaris aris-arsip dalam organiasisi baik itu aturan dalam organisasi,surat menyurat maupun dokumen resmi yang dianggap penting.
ü  Menyediakan agenda rapat bersama ketua umum
ü  Mencatat setiap agenda program kerja yang telah dilaksanakan
ü  Menginfetarisir jumlah anggota dan pengurus  yang aktif dalam organisasi.
ü  Berhak menjaling hubungan kerja sama dengan baik dan meningkatakan hubungan silaturahmi dengan sesama Pengurus,Pembina dan Masyarakat.Ini hanya uraian singkat tentang peran sekum dalam organisasi

3.Peran ketua-ketua Bidang
            Manajemen organisasi yang baik teletak dari rekonsiliasi dan tekonstruksi dari setiap elemen pengurus untuk sinergis dalam menjalangkan visi dan misi IPMAM dengan baik sesuai dengan koridor organisasi.Visi dan misi tersebut harus dijewathakan dalam bentuk kegiatan.Kaitannya dengan ini peran sentral dari masing-masing menjadi hal yang paling penting dalam membentuk perdadaban dan pembaharuan dalam tataran gerakan organisasi.Ketua-ketua bidang perlu dimantapkan kinerjanya dalam mengintegrasikan program-program IPMAM saat ini. Oleh sebab itu kinerja masing-masing ketua dalam kepengurusan saat ini harus didukung oleh semua komponen yang berkiprah dalam organisais IPMAM.Indikasi yang paling menarik untuk dicermati dalam membentuk gerakan organisasi yang solid dan sinergis adalah keterpaduan antara konsep toritis/gagasan-gagasan (idealisme) teman-teman pengurus dengan ketua umum,diwujud nyatakan dengan aktualisasi gerakan-gerakan pembaharuan organisasi secara sistemik.
Salah satu indikator yang bisa dijadikan tolak ukur dalam merokonstruksi gerakan-gerakan IPMAM dalam dekade kepengurusan saat ini adalah dengan memahami peran dan fungsi dari tiap bidang sebagi bagian dalam membingkai program kerja.Bentuk program kerja yang akan direkonstruksi oleh elemen pengurus adalah dengan melihat dan visi dan misi IPMAM.Karena disadari bahwa visi dan misi dalam organisasi tersebut harus menyentuh aspirasi dan tuntuntan masyarakat yang berkembang saat ini.Bentuk aspirasi yang harus direspon oleh pengurus yakni mendata hal-hal yang kaitannya dengan penataan susansa lingkungan masyarakat.Karena kami menyadari sungguh bahwa organisasi IPMAM tidak akan eksis dipermukaan manakalah tidak didukung dari gagasan konstruksi dari elemen siswa dan mahasiswa.
Pada prinsipnya masing-masing bidang dalam gerakan organisasi terletak dari seberapa besar kontribusi dalam mengembagkan organisasi tersebut?.Oleh sebab itu masing-masing bidang harus menyadari bahwa dalam  meletakan dasar organisasi terletak dari kesungguhan dan komitemen organisasi yang solid yang dibangun dari seluluruh jejaring IPMAM baik dari kalangan pelajar maupun mahasiswa.Peran pelajar dan mahasiswa merupakan unsur penting dalam membentuk tatanan peradaban agama, masyarakat,bangsa dan negara.
Sesuai dengan gagasan yang diuraikan diatas disini penulis akan mencoba menjabarkan secara sfesifik tentang fungsi dan wewenang dari masing-masing bidang yang merupakan unsur penting dalam memberikan kontribusi bagi perbaikan pola pergerakan IPMAM saat ini.Diantara fungsi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bidang Organisasi
Bidang ini merupakan bidang yang sangat strategis dalam organisasi.Fungsi dari bidang ini adalah mengotrol dari bidang-bidang yang lain dalam artian memberikan masukan terhadap bidang-bidang yang lain yang searah dengan prinsip dalam gerakan IPMAM.Disi lain bidang organisasi bisa memberikan tanggapan tehadap ketua Umum dan prangkat lainya untuk sinergis dan solid dalam menjalangkan tugas dan wewenag dari kepengurusan.Secara yuridis formal bidang ini memiliki peran untuk memberikan penguatan yang mendalam tentang mekanisme dan keutuhan terhadap program masing-masing agar tidak melenceng dari rambu-rambu organisasi yang telah disepakati keabsahannya secara hukum.Yang termasuk wewenang tugas dan fungi dari bidang ini diantaranya:
·         Menata dan memahami visi dan misi organisasi dalam bentuk meninjau hal-hal yang dianggap penting dalam butir-butir visi-misi.Agar masing-masing bidang tidak keluar dari mekanisem dan prosudural dalam organisasi.
·         Memberikan masukan yang konstruktif dari masing-masing bidang apabila melanggar kode etik dalam organisasi.Masukan tersebut harus meminta tanggapa secara langsung kepada ketua Umum yang kaitannya dengan kinerja masing-masing bidang.
·         Melaksanakan trening organisasi kepada masing-masing pengurus tentang pentingnya dalam memahami prosudural dalam organisasi IPMAM.
·         Meninjau dan menyiapkan kebutuhan organisasi yang dianggap penting dalam hal ini atribut organisasi berupa surat-menyurat dan lain sebagainya yang dianggap perlu.
·         Memantau dan mengevaluasi anggota-anggota internal pengurus bidang organisasi dan pengkaderan pada saat menjalangkan tugas dan program kerja.
·         Berhak memberikan nasehat dan masukan terhadap ketua umum dan prangkat-prangkat lainya apabila lalai dalam menjalangkan tugas dan wewenangnya selaku pengurus IPMAM.
·         Menginfentarisir surat yang masuk dan keluar  untuk menjaga kelengkapan administrasi organisasi sebagai laporan pertanggung jawab pada masa kepengurusan.
·         Mengidentifikasi dan merekonstruksi anggota-anggotanya yang kaitannya dengan keaktifan pada saat menjalangkan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pengurus IPMAM.
·         Menjaling hubungan komunikasi yang sistemik diantara sesama anggot-anggota bidang sebagai upaya memperkuat jalinan persaudaraan.
·         Membangun garis koroordiansi yang baik diantara ketua bidang dengan anggota-anggotanya sebagai upaya memperkuata hubungan kerja sama dan menjaga keredibillitas atau pencitaan IPMAM dimata publik.
Diantara butir-butir pernyataan tersebut adalah merupakan hal yang paling mendasar untuk disikapi secara bijak dan propesional oleh kalangan pengurus khususnya bidang organisasi dan pengkaderan.Sebab mengacu pada pengalaman sebelumya belum ada gagasan konstruktif yang didesain oleh pegurus dalam menjaga keutuhan organisasi.Kalaupun  ada, itu hanya sebatas opini dan wacana tetapi tidak direspon secara mendalam oleh seluruh kalangan pengurus.Sehingga hal tersebut berdampak terhadap mekanisme organisasi.Oleh karena itu saya secara pribadi mengintruksikan bahwa pengangkatan pengurus kali ini yang akan ditempatkan dalam struktural kepengurusan yang kaitannya dengan bidang organisasi dan pengkaderan adalah orang-orang yang paham dan memahami prosudur dan mekanisme organisasi,dan menghindari diri dari kepentingan yang terselubung yang dianggap mencederai organisasi secara yuridis.Sebab bidang ini adalah merupakan ujung tombak dalam pergerakan organisasi.
Selain hal yang dimaksud yang telah diuraikan sebelumnya.Perlu juga adanya sosialiasi pengurus yang akan menempatakn diri sebagi ketua-ketua bidang.Apa alasan yang mendasari sosialisasi tersebut?Pertama.Penempatan struktural pengurus dibidang organisaisi harus diminta kesediannya untuk menduduki jabatan tersebut yang dianggap strategis.Kedua.Penempatan orang-orang dibidang ini tanpa ada persetujuan yang bersangkutan dan belum memahami prosedural organisasi mengkhawatrikan adanya ketidak seriusan dalam menjalangkan tugas dan tanggung jawabnya sebagi seororang pengurus.
Seyogiannya orang yang diamanahkan untuk menduduki jabatan ketua bidang organisasi adalah orang-orang yang betul-betul paham dan mengerti alur dan mekanismen dalam menjalangkan tugas dan tanggung jawab sebagimana layaknya seorang pengurus.Dan orang tersebut harus bisa memahami secara kompleks tentang integritas atau kepribadian anggota-anggotanya.sebagai upaya untuk menjaga kerdibilatas oraganisasi IPMAM.Paradigma tersebut merupakan pola dalam membagun organisasi yang solid.Peran ketua bidang mampu mengakomodir seluruh  perbedaan dengan menjujung etika dan sopan santun dalam perbedaan tersebut.Artinya ketua bidang harus bijak dan popesional dalam menjelaskan hal-hal menyangkut kinerja organisasi baik itu berupa program kerja maupun kebijakan lainya yang berhubungan dengan organisasi IPMAM.
2.      Bidang Kerohanian/Keagamaan
Bidang ini tidak kalah pentinganya dengan bidang-bidang lain.Sebeb ujung tombak dalam memahami kerangka kerja organisasi telihat dari kontribusi pengurus dalam menjalangkan misi agama yang baik dan benar.Bidang ini merupakan representasi dalam menegakan konsep amar ma’aruf nahi mungkar dalam setiap ruang kehidupan.Secara internal bidang ini memiliki andil dan porsi yang mendalam dalam membentuk generasi bangsa dan negara ini.Kenapa demikian?karena disadari bahwa salah satu hal yang tidak bisa ditawar-tawar adalah bagaimana menjembatani dan mendidik manusia yang baik dan benar sementara orang yang kita tempatkan pada komposis pengurus adalah orang yang tidak memiliki komitemen dalam menegakan dakwah dijalan Allah.
Oleh sebab itu saya mengitruksikan kapada siapapun yang membidangi bidang ini hendaklah yang berasngkutan harus bisa mewujdukan dan menegakan syiar-syiar Islam secara utuh dan kafah ditengah kehidupan.Dan jangan disalah tafsirkan bahwa konsep menegakan syiar-syiar Islam bukan hanya sebatas kegiatan yang kita lakukan pada momentum tertentu( misalkan pasantren kilat pada bulan romadhan saja) dan lain sebagianya.Tetapi yang lebih menarik segala sesuatu yang menyangkut tentang kebaikan atau berfastabikul ghorat(berlomba-lomba dalam kebaikan) lakukanlah selagi hal itu tidak bertentangan dengan kaidah hukum.Dengan demikian bahwa orang yang ditempatkan dalam bidang ini adalah orang yang siap menjalangkan misi dakwah dijalan Allah.Artinya mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah.Tidaklah kalian memahami bahwa visi dan misi IPMAM dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga berasaskan AL-Qur’an dan Hadist.
Peran bidang kerohanian
ü  Menyiapakan program andalan yang kaitan dengan penigkatan iman dan takwa kepada Allah SWT.
ü  Mengajak semua pengurus untuk mendekatakan diri kepada Allah.Baik pendekatan diri kepada Allah lewat shalat maupun amalan-amalan sholehlainya  yangberhubungan dengan ibadah kepada Allah.
ü  Mengadakan kajian keislaman mingguan dengan membedah reverensi atau sumber buku seperti syirah Nabawi (Sejarah Rasulullah SAW),sejarah Nabi-Nabi yang lain yang diutus Oleh Allah SWT yang kaitannya dengan penyampaian agama Allah,maupun sirah sahabat (sejarah sahabat).Hal tersebut befungsi untuk mendalami tentang karakter yang baik yang melekat pada diri-diri mereka.Dan menumbuhkan sifat kecintaan tehadap para Nabi dan sahabatnya.
ü  Mengadakan MABIT(malam bina Iman dan Takwa).Melalui pembinaan keagamaan yang diselengarkan satu kali dalam seminggu.
Gambaran tersebut diatas merupakan bentuk keperihatinan kita semua terhadap mentalitas generasi umat Islam khususnya internal pengurus yang saat ini belum ada satu pun trobosan untuk membentuk program-program kerja yang beraflisasi terhadap pembentukan jati diri muslim yang kafah.Jati diri muslim yang mampu mengamalkan perintah Allah.Dan disadari sungguh bahwa bentuk kegiatan keagamaan yang sering dilakukan hanya sebatas retorika,disuksi dan lain sebagainya tanpa kemudian menghayati dan memaknai dari pelaksanaan kegiatan tersebut.Artinya bahwa kegiatan yang dilakukan baik itu lawat kajian,diskusi ataupun sejenisnya. Seyogiannya kegiatan yang dilakukan  harus diwujudnyatakan dengan perbuatan atau  amal yang baik dalam kehidupan sehari-hari.Karena itu merupakan bentuk komitmen kita tehadap Allah SWT.Apalah artinya retorika atau kecerdasan intektual yang Allah anugrahkan kepada kita semua tanpa kemudian diimbangi dengan kecerdasan spritual keagamaan(Tanpa mengamlkan syiar-syiar Islam baik itu perintah Shalat lima waktu dan perintah yang lainya yang diwajibkan kepada kita) sungguh menjadi hampa hidup ini.
Oleh karena itu saya menasehati diri ini dan sahabat-sahabtku.Jadilah kita sebagai manusia yang sejati.Manusia yang sengtiasa dirindukan oleh Surga Allah.Bagaiaman kita bisa mendapatkan surga solusinya hanya satu dan ini tidak bisa ditawar-tawar yakni laksanakan perintah Allah dan jahui larangannya.Selagi nyawa masih dikandung badan masih ada kesempatan untuk giat melakukan ketaatan kepada Allah sebelum kita dipisahkan dengan kehidupan ini.Dalam hadisnya Nabi mengingatkan kepada kita semua:Aksiru dkiri hazihi lazati yakni maut:Perabanyakanlah mengingat hal yang akan memutskan seluruh kelezatan hidup yakni kematian.Kemudian dikuatakan dengan keterangan ayat Al-Qur’an:Yaayuhaldzina amanu takullah waltandzuru nafsu maqodamat ligodi watakullah inallah ghobirun bima ta’malun:Hai orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang ia perbuat untuk hari esok(akhirat) dan bertakwalah kalian kepada Allah sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.
3.      Bidang humas

Keberadaan bidang ini sangat strategi dalam membentuk pola komunikasi yang sistemikdalam membangun hubungan yang sinergi antara pengurus internal IPMAM dengan masyarakat sebagai upaya dalam memperkuat jalinan kerja sama yang dapat mendorong terbentuknya pola gerakan-gerakan organisasi.Hubungan yang dibangun oleh internal IPMAM dengan masyarakat dalam bingkai akidah adalah merupakan wahana dalam membentuk ikatan iman hanya semata-mata karena Allah.Pondasi gerakan yang terbangun dalam gerakan-gerakan organisasi sebagaimana termaktum dalam angaran dasar dan anggaran rumah tangga IMPAM yang berasakan Al-Qur’an dan Hadist harus diwujud nyatakan dengan sikap dan tindakan yang dapat memperkuat persaudaraan hanya mengharapkan ridho Allah SWT.Hubungan internal IPMAM dengan masyarakat harus dibentuk dan dijaling dengan baik.Hal yang demikian akan mendatngkan rahmat dari Allah.Sebagaimana Allah gambarkan dalam Al-Qur’an:walau anna ahlal qura amanu watakau lafatha alahim barakatu minasamai warardi:Jika sekiranya penduduk negeri ini beriman dan bertakwa kepada Allah,niscaya Allah akan melimphkan berkah dari langit dan dibumi.
Keberadaan pengurus IPMAM dilingkungan masyarakat tidak bisa dilepas pisahkan keberadaanya.Sebab pengurus IPMAM ditengah masyarakat adalah elemen penting dalam membangun peradaban umat.Oleh karena itu IPMAM adalah merupakan organisasi dakwah yang bisa bergerak dan membentangkan sayapnya dalam kehidupan masyarakat dengan mengoptimaliasi gerakan-gerakan pembinaan umat.Agar masyarakat menjadi manusia yang terangkat deratnya oleh Allah SWT dan mereka terhindar dari segala peroblematika hidup.
Gambaran  sefesifik tentang pola gerakan bidang humas dalam membangun komunikasi dengan masyarakat diantaranya:
ü  Mempererat jalinan persaudaraan antara pengurus dengan tokoh-tokoh masyarakat sebagi upaya untuk menjalin hubungan keakraban.
ü  Membantu atau ikut mengambil peran dalam membangun masyarakat dengan program-progam kerja yang berapliasi tehadap perbaikan umat melalui kegiatan-kegiatan kegamaan.Dengan mengkordinasikan kegiatan tersebut dengan bidang syiar.
ü  Menjadwalkan atau memperioritaskan agenda petemuan khusus dengan pihak masyarakat yang kaitannya dengan program-program IPMAM.
ü  Membantu masyarkat pada saat melakukan kegiatan-kegiatan sosial dan kegiatan-kegiatan lainnya.
4.      Bidang Sosial Dan Ekonomi
Bidang ini memilki andil dan porsi yang segnifikan dalam membentuk tatanan gerakan-gerakan IPMAM.Keberadaan bidang Sosial dan ekonomi mampu memberiakn torobasan dan pandangan tentang bagaimana membangkitan suasana untuk mewujudkan transformasi nilai-nilai sosial dan ekonomi ditengah kehidupan masyarakat.Pandangan dan langkah bijak dalam membentuk keutuhan organisasi secara formal perlu adanya  keasamaan pandangan dan pola pikir semua elemen.Kesamaan pandangan tersebut dimaksudkan adalah memahami struktut atau status sosial masing-masing pengurus.Permasalahan sosial yang terjadi pada dekade sebelumnya secara kelembagaan menjadi perbicangan dikalangan masyarakat akibat ketidak pemahaman pengurus dalam memandang persoalan.Perosalan yang paling mendasar yang tidak bisa dipungkiri adalah masalah kepekaan sosial yang kaitannya dengan momen tertentu yang mengatasnamakan organisasi.Sehingga hal tersebut menyebabkan lemahnya komitemen dan tanggung jawab dalam menjalangkan tugas dan fungsi organisasi.
            Oleh sebab itu paradigma yang harus bibangun dalam gerakan-gerakan organisasi secara struktural yang bisa menjaga eksistensi IPMAM yakni menyatukan padangan dan gagasan antara pimpinan dengan pengurus dalam hal menjalngkan fungsi dan tanggung jawabnya masing-masing.Gagasan tersebut dimaksudkan untuk mencegah gerakan-gerakan sosial yang mengatasnamakan organisasi.Disisi lain para pimpinan IPMAM tidak dibenarkan mengmbil pandang dalam hal mensikapi fenomen sosial berupa adanya proyek-proyek sosial sebelum mendapat persetujuan secara kolektif dari internal pengurus.Hal ini harus disadari oleh semua pengurus sehingga tidak menjadi ancaman bagi keutuhan organisasi.
Oleh karena itu antara bidang sosial dan ekonomi saling memilki hubungan interdefendensi yang saling keterakaitan.Sebab orang yang diamanahkan dalam bidang ini dapat memberikan kontribusipositif bagi pengembangan organisasi.Berbicaraa tentang sosial sangat beragam untuk dijelaskan.Disini diuraikan hanya sebatas pada kondisi internal IPMAM yang kaitannya dengan sikap dan pandang pengurus dalam menjalangkan organisasi.Kondisi yang terjadi pada episode kemarin menjadi rendungan dan evaluasi bagi pengurus kalin ini.Untuk tidak terjebak dalam  sikap paragmatisme dan hedonisme dari padangan orang lain yang mengatasnamakan organisasi yang tujuan hanya menimbulkan perpecahan.Paradigam semacam ini ada kaitannya dengan persoalan ekonomi alias perut.Dengan demikian perlua adanya jiwa kemandirian dan etos kerja yang baik dalam mewujudkan kondisi perekonomian kerorganisasi dengan mengotimalisasi program-progaram yang telah dijewatahkan dalam renstra kerja organisasi.Dapat digambarkan peran bidang Sosial Ekonomi diantaranya:
ü  Memberikan penguatan terhadap manajemen organisasi dengan mengadakan pelatihan yang kaitannya dengan kegiatan sosial seperti sunatan missal dan kegiatan lainya yang bisa bermafaat bagi masyarakat.Dengan demikian kegiatan tersebut merupakan Ibadah kepada Allah.Asalkan niatnya hanya semata-mata karena Allah.
ü  Membantu atau melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang kaitannya dengan program masyarakat berupa pemberisihan lingkungan mesjid dan tempat-tempat yang lain yang dianggap perlu.
ü  Membangun kerja sama yang baik antara pengurus dengan masyarakat dengan mengotimalisasi program-progaram mingguan yang kaitnnya dengan kegiatan kemasyarakatan.
ü  Memberikan trening dan pelatihan khusus bagi pengurus tentang pentinganya membangun sekor-sektor ekonomi dimasyarakat berupa pembuatan kriping singkong atau pun sejenisnya.Hal tersebut merupakan elemen penting dalam pemberdayaan pengurus dan masyarakat.Uraian diatas hanya padangan umum tentang peran dibidang sosila ekonomi.
5.      Bidang Muslimah
Keberadaan bidang ini dalam organisasi menjadi elemen penting yang harus direspon oleh internal pengurus.Sebab bidang ini hadir untuk memberikan pencerahan tentang bagimana kaum perempuan atau akhwat kita harus diberdayakan secara pribadi maupun secara kelembagaan.Peberdayaan tersebut harus bisa membentuk perangaai seorang muslimah baik dari dimensi intelektual,dimensi spritualitas,dan dimensi sosial kemasyarakatan.Dimensi intelektual bibentuk lewat transformasi pengetahuan-pengetahuan umum dan pengetahuan keagamaan yang bisa menjembatani terbentukan dimensi keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.Sebab yang bisa membedakan antara manusia dengan manusia lain disi Allah hanya ketakwaan.Hal tersebut temaktum secara gambalan didalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat Ayat 13.Yaayunnasu inna khalknakum minzakari waunnsa waja’alnakum suuba waqabaila lata’arafu inna akramakum indallahi attqakum:Kata Allah wai manusia sesungguhnya kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang permpuan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling kenal mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian disi Allah hanya orang yang paling bertakwa.
Kalau kita memahami secara mendalam kandungan ayat tersebut ada dua unsur utama yang harus dijadikan pijakan.Pertama kata Ta’aruf dan yang kedua Atqakum.Kata ta’aruf menujukan adanya konsep saling kenal mengenal antara satu dengan yang lain sebagi makhaluk Allah.Ini menunjukan bahwa setiap jiwa dilahirkan kedua ini sejatinya harus membangun ikatan ukhuwah persaudaraan diantara sesama muslim yang dibagun diatas pondasi keimanan bukan dibagun berdasarkan sikap egosentrisme dan promodialisme kesukuan atau kedaerahan.Dengan demikian konsep perkenalan harus sesuai dengan batasan syari.Artinya sseorang tidak dibenarakan berjabat tangan antara laki-laki dengan permpuan yang bukan muhrimnya.Karena hal yang demikian merupakan anjuran yang telah dijelaskan dalam hukum yang tekandung dalam nas-nas atau dalil yang sahih.Sebelum saya nasehati antum antuna semua,sangtlah pantas diri ini untuk dinasehati sebelum mensehati orang lain.
Oleh karena itu seorang pimpinan IPMAM secara kelembagaan terutama orang yang diamanahkan membidangi bidang ini harus bijak dan profesioanl dalam memahami batasan-batasan perkenalan sehingga kita tidak salah mentafsirkan apa yang kita pahami dan tidak menimbulkan kerancuan dalam berfikir.Kata Atqakum menunjukan adanya implementasi  ajaran Allah dalam kehidupan ini dengan melaksankan segala perintahanya dengan menjahui segala larangnya.Indiktor untuk membentuk jati diri muslim dan muslimah yang kaitannya dengan bidang tersebut menjadi energi positif dalam mewujudkan perabadan atau kejayaan umat melalui implementasi pelekasaan syiar-syiar islam secara kafah dan menyeluruh.
Peran bidang Muslimah secara umum dapat digambarkan:
ü  Membentuk pola komunikasi dengan kaum ibu-ibu untuk mengadakan kajian keislaman baik bersifat mingguan maupun bulan.Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk melestarikan syiar-syiar Islam sebagai bentuk wujud ketaatan kepada Allah SWT.
ü  Membangkitakn kreatifitas muslimah dengan membedah atau mengkaji reverensi-reverensi yang berhubungan dengan keislaman.Hal tersebut dilakukan untuk memperdalam wawasan ilmu pengetahuan keagamaan yang merupakan pondasi dasar dalam kehidupan ini.
ü  Menjaga tali persaudaraan atau ukhuwah diantara sesama muslimah baik dikalangan pengurus maupun dengan masyarakat.
ü  Mendesain program kerja unggulan kemuslimahan dan lain sebagainya.

Kesimpulan
Dari uraian yang telah dipaparkan sebelumnya ada beberapa hal yang harus disikapi dan direndukan dalam memandang paradigma kepengusan IPMAM sebelumnya sehingga hal tersebut menjadi ibrah/perlajaran berharga bagi kepengurusan saat ini.Apa sih paradigma kepengurusan sebelumnya?
ü  Lemahanya garis koordianasi antara ketua dengan pengurus dalam menjalangkan agenda-agenda organisasi yang telah dijewahatahkan dalam  surat keputuasan kerja.
ü  Beragamnya pandangan pimpinan dan pengurus dalam menyikapai isu pragmatisme atau kepentingan yang dilakuakan oleh pihak yang mengatasnamakan organisasi.Sehingga hal tersebut menimbulkan ketidak harmonisan antara ketua umum dengan yang lain.
Uraian diatas hanya gambaran umum paradigma manjemen IMPAM dewasa ini.
YAMUAQALABAL QULUBI SABIT KALBI ALADINI(WAHAI ZAT YANG MEBOLAK BALIKAN HATI TATAPLAH HATI INI DIATAS KETAAN KEPADAMU.YA ALLAH MAHAN PENGAMPUN.AMPULAH SEGALA KESAHALAN DAN KEHIALAFAN KAMI PADA SAAT KAMI MENJALNGKAN AMANAH.YA ALLAH YANG MAHA RAHMAN RAMATILLAH KAMI DENGAN PANCARAN HIDAYAHMU AGAR KAMI MENJALANGKAN HUDUP INI SENAGTIASA DIATAS BIMBINGANMU DAN TUNJUKANLAH KAMI  KEJALANMU  YANG LURUS SEBAGIMANA ENGAKU BERI PETUNJUK KEPDA ORANG-ORANG SEBELUM KAMI.YA ALLAH KOKOKANLH HATI-HATI KAMI ATAS AGAMAMU INI YA ALLAH.KAMI MENYADARI SEUNGGUHNYA AGAMA YANG ENGKAU RIDHOI HANYA ISLAM DAN BERILAH KEMAMPAUN KEPADA KAMI UNTUK MENJANGKAN PERINTAHMU DAN MENJAHUI LARANGANMU.
YA ALLAH YANG MAHA MEMBERI RIZKI,BERKAILAH NEGERI KAMI,NEGERI YANG PENUH DENGAN PANCARAN KEIMANAN DAN KETAKWAAN KEPADAMU.RABANA LATUZIKULUBAN BA’DA IZHADAITANA WAHABLANA MINLADUNGKA RAHMAT.RABBANA ATTINA PIDDUNIA HASANA WAFIL AKHIRATI WASANA WAKINA ADZABANNAR.



SEKUNTUM NASEHAT YANG AMAT BERHARGA BAGI JIWA-JIWA YANG MERINDUNGKAN KASIH SAYANG ALLAH SWT

MEMBENTUK GENERASI QUR’ANI
Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugrahakan kepada kita akan berbagai kenikmatan baik menyangkut nikmat hidup,nikmat sehat,waktu luang,dan nikmat yang lainnya.Andaikan kita hitung nikmat yang Allah berikan kepada kita niscaya kita tidak sanggup menghitungnya walaupun dengan mengunakan berbagai macam altenatif untuk menghitung nikmat tersebut.Benar apa yang Allah gambarkan didalam firmanya yang mulia(walantaudu nim;atallahi latukhsuha:jika kalian menghitung nikmat Allah,maka kalian tidak akan sanggup menghtungnya).berkenaan dengan kenikmatan yang Allah berikan kepada kita pantaskan kita menjadi manusia yang enggn bersyukur.Akan tetapi implikasi nikmat yang ada baik dialam jagat raya ini maupun dalam tubuh kita,hendaklah dijadikan sebagai alternatif utama untuk lebih giat mendekatkan diri kepada Allah sebagai wujud ketaatan kita kepada maha pemberi nikmat (Allah SWT).
Orang yang terbiasa mensyukuri nikmat Allah,maka dia termasuk golongan yang mendapatkan keberutungan dan kebahagian disisi Allah. Allah akan memberikankebaikan bersifat duniawiya maupun ukrawiyah.Andaikan kebahagian dan keberuntungan tersebut diukur  dengan deretan emas dan lain sebagainya niscaya tidak akan sanggup untuk mengalahkannya.Karena prinsip hidup orang yang beriman terletak dari kesungguhan dalam mengintegrasikan kenimkamtan tersebut dengan tindakan amalan perbuatan yang baik yang dicintai dan diridhoi oleh Allah.Allah telah mengabarakn didalam kitabnya/Al-Qur’an dalam surat Ibrohim ayat 7(waidz ta’dzanna rabbukum lain syakartum ladzidannakum walainkapartu inna adzabi lasyadid:Dan inggatlah juga tatakanlah tuhanmu telah memaklumkan:sesungguhnya jika kamu bersyukur kata Allah nicaya kami akan tambahkan nikmat kepadamu,dan jika kamu mengingkari nikmatku niscaya adzabku sangat pedih.
 Implikasi buah dari rasa syukur kepada Allah akan melahirkan jiwa yang sehat(Qolbun Salim).Namun perlu disadari bahwa kenikmatan yang paling agung dan dan istimewa di hadapkan kita,yang mana Allah tidak memberikan kenikmatan tersebut kepada umat lain melainkan Allah hanya berikan kepada umatnya Rasulullah SAW.Kenikmatan yang dimaksudkan disini adalah kenikmatan Iman dan kenikmatan Islam.Dua kenimatan ini menjadi tolak ukur bagi sesorang untuk mendapatkan jaminan kebahagian dan keselamatan dari Allah SWT.Apa yang menyebabkan  hal yang demikian tidak lain karena ketaatan yang mereka jalangkan.Implikasi dari ketaatan tersebut seorang hamba bisa lebih dekat Allah SWT.
Pada edis kali ini saya akan mencoba menjelaskan tentang kenikmatan yang Allah berikan kepada kita yakni nikmat adanya kitab petunjuk(Al-Qur’an) yang merupakan kalamullah/perkataan Allah yang pantas untuk kiat baca dan dipelajari secara mendalam tentang kandungan yang tetera didalamny.Dan Al-Qur’an ini merupakn mujizat yang amat besar yang Allah anugrahkan kepada Nabinya yang mulia(Muhammad binAbdilah selaku warasatul ambiya/pentup para Nabi) tidak ada Nabi telah beliau.Dan kita umatnya juga pantas untuk mengikuti jejak beliau sebagai pelopor pembaharu dan peletak dasar dalam menyampaikan ayat-ayat Allah atau memberikan keterangan kepada manusia  tentang Bagaiman mengenal Allah lewat penjelasan-penjelasan menarik didalam Al-Qur’an tersebut.
Al-Qura’an ini merupakan kitab petunjuk bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.Sebab orang-orang yang berimanlah yang kemudian mereka tegerakan hatinya oleh Allah untuk membaca,mempelajari,mentadaburi isi kandungnya dan diwujud nyatkan dengan tindakan dan perbutan yang baik.Al-Qur’an ini tidak ada keraguan didalamnya sedikit pun untuk kita menolaknya,karena dalam kandungan Al-Qur’an ini banyak menyingung tentang kebenaran yang hakiki baik itu tentang adanya Allah,para malaikata,kebenaran akan adanya hari akhir (hari kiamat),kebenaran adanya nikmat dan azab kubur,kebenaran tentang mizan(timbangan amal manusia),kebenaran tentang adanya azab neraka jahanan dengan segala isinya(berupa makan dan maninumanya),kebenaran adanya kenikmatan surga (berupa makanan dan minumnya).Dan kebenaran-kebenaran lainya yang terkandung didalamnya.Allah berfirman dalam ayatnya yang mulia dalam surat Al-Bakorah ayat 2 :dzalikal kitabula raibafil hudallil mutaqin:Al Qur’an ini tidak ada keraguan didalamnya dan petunjuk bagi orang yang betakwa.Apa yang dikhabarkan oleh Allah adalah benar adanya.Wajib kita beriman denganya dan ini merupakan salah satu diantara rukun iman.
Kaitanya dengan sikap orang yang beriman dan bertakwa adalah senang tiasa menjung tinggi dan mempercayai adanya kebenaran yang telah diuraikan sebelumnya.Dan diantara sifat orang yang beriman adalah mengimani dan membenarkan perkara ghoib hal ini dijelaskan oleh Allah dalam surat yang sama ( Al Bakorah ayat 3):Aladzina yukminuman bilghoibi wayukimuna sholata wamimma radzakan hum yun fikun:Yaitu mereka beriman kepada yang ghoib,kemudian mendirikan sholat dan menafkahkan rezki yang Allah anugerahkan kepada mereka.
Orang yang menghiasi hidupnya dengan lantunan ayat suci Al-Qur'an adalah merupakan sosok manusia yang amat disenangi dan disayangi oleh ALLAH,sebab yang dibacanya adalah kalamullah atau perkataan ALLAH.Dan membacanya merupakan ibadah yang sangat agung.Setiap huruf yang diucapkan akan bernilai kebaikan disi Allah SWT.Rasulullah SAW,telah memberikan ultimatum didalam hadisnya yang artinya:Aku tidak mengatakan bahwa alif lam itu satu huruf,tetapi setiap alif,lam,dan mim itu satu huruf.dan setiap huruf dibalas sepuluh kebaikan.walahu Alla missawab.Wahai saudara/saudariku,giatlah membaca AL-Qur'an  dengan itu,Allah akan memberikan kesejukan dan ketenangan didalam dirimu,disebabkan engkau membaca ayat-ayatnya.Konsep membaca hendaklah dijadikan alternatif untuk merendukan dan mentadaburi setiap-ayat yang kita baca.Sehingga dengan itu kita bisa menemukan untaian kata hikmah yang terkandung didalamnnya.Olehnya itu jadikan lisan-lisan kita sebagai wahana untuk berdzikir kepada Allah.Potret manusia yang sejati adalah setiap harinya menjadikan AL-Qur'an sebagai amalan untuk mendekatkan diri kepada Allah,sehingga dia pantas mendaptkan julukan mutakin(orang yang bertakwa kepada ALLAH).Banyak Ayat AL-Qur'an dan Hadist yang menjelaskan keutamaan orang yang membaca ayat ALLAH.Salah satu hadist diantaranya:Orang yang membaca AL-Qur'an dan mengamalkan isi kandunganya Allah akan memasangkan maha kota dikepala kedua orang tuanya pada hari kiamat yang sinarnya lebih terang dari sinar matahari,yang menerangi rumah didunia,dan bagaimankah  sangkaan kalian terhadap orang yang sungguh mengamalkan.Dalam hadist yang lain Rasulullah menjalaskan:ghairukum mantaalamal qur’an waalmah:Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.Kemudian juga diingtkan dalam keterangan hadist yang lain:Ada empat golongan manusia yang dirindukan surganya Allah yakni:orang yang gemar membaca Al-Qur’an,memberi makan orang yang kelaparan (anak yatim,pakir miskin),orang yang melaksanakan puasa dibulan romadahn,dan orang yang menjaga lisannya. SUBUHANNLLAH.
Untaian kata yang mengabarkan tentang orang yang membisakan diri denganm membaca AL-Qur’an akan mendaptkan kebahagiaan hakiki disi Allah berupa surgayang mengalil sungai didalamnya yang Allah sediakan bagi orang-orang yang sungguh-sungguh mempelajari ayat-ayatnya.


Pada dasarnya manusia menginingkan adanya kebahgiaan yang biasa mencapai kedudukan termulia disisi Allah berupa rasa syukur akan kenikmatan yang Allah anugahkan.Dengan demikian jadilah ia manusia sejati,yang pantas merasakan kebahagiaan.Yang memunkinkan sesorang meraih manisnya,dan indahnya hidup,yang penuh dengan makna dan nilai-nilai yang tidak bisa diukur dengan deretan banyaknya harta dan lain sebagainya.Saya mengajak kita semua merenungkan orang-orang yang hidupnya penuh dengan kelimpahan materi,namun sedikit mensukuri akan nikmat yang ia dapatkan dari yang maha kuasA(Allah swt),apakah akan merasakan kebahagiaan yang terpatri dalam sanubarinya,atau justru kegaluan hidup yang tiada arti.Sunguh berbeda dengan orang yang sederhana namun hidupnya bersahaja.Hal-hal yang melandasi semua itu adalah kesukurannya akan nikmat yang Allah anugrahkan kepadanya,sehinga jiwanya merasa bahagia, tentram, aman dan nyaman.
Dengan demikan sebagai manusia yang merupakan makhaluk ciptaan Allah hendaklah berusaha untuk meraih apa yang menjadi faktor kebahagiaan sesorang dalam menompang kehidupan yang lebih baik untuk menuju pada tataran manusia yang paling mulia.Yakni manusia mengisi hidup dan kehidupanya didunia ini dengan memamfatkan segala kenikmatan yang dia perolah untuk meningkatan rutinitas ibadah kepada Allah SWT.Sehinga bisa menghantarkan pelakunya menuju insan yang mulia disi Allah.Mengapa demikian karena manusia tidak selamanya berada dimuka bumi,suatu saat pasti akan berjumpa dengan sang khalik yakni pemilik alam ini(ALLAH SWT).Oleh karena itu kencenderungan sesorang kepada dunia yang bergelimang kenikmatan didalmnya.Allah jadikan sebagai perhisan sementara,di mana manusia bisa memamfatkan pada hal-hal yang positif,dengan pengertian selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.Yang menjadi pokus perhatian kita semua adalah apa yang harus di persiapkan untuk menyongsong kehidupan ini setalah kematian.Sehingga meraih apa yang menjadi impian kita kelak yakni kebahagian negeri akhirat yang Allah telah janjinkan di dalam firmanya,berupa adanya kenikmatan surga,yang Allah sediakan  bagi orang-orang yang mengisi hidupnya dengan ketaatan.Seyoginya manusia harus menginkan akan kenikmatan tersebut dengan mengkonsetrasikan ibadah kepada Allah SWT.
Sebagai orang yang bijak ia akan berusaha untuk meraih apa yang telah di janjikan oleh Allah,dengan memafaatkan segala kenikmatan untuk melakukan ketaatan kepada Allah,sesuai  dengan ajaran yang di pahaminya.Oleh sebab itu dalam meraih kebahagian yang hakiki diperlukan kesunguhan,kesabaran dan keiklasan dalam beramal kepada Allah sehingga ia mendapatakan pahala yang telah dijanjikan.Dalam menelusuri pejalanan umat manusia  mulai dari Nabi Adam As,sampai umat di zaman sekarang ini semuanya di berikan tanggung jawab besar oleh Allah swt untuk melaksanakn tugas yang mulia yakni beribadah kepada Allah.Namun sebagian manusia membiarakan atau mengabaikan akan perintah tersebut,sehingga tidak mengetahui posisi dia sebagai makhaluk ciptaan Allah SWT.Bukankan demikian sesorang bisa di selamatkan oleh Allah dari segala rintihan dan deretan hidup yang akan dulalinya setelah mengalami fase-fase kehidupanya.
Berapa kehancuran umat-umat sebelum zaman ini di binasakan Allah karena persoalan kewajiban dan tanggung jawab yang harus di pikul,sehingga tidak bisa merasakan akan nikmatnya hidup.Oleh sebab itu dengan adanya tanggung jawag terhadap Allah SWT.Kita bisa mengerti akan arti kehidupan sebenarnya di dunia.Tidak ada alternatip lain untuk meraih puncak kebahagian yang hakiki kecuali dengan mengkosentrasian ibadah hanya kepada  Allah swt.Allah tumpuan harapan kita,dialah yang akan menyelamatkan sorang hambah dari segalan deretan hidup ini,lebih-lebih di akhirat.
Dalam mengarungi samudra kehidupan ini.Perlu ada penanaman nilai-nilai keagamaan sebagai pondasi dalam menompang kemajuan peradaban manusia dalam  menuju kehidupan yang penuh kedamaian,ketenangan dan kebahagian yang merupakn esensi dan pitra manusia sebagai makhaluk Allah swt.Sejatinya manusia bisa merasakan kehidupan ini dengan menghadirkan nuansa agama sebagai wahana untuk meraih puncak kebahagiaan sebagaimana di paparkan sebelumnya.Dalam memasuki gerbang kehidupan ini manusia di harpkan mampu untuk mengintegrasikan prinsip keagamaan sebagai solusi dalam memecahkan permasal-ahan-permasalahn sosial yang sangat memungkinkan untuk di selesaikan.Dengan pemahaman agama secara sempurna dan mendalam yang mudah di cerna oleh akal yang sehat,sekaligus menjadi responitas bagi kalangan generasi-generasi atau umat sekarang ini.Oleh sebab itu kebahagian akan  terwujud andaikan setiap manuisa mampu mentransformasikan  nilai keagaman dalam bentuk ketaatan kepada Allah SWT sehingga dengan itu permasalahan sosial bisa diatasi dengan bijak dan profesionl.
Sejalan dengan perkembangan zaman dan tuntutan kebutuhan manusia semakin kompleks.Manusia dituntun untuk melakukan kajian teoritis dalam memahami bidang ilmu,yang erat kaitanya dengan aspek keagaman baik mengenai syariat,akhlak maupun muamalah,yang mengharuskan manusia untuk mengetahui ektensi keberadannya.Tujuan dalam melakukan pembedahan tersebut manusia di harapkan mampu mengamalkan syariat ini dengan baik dan benar.Oleh karena itu indikator untuk mengamalkan nilai-nilai spiritual keagaman di perlukan keikhlasan hanya kepada  Allah swt.Sehingga manusia bisa memahami betapa pentingan beramal.Pada hakikatnya amalan yang di lakukan oleh seorang hambah pasti akan dibalas oleh Allah SWT.
Dalam mencermati lajunya transpormasi ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini.Manusia di harapkan  terus meningkatkan ilmu keagamaan untuk membentengi diri dari dinamika-dinamika kehidupan melalui pengayatan pengamalan nilai syariat yang baik dan benar sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing yang di miliki.Karena hal tersebut sangat berpengaruh positif terhadap watak dan keprbadian manusia sebagai makhaluk Allah SWT.Mengapa demikian karena manusia pada hakikatnya meningingkan adanya kebahagian dan keselamatan dalam mengarungi hidup dan kehidupanya baik di maupun di akhirat.

Share:

PETA SEJARAH MESJID AMAHOLU (1955-2015)


Penulis: Kasman Renyaan

1.      Pengatar
Dalam histografi islam, peranan mesjid ternyata turut mempengaruhi  lahirnya peradaban islam, dijazirah Arab. Dari dalam Mesjid-lah,  sang revolusioner islam, Muhammad Saw, memulai dakwa islam-nya, mengajari ketauhidan, rukun islam, dan mengatur strategi perang.
Dalam konteks kekinian, mesjid pun tidak hanya difungsikan untuk urusan keagamaan, shalat, zikir, dakwa islamiah, baca-tulis Al-Quran, pasantrin kilat, dan pengaturan amil zakat, tetapi mesjid juga difungsukan sebagai sarana social, seperti tempat musyawarat-mufakat masyarakat, diskusi mahasiswa, dan lain-lain. Olehnya itu, betapa pentinggnya seorang muslim yang memakmurkan mesjid. Mengetahui apa fakta dibalik terbentuknya masjid itu?  Bagaimana hingga mesjid itu dibangun? Bagaimana hasil kulturasi budaya yang turut serta mempengaruhi kontruksi bangunan mesjid? Beberapa pertanyaan tersebut bermakna sejarah. Karena itu, sejarahlah  yang akan menuntung kita untuk mengerti, memahami, dan mengetahui fakta yang sesungguhnya dari pmbanguan mesjid itu.
Sudah seharusnya, cerita tentang keberadaan mesjid dilingkungan kampung kita, tidak hanya tersimpan dalam memori kolektif masyarakat. Sebagai tuturan cerita rakyat yang berkelanjutan.  Belum lagi,  jika kecendurngan dari subjektifitas sang penutur turut hadir dalam alur cerita, maka distorsi pun akan mewarnai kwalitas isi cerita itu. Apalagi jika generasi selanjutnya, tidak lagi menganggap cerita itu penting.
Walhasil, semua akan hilang dan hanya meninggalkan jejak lisan. Tuturan pun akan berubah menjadi foklor (cerita rakyat). Tampa dasar fakta, dan data.  Maka, akan lebih berarti dan penuh makna, jika sejarah keberadaan mesjid dilingkungan kita, tidak hanya diingat, dan diceritakan secara lisan, tetapi juga diciptakan sebagai sumber tulisan. Agar menjadi bukti sejarah untuk generasi sekarang, dan generasi yang sudah tidak sezaman dengan kita. Karena sejarah, meminjam istilah sejarawan Inggris, Bernard Lewis, harusnya dinigat, ditemukan kembali, dan diciptakan. Agar generasi selanjutnya tidak lupa akan sejarah keberadaan mesjid di lungkungannya.
2.      Sejarah Mesjid Dusun Amaholu
Hadirnya mesjid sebagai sarana ibadah umat islam, di Dusun Amaholu, Negeri Luhu, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku. Tutut mewarnai spirit masyarakat di Dusun ini, dalam menjalangkan ritual ibadah kepada Allah SWT, selaku sang pencipta alam semesta. Namun sejarah mesjid di dusun tersebut, seakan menjadi hal yang sulit untuk diketahui oleh generasi mereka saat ini. Sebab, tidak ada satupun jejak tertulis (arsip) yang tersimpan di dalam mesjid dan bisa dibaca generasi Amaholu. Akibantnya, generasi mereka lupa akan sejarah mesjidnya. Karena lupa, hingga sejarah mesjid itu, dianggap tidak lagi penting bagi mereka. Akan menjadi penting, jika generasi mereka berkepentingan, mencari data, menyusun skripsi, demi meraih gelar nantinya.
Tidak adanya histogarafi mesjid Amaholu, mendorong penulis untuk mengungkap masa lalu itu. Berdasakan fakta dan sumber data lisan, dari penuturan cerita yang diturungkan, hingga hadirinya pelaku-pelaku sejarah. Mereka yang menyaksikan langsung pendirian mesjid itu. seiring perkembangan zaman, mereka pun hadir sebagai actor, kelahiran kembali mesjid di dalam Dusun Amaholu, dengan kontruksi bangunan ala modern. Sesuai keinginan kolektif masyarakat, sampai  dapat disaksikan seperti sekarang ini.
Mesjid Dusun Amaholu dikenal dengan nama mesjid “Raudautul Jannah,” kata itu diambil dari bahasa Arab, yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sebagai “taman surga.” Berdasarkan sumber lisan dari penuturan masyarakat Amaholu, Mesjid di Dusun Amaholu, dibanggun pertama kali pada masa pemerintahan kepala dusun pertama, Apane, pada tahun 1955. Ketika itu, wilayah Amaholu secara admistrasi dusun masih mencakup tiga wilayah pemerintahan yaitu, Amaholu Hatawano, Amaholu Tengah, dan Amaholu Los.
Mesjid dibangun tepatanya berada di sebelah utara, Amaholu Hatawano, (Dusun Hatawano sekarang). Sebagai mesjid pertama di Amaholu, dengan kontruksi bangunan mesjid pun saat itu, masih mengikuti model rumah (kana tada). Mesjid itulah, satu-satunya mesjid yang dapat digunakan sebagai tempat melaksanakan shalat lima waktu, shalat sunnat, dan shalat Jumat, untuk tiga kampung, Amaholu Hatawano, Amaholu Tenggah, dan Amaholu Los. Komposisi kepengurusan mesjid pertama yaitu sebagai berikut:
a)     Bertindak selaku Imam mesjid yaitu, Haji Ibrahim (imam pertama).
b)     Khatib, Haji Husen, dan Abd. Rakip Sinaga.
c)     Modim, Haji Ahmad Yani, Haji Fayum, Haji Ridwan, dan La Damane.
Beberapa orang tersebut, merupakan pengurus pertama dari konposisi kepengurusan mesjid Amaholu. Untuk menjaga keuangan mesjid, Haji Ahmad Yani, kemudian dipercayakan sebagai bendahara mesjid Amaholu.
Kemudian pada tahun 1962, masa pemerintahan dusun dipimpin, Abd. Rakip Sinaga, akrabnya disapa, Bang Kip, digagaslah musyawarah-mufakat, tiga kampung Amholu. Alhasil, atas kesepakatan bersama, dan atas swadaya masyarakat, maka dibangunlah sebuah mesjid dari semen Beton, dengan bangunan parmanen, di Amaholu Tenggah. Mesjid ini dikerjakan oleh tiga kampung Amaholu (Hatawano, Amaholu Tenggah, dan Amaholu Los). Bertindak sebagai kepala tukang dari pekerjaan mesjid itu ialah imam mesjid Dusun Kambelu, Hasim Rumbia, akrabnya di sapa Bapa Abu. Mesjid tersebut lalu diberi nama “Raudatul Jannah” yang artinya “taman surga.” Ketiga kampung Amaholu, mengunakan mesjid ini untuk melaksanakan hajatan shalat juamat, idul fitri, dan shalat Idul Adha berjamaah.
Setelah Bang Kip, tiga tahun menjabat sebagai kepala kampung Amaholu, maka pada tahun 1965, tongkat kepemimpinan dusun Amaholu pun beralih ke tangan, Ode Abu. Dalam masa kepemimpinan Ode Abu, Pembangunan mesjid parmanen tahap awal masih dinilai masyarakat belum cukup sempurna, seperti layaknya sebuah mesjid. Hanya karena belum memiliki teras, yang mengelilingi badan mesjis. Pada tahun 1977 atas inisiatif masyarakat dan atas swadaya bersama masyarakat tiga Amaholu, mesjid yang sudah berdiri di Amaholu tenggah itu direhap kembali, dengan penambahan teras keliling. Bapa UN-Banggai, bertindak selaku kepala tukang saat itu. Didepan mesjid, samping kanan didirikan Bak Air, sebagai tempat wudhu, mengambil Air minum, mandi, dan sebagainya. Bak air itu, disandarkan langsung dengan teras depan, mesjid. Agar tidak bercampur baur laki-laki dan perempuan, di samping kiri belakang mesjid didirikan bak air khusus untuk perempuan, berwudhu, mencuci, mengambil air minum dan mandi.
Seiring berjalannya waktu, generasi kedua, generasi pendiri mesjid dan pengurus mesjid “Raudatul Jannah” pertama, semuanya telah berpulang kerahmatullah.  Bangunan mesjid yang  tadinya berdiri tegak, kokoh, dan kuat, perlahan-lahan rapuh ditenalan usia. Dinding-dinging mesjid yang terbuat dari semen beton itu, perlahan-lahan terkelupas. Begitu pula, kayu-kayu penyangga bangunan mulai terlihat lapuk. Sementara itu, masyarakat Hatawano, dan Amaholu Los, yang awalnya shalat Jumaat, bersamaan di mesjid “Raudatul Jannah” Amaholu Tenggah, kini mereka pun telah melaksanakan hajatan shalat Jumat, di kampung mereka masing-masing. Kedua kampung yang awalnya RT itu, kini sudah mempunyai wilayah admistrasi sendiri (dusun mandiri), mesjid parmanen pun telah berdiri kokoh, di kedua bekas wilayah (RT) Amaholu itu, sehingga nama mesjid yang berada di kampung itu sesuai kesepakatan masyarakat mereka. Dan tidak adalagi capurtangan Amaholu Tengah di dalam urusan itu.
Amaholu yang telah berdiri sendiri secara admistrasi Dusun, melahirkan mesjid pun dengan swadaya masyarakat mereka sendiri. Karena tidak lagi seperti awalnya, mendirikan mesjid melibatkan tiga Amaholu, dalam artian menyangkut keuangan mesjid. Menginggat problem bangunan mesjid, yang tak bisa lagi bertahan untuk generasi-generasi berikutnya. Karena itu, dalam masa jabatan pemerintahan, Yahya Bamila, selaku kepala Dusun Amaholu, di tahun 2002, mesjid “Raudatul Jannah,” dirombak total dan tak ada yang tersisa sedikitpun. Perombakan itu nantinya melahirkan komposisi kepengurusan mesjid dengan orang-orang yang berbeda.
 Perombakan mesjid dilakukan masyarakat untuk melahirkan kembali mesjid  baru dengan nama tetap Raudatul Jannah. Agar masyarakat tidak merasa tergangu dalam aktifitas ibadah shalat di mesjid, maka balai pertemuan Dusun Amaholu (balai Dusun) di ubah menjadi mesjid sementara.
Gagasan melahirkan kembali mesjid itu, atas hasil musyawarah-mufakat seluruh masyarakat Dusun Amaholu. Sehingga biaya pembangunannya diberikan atas swadaya masyarakat. Kemudian dalam perjalanan selanjutnya, barulah muncul bantuan-bantuan sukarela dari berbagai pihak. Kontruksi gambar mesjid diberikan oleh Drs. Abdin Gumale. Bersamaan dengan gambar mesjid Amaholu Los. Kontruksi bangunan mesjid, seperti sekarang ini sedikit mengikuti dan meniru mesjid ala modern.  
Tahap awal kelahiran kembali mesjid “Raudatul Jannnah” ini, ditukangi oleh empat orang tukang yang berasal dari Dusun Amaholu sendiri, diantaranya, Bapa Daen Andu, Bapa Latif, Bapa Calo, dan Bapa Lihi. Usai pondasi, tingan kabah, dan tiang penyanggah lainya selesai dibuat. Pada tahun 2005 difokuskan pada cor lantai dua. Ketika puncak acara cor lantai dua ini digelar, kepala dusun atas nama masyarakat Amaholu turut mengundang beberapa dusun-dusun tentangga, diantaranya Dusun Batulubang, Asamjawa, Hatawano, Losy, Mangge-mangge, Talaga, sampai  Dusun Kambelu, di tambah lagi dengan tenagga dari siswa-siswa SMA Huamual Barat Talaga, dan Siswa MTS Muhammadiyah Amaholu.
Pelaksanaan pengecoran tahap kedua, dilantai tiga, atau lantai terakhir, di lakukan pada tahun 2006. Pengecoran kedua kalinya ini lebih meriah dari pengocoran lantai sebelumnya. Karena untuk mensiasati pekerjaan pengecoran itu, dan bisa cepat diselesaikan sehari. Kepala Dusun Amaholu lalu mengudang dusun-dusun tetangga, seperti halnya pencoran masal pertama lantai kedua. Didalam pencoran kali kedua ini, atas inisiatif bersama pemuda Dusun Amaholu, kemudian mengundang pemuda dari Dusun Saluku, untuk bermain voly ball dan bola kaki, sebagai bentuk persahabatan antar kedua kelompok pemuda itu. Kegiatan kepemudaan itu, diakhiri dengan pengecoran lantai tiga mesjid, yang kedua kalinya, secara bersama-sama dengan seluruh masyarakat Dusun Amaholu dan dusun-dusun tetangga, serta pelajar SMA-MTS yang di undang. Dari usai pekerjaan itu, masyarakat Amaholu di bawah arahan empat orang tukang Bapa Daen, Bapa Lihi, Bapa Calo, dan Bapa Latif, mulai mengerjakanya secara perlahan-lahan hingga mesjid sudah bisa difungksikan melaksanakan shalat, dengan model mesjid bersusun tiga, sesuai tututan gambar artektur mesjid itu.
Meskipun mesjid itu sudah bisa diguanakan untuk melasanakan shalat, namun belum sepurnah kontruksi sebuah mesjid, jika tampa mengunakan  menara (tubu). Olehnya itu, pada tahun 2007 di pesankanlah lima tubu dari Makassar, dan satu buah tubu besar, sebagai menara induk. Empat tubu sedang, terpasang dilantai tiga mengelilingi tubu induk. Keempat tubu itu berputar, dikala angin sedang bertiup, dan tempat diletakannya alat pengeras suara (Toa). Diatas tubu symbol bulan bintang menghiasi menara. Mesjid ini terdiri dari tiga buah pintu utama. Terdapat empat tiang utama, di dalam mesjid. Tiang itu, secara simbolis seperti tiang kubus, (kabah). Sedangkan dinding kiri, kanan, dan diniding depan, sebagian belakang dibuatkan luban angin dari  batu angin. Dengan posisi bedug ditempatkan di sisi sudut kanan depan mesjid.
Agar mesjid itu tekesan indah, maka pada tahun 2014, mulai diprofil kembali, dimana sebelumnya pernah diprofil, tapi oleh tukang yang menangani pekerjaan itu tidak menyelesaikannya, hingga profil sebelumnya dibongkar oleh tukang baru. Pekerjaan itu dilakukan sampai 2015 (skarang), lihat gambar. Anggaran profil dan penyempurnaan pembangunan mesjid, yang berdasarkan sumber lisan dari bendahara mesjid Raudatul Jannah, Dusun Amaholu, berkisar kurang lebih 100 juta rupiah, dengan biaya tukang sebesar 70 juta rupiah. Sumber dana mesjid itu, diperoleh dari swadaya masyarakat, dan bantuan (sedekah) dari berbagai pihak. Baik dari dalam kampung Amaholu, maupun dari luar kampung.  


3, Penutup
Sejarah pembanguanan mesjid itu, sangat penting untuk di ciptakan, hingga tidak sekedar tuturan lisan dari sang penutur, tetapi juga diciptakan dalam bentuk tulisan. Agar generasi yang tidak hidup sezaman dengan penciptaan mesjid itu, bisa mengetahui. Mereka bisa membaca sumber tulisan itu, agar mereka nantinya dapat bercermin dari semangat kebersamaan dan persaudaran masyarakat generasi terdahulu di kampung mereka. Tulisan diatas hanyalah sekedar gambaran kecil dari berbagai alur cerita sejarah yang fenomenal dan sentral di Dusun Amaholu.
Hikmah yang dapat dipetik dari cerita sejarah mesjid itu untuk generasi Amaholu saat ini adalah, semangat persaudaraan dan kebersamaaan dan gotong royong masyarakat terdahulu lebih terjaga eksitensinya, hingga dapat mendirikan sebuah mesjid yang megah. Tampa kebersamaan dan semangat persaudaraan mustahil mesjid sebesar itu, dapat terbangun. Karena itulah, betapa pentingnya menjaga kebersamaan dan persaudaran sesama orang sekampung. Mencegah hal-hal yang mungkar yang melanda kampung. Sebab, hal itu hanya akan menimbulkan konflik internal sesame masyarakat kampung yang dapat menimbulkan perpecahan. Satu kampung bisa saja terbagi dua, hanya karena ulah individu. Maka, kembangkanlah sesuatu yang positif untuk kampung. Dan jangan pernah lupa akan sejarah kampung dimana kita dilahirkan. Jika, kita lupa itu, maka kita juga lupa sejarah tanah kelahiran kita. Mulailah menulis menciptakan sejarah dari hal-hal yang kecil sekarang, karena kedepan hal yang dianggap kecil itu boleh jadi dianggap besar oleh generasi kedepan. Generasi yang tidak lagi hudup sezaman dengan kita skarang.
Share:

FILSAFAT ILMU DALAM KONTEKS FILSAFAT SEJARAH

Oleh: Kasman Renyaan
Program Studi IPS/Pendidikan Sejarah Program Pascasarja Universitas Negeri Makassar
Tugas Kuliah: Filsafat Sejarah

A.    PENDAHULUAN

Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia dewasa ini,  tidak terlepas dari peran ilmu. Bahkan perubahan pola hidup manusia dari waktu ke waktu sesungguhnya berjalan seiring dengan sejarah kemajuan dan perkembangan ilmu. Tahap-tahap itu kita menyebut dalam konteks ini sebagai priodesasi sejarah perkembangan ilmu; sejak dari zaman klasik, zaman pertengahan, zaman modern dan zaman kontemporer. Kemajuan ilmu dan teknologi dari masa ke masa ibarat mata rantai yang tidak terputus satu sama lain. Semua kemajuan tersebut adalah buah dari perkembangan ilmu pengetahuan yang tak  pernah surut dari pengkajian manusia.
Pengetahuan berawal dari rasa ingin tahu kemudian seterusnya berkembang menjadi tahu. Manusia mampu mengembangkan pengetehuan disebabkan oleh dua hal utama; yakni, pertama manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua, yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuannya dengan cepat adalah kemampuan berfikir menurut suatu alur kerangka berfikir tertentu, (Husnan Sulaiman, & Munasir, 2009).
Berfikir juga memberi kemungkinan manusia untuk memperoleh pengetahuan. dalam tahapan selanjutnya pengetahuan itu dapat menjadi fondasi penting bagi kegiatan berfikir yang lebih mendalam, (Maemunah Dawi, 2014:2). Filsafat itu adalah sebuah proses berfikir, tetapi tidak semua berfikir bisa disebut filsafat. Sebab, inti filsafat adalah pemikiran yang mengunakan nalar. Filsafat juga dapat diisebut pandangan hidup seseorang atau kelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dalam segi yang luas yang menyeluruh dengan segala hubungan, (Suwardi Endaswra, 2012:1).
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan  pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika, (Irmayanti Meliono, dkk, 2007:1)
Berdasarkan konsepsi tersebut di atas, maka penulis berpandangan bahwa filsafat itu sebagai upaya menjinakan akal budi untuk hakekat akhir dan nyata yang ada. Bisa pula diartikan, sebagai upaya spekulatif yang menyajikan pandangan yang benar, sismatis, lengkap untuk seluruh realitas dunia dan isinya. Pandang dari filsafat diamaksudkan agar setiap orang dapat bijaksana dalam memandang kebenaran ilmu pengetahuan dengan akal dan pikiran mereka secara sehat. Pandangan yang dimaksud dalam tulisan ini, bukan hanya filsafat dalam pandangan ilmu itu sendiri, dalam hal spesifikasi filsafat  ilmu, tetapi akan dipandang pula dalam konteks filsafat sejarah.

B.     PEMBAHASAN

1.      Pengertian Filsafat
Secara etimologi, kata filsafat berasal dari kata pilo atau filein yang berarti cinta, dan Sophia atau shopos yang berarti kebijaksanaan atau cinta kebenaran. Jadi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau cinta kebenaran. Kebijaksanaan disini tidaklah mempunyai arti yang persis sama dengan kebenaran dalam pengertian sehari-hari. Kebijaksanaan artinya kebenaran yang diambil berdasarkan pertimbangan yang mendalam, sismatis, dan komprehensip; kebenaran yang didalamanya ada unsur kearifan (wisdom); kebenaran yang tidak hanya hasil pikiran yang jernih, tetapi juga dilandasi pertimbangan suara hati (kalbu) atau insan kamil. Demikian pula dengan cinta. Cinta maksudnya ialah menghendaki, ingin menyatu dengannya, bahkan merindukan dan melindunginya.
Sedangakan secara terminologi (istilah) sebagimana yang dikemukanakan Poedjawijatna, bahwa filsafat adalah pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatau yang berdasarkan akal pikiran belaka.” Sementara itu, Hasbullah Bakry, mengatakan, filsafat adalah sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia, dan sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.” (Abd. Rahman Pilang, 2003:1-2).
Dari kedua pendapat ahli tersebut menjelaskan suatu hal yang penting bahwa filsafat adalah pengetahuan yang diperoleh dari berfikir. Memang cirri khas filsafat adalah pengetahuan yang diperoleh dari berfikir (yang logis, tetapi tidak empiris).

2.      Filsafat Ilmu
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘alima – ya’lamu yang berarti tahu atau mengetahui, sementara itu secara istilah ilmu diartikan sebagai Idroku syai bi haqiqotih (mengetahui sesuatu secara hakiki). Dalam bahasa Inggeris Ilmu biasanya  dipadankan  dengan  kata  science, sedang pengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata science(berasal dari bahasa lati dari kata Scio, Scire yang berarti tahu) umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu pada makna yang sama.
Dalam kamus besar menguraikan Ilmu  adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu  dibidang (pengetahuan) itu.
Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya, pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang tercakup dalam bidang ontologi, epistemologi, dan axiologi dengan berbagai pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para akhli, (Maemunah Dawi, 2014:77).
Ahmad Supardi Hasibuan (2010), Filsafat Ilmu sebagaimana dimaksud di atas adalah bertugas memberi landasan filosofis untuk minimal memahami berbagai konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu, sampai membekalkan kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Secara substantif fungsi pengembangan tersebut memperoleh pembekalan dari disiplin ilmu masing-masing, agar dapat menampilkan substantif. Selanjutnya secara teknis diterapkan dengan dibentuk metodologi, pengembangan ilmu dapat mengoperasionalkan pengembangan konsep tesis, dan teori ilmiah dari disilpin ilmu masing-masing.
Dengan demikian maka Filsafat Ilmu akan sangat menambah wawasan bagi yang menggelutinya, artinya orang yang mendalami filsafat ilmu akan berwawasan luas, baik dalam arti filosofik, teoritik, metodologic, maupun teknis operasional.
3.      Filsafat Sejarah
Dikatakan oleh Ibn Khaldun bahwa dalam hakekat sejarah, terkandung pengertian observasi (nadzar), usaha untuk mencari kebenaran (tahqiq), dan keterangan yang mendalam tentang sebab dan asal benda maujudi, serta pengertian dan pengetahuan tentang substansi, essensi, dan sebab-sebab terjadinya peristiwa. Dengan demikian, sejarah benar-benar terhunjam berakar dalam filsafat, dan patut dianggap sebagai salah satu cabang filsafat.
Selanjutnya pada bagian yang lain, yaitu pada bagian satu kitab al-Ibar, Ibn Khaldun mengatakan: Ketahuilah, bahwa pembicaraan tentang persoalan ini adalah barang baru, luar biasa, dan sangat berguna. Penelitian dan penyelidikan yang mendalam telah menemukan ilmu tersebut. Ilmu pengetahuan ini tidak ada hubungannya dengan sama sekali dengan retorika, yaitu seni bicara yang meyakinkan dan berguna untuk mempengaruhi orang banyak. Juga tidak ada hubungannya dengan ilmu politik, sebab ilmu politik berbicara tentang mengatur rumah tangga atau kota, sesuai dengan ajaran etika dan hikmah-hikmah kebijaksanaan, supaya masyarakat mau mengikuti jalan menuju ke arah pemeliharaan keturunan. Dua jenis ilmu pengetahuan ini memang menyerupai ilmu pengetahuan kita ini dalam soal yang dibahasnya, tetapi kedua pengetahuan itu berbeda dengannya. Ia agaknya ilmu yang baru tumbuh. Sungguh aku belum pernah tahu seorang pun pernah membincangkannya dengan berbagai aspek yang dimilikinya (Ibn Khaldun, 1986: 63). Ilmu baru yang dimaksudkan oleh Ibn Khaldun, seperti dikatakan Zainab al-Khudairi adalah filsfat sejarah, yang di Eropa baru dikenal beberapa abad kemudian. Memang cikal bakalnya telah bersemi sejak zaman purba, misalnya dalam karya Aristoteles, Politics dan karya Plato Republic, akan tetapi bahkan termino-loginya sendiri terumuskan baru pada abad ke delapan belas (Zainab al-Khudairi, 1987: 43).
Filsafat Sejarah, dalam pengertian yang paling sederhana, seperti dikemukakan oleh al-Khudairi adalah tinjauan terhadap peristiwa-peristiwa historis secara filosofis untuk mengetahui faktor-faktor essensial yang mengendalikan perjalanan peristiwa-peristiwa historis itu, untuk kemudian mengikhtisarkan hukum-hukum umum yang tetap, yang mengarahkan perkembangan berbagai bangsa dan negara dalam berbagai masa dan generasi (Zainab al-Khudairi, 1987: 54).
Ada beberapa penulis yang berpendapat bahwa sejarah berjalan sesuai dengan suatu kerangka tertentu dan bukannya secara acak-acakan, dan filsafat sejarah adalah upaya untuk mengetahui kerangka tersebut yang diikuti sejarah dalam perjalanannya, atau arah yang ditujunya, atau pun tujuan yang hendak dicapainya. Menurut F. Laurent, sebagaimana dikutip al-Khudairi, menyatakan bahwa sejarah tidak mungkin hanya merupakan seperangkat rangkaian peristiwa yang tanpa tujuan atau makna. Dengan demikian, sejarah sepenuhnya tunduk kepada kehendak Tuhan seperti halnya peristiwa-peristiwa alam yang tunduk pada hukum-hukum yang mengendalikannya.
Sementara itu, menurut W.H. Walsh (W.H. Walsh, 1967: 16) dalam bukunya yang berjudul An Intoduction to Phillosophy of History, menyatakan bahwa sebelum mendefinisikan filsafat sejarah hendaknya memperhatikan pengertian kata sejarah. Sejarah kadang-kadang diartikan sebagai peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu (the totality of past human actions) atau history as past actuality, dan kadang-kadang diartikan pula dengan penuturan kita tentang pertistiwa-peristiwa tersebut (the narrative or account we construct of them now) atau history as record. Namun demikian, hingga abad XIX, apa yang disebut Walsh sebagai filsafat sejarah spekulatif pada dasarnya adalah satu-satunya filsafat sejarah.
Dua arti dari kata sejarah tersebut penting karena dengan demikian membuka dua kemugkinan terhadap ruang lingkup atau bidang kajian filsafat sejarah.
Pertama, adalah suatu studi dalam bentuk kajian sejarah tradisional, yaitu perjalanan sejarah dan perkembangannya dalam pengertian yang aktual.
Kedua, adalah suatu studi mengenai proses pemikiran filosofis tentang perjalanan dan perkembangan sejarah itu sendiri.
Dalam kasus yang kedua, filsafat sejarah mengandung arti studi mengenai jalannya peristiwa sejarah, atau studi terhadap asumsi dan metode para sejarawan. Ketika seseorang berpikir tentang asumsi dan metode para sejarawan, kata Walsh, maka ketika itu ia sedang bergumul dengan filsafat sejarah kritis atau analitis. Dalam kaitan dengan filsafat sejarah ini, pembagian Walsh ke dalam filsafat sejarah kritis dan spekulatif telah diterima secara luas (Marnie Hughes-Warrington, 2008: 660).
Dari segi yang lain, filsafat sejarah berupaya menemukan komposisi setiap ilmu pengetahuan dan pengalaman umum manusia. Di sini perhatian lebih diarahkan pada kesimpulan dan bukannya pada penelitian tentang metode atau sarana-sarana yang digunakan seperti yang digunakan dalam metode analitis filsafat. Dalam kegiatan konstruktif, filosof sejarah bisa mencari pendapat yang paling komprehensif yang bisa menjelaskan tentang makna hidup dan tujuannya.
4.      Filsafat Ilmu Dalam Kontek Filsafat Sejarah
Filsafat Ilmu memiliki empat obyek telaahan. Dua obyek menelaah substansinya, dan dua obyek lainnya menelaah instrumentasinya. Dua yang pertama (telaah substansi) adalah Fakta atau kenyataan; dan kebenaran. Sedangkan dua yang terakhir (telaah instrumentasi) adalah Uji konfirmasi; dan Logika Inferensi.
Telaah subtansi dalam filsafat ilmu yang dimaksukan adalah fakta atau kenyatan dan kebenaran, juga menjadi bagian dari telah filsafat sejarah. Antara filsafat ilmu dan filsafat sejarah kedua-duanya mengaji tentang alam, manusia, dan segala tindakanya. Sebuah fakta yang bisa dijadikan sumber kebenaran sejarah dan dapat menjadi ilmu pengetahuan, jika telah mempunyai metode dan metodologi. Olehnya itu, suatu ilmu dalam pandangan filsafat bila memenuhi tiga kreteria:
Pertama, aspek antologi, yakni berkaitan dengan hakekat yang dikaji dalam objek formal dan objek material. Objek formal ialah manusia. Apapun yang dilakukan manusia adalah objek material. Sama seperti halanya dalam kajian sejarah objeknya adalah manusia dan tindakanya.
Kedua, aspek epistimologi yakni, yakni cara mendapatkan pengetahuan. Rekonstruksi mengenai kejadian dimasa lampau dilakukan secara sismatis melalui heuristic, kritik (internal dan ekternal), interpertasi, dan histografi. Cara atau metode ini tidak dapat saling dipertukakarkan urutan kerjanya. Dengan cara itu, rekonstruksi masa lalu dapat dilakukan.
Ketiga, aspek aksiologi guna atau manfaat suatu pengetahuan yang dikatakan sebagai suatu ilmu. Tujuan suatu ilmu dalam krangka ini bukan semata untuk ilmu itu sendir, melaingkan lebih luas yakni dapat member manfaat bagi kepentingan kemanusiaan. Apek ini sering menjdi bahan perdebatan, bahwa masa lalu kurang atau bahkan tidak punya konstribusi terhadap masa depan unmat manusia, (Abdurahman Hamid & Muhamad Saleh Majid, 2011: 86).
Ilmu sejarah dan ilmu filsafat merupakan dua ilmu yang berbeda, akan tetapi keduanya saling membutuhkan satu sama lain, ilmu sejarah berbicara mengenai masa lalu, sedangkan ilmu filsafat berbicara mengenai bagaimana berfikir secara rasional, analisis dan kritis, kedua ilmu ini akan sangat bersinergi dalam memecahkan masalah-masalah yang bermunculan di zaman kontemporer ini, ilmu sejarah memberikan gambaran dari masa lalu, yang mana pada masa lalu pernah terjadi bebagai macam persoalan-persoalan, baik persoalan yang meliputi masalah politik, pemerintahan, masalah sosial, ekonomi maupun masalah yang bersifat religius Sebahagian orang mengharapkan masa lalu dapat menjelaskan atau bahkan memberikan pembenaran terhadap apa yang terjadi sekarang, sebahagian yang lain berharap, dari sejarah dapat dicari akar-akar identitas bahkan orientasi kemasa depan, harapan ini termasuk fungsi sosial dari sejarah yaitu“ mengorganisasi masa lalu sebagai fungsi dari masa sekarang”
Ilmu filsafat memberikan sentuhan pemikiran yang mendorong manusia untuk berfikir secara kritis setiap kejadian sejarah yang kemudian menjabarkan bagaimana menjadikan masa lalu tersebut menjadi sebuah ibrah atau pelajaran dimasa sekarang yang terkait dengan permasalah yang tidak jauh berbeda dengan yang terjadi pada masa lampau, dengan demikin manusia mampu memetik sebuah pesan kontemporer dalam rangka membina kehidupan manusia moderen yang ideal.
Dengan demikian kita bisa mengambil sebuah kesimpulan bahwa tugas filsafat dalam sejarah adalah menggerakkan pemikiran manusia agar merekontruksi masa lalu sebagai pelajaran atau hikmah dimasa sekarang, dan merancang masa depan.
Menurut Murtadha Mutahhari (1986:65), sejarah dapat didefinisikan dalam tiga cara:
Pertama, pengetahuan tentang kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa, dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau dalam kaitannya dengan kejadian-kejadian masa kini. Semua situasi, keadaan, peristiwa, dan episode yang terjadi pada masa kini, dinilai, dilaporkan, dan dicatat sebagai hal-hal yang terjadi hari ini oleh surat kabar-surat kabar. Namun demikian, begitu waktunya berlalu, maka semua hal itu larut bersama masa lalu dan menjadi bagian sejarah. Jadi, sejarah adalah pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa, kejadian-kejadian, dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau. Biografi-biografi, catatan-catatan tentang peperangan dan penaklukan, dan semua babad semacam itu, yang disusun pada masa lampau, atau di masa kini, adalah termasuk dalam kategori ini.
Pengertian sejarah seperti dikemukakan di atas, apabila ditelusuri lebih jauh meliputi empat hal: (1) sejarah merupakan pengetahuan tentang sesuatu berupa pengetahuan tentang rangkaian episode pribadi atau individu, bukan merupakan pengetahuan tentang serangkaian hukum dan hubungan umum; (2) sejarah merupakan suatu telaah atas riwayat-riwayat dan tradisi-tradisi, bukan merupakan disiplin rasional; (3) sejarah merupakan pengetahuan tentang mengada (being), bukan pengetahuan tentang menjadi (becoming); dan (4) sejarah berhubungan dengan masa lampau, bukan masa kini. Tipe sejarah ini menurut Mutahhari disebut sebagai sejarah tradisional (tarikh naqli) atau sejarah yang ditransmisikan (transmitted history).
Kedua, sejarah merupakan pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau, yang diperoleh melalui penyelidikan dan analisis atas peristiwa-peristiwa masa lampau. Dalam hal ini, bahan-bahan yang menjadi urusan sejarah tradisional, yakni peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian masa lampau, adalah bahan dasar untuk kajian ini. Kajian atau telaah terhadap sejarah dalam pengertian ini, yang berupa peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian, adalah sama halnya dengan bahan-bahan yang dikumpulkan oleh seorang ilmuwan, yang selanjutnya dianalisis dan diselidiki di laboratorium guna menemukan hukum-hukum umum tertentu.
Sejarawan dalam  upaya menganalisis ini, berusaha mengungkapkan sifat sejati peristiwa-peristiwa sejarah tersebut serta hubungan sebab-akibatnya, dan akhirnya dapat menemukan hukum-hukum yang bersifat umum dan berlaku pada semua peristiwa yang serupa. Sejarah dalam pengertian ini menurut Mutahhari disebut sebagai sejarah ilmiah.
Meskipun obyek penelitian dan bahan pokok sejarah ilmiah adalah episode-episode dan peristiwa-peristiwa masa lampau, tetapi hukum-hukum yang disimpulkannya tidak hanya terbatas pada masa lampau. Hukum-hukum tersebut dapat digeneralisasikan sehingga dapat diterapkan pada masa kini dan mendatang. Segi sejarah ini menjadi sangat bermanfaat dan menjadi salah satu sumber pengetahuan bagi manusia untuk memproyek-sikan dan memperkirakan masa depan.
Perbedaan tugas seorang peneliti dalam bidang sejarah ilmiah dan tugas seorang peneliti dalam ilmu pengetahuan alam sangat jelas. Bahan penelitian seorang ilmuwan dalam bidang kealaman adalah berupa rantai kejadian nyata dan dapat dibuktikan. Oleh karena itu, seluruh penyelidikan, analisis, dan hasilnya, dapat dilihat. Sementara itu, bahan kajian penelitian seorang sejarawan ada di masa lampau dan tidak ada di masa sekarang. Bahan yang dikaji seorang sejawaran adalah setumpuk catatan tentang rangkaian peristiwa masa lampau. Seorang sejarawan adalah seperti seorang hakim di pengadilan, yang memutuskan suatu perkara atas dasar bukti-bukti dan petunjuk-petunjuk yang ada padanya.
Dengan demikian, analisis seorang sejarawan bersifat logis dan rasional, bukan berdasarkan bukti-bukti dari luar yang dapat diuji kebenarannya. Seorang sejarawan melakukan analisisnya di laboratorium pikiran dan akalnya, dengan peralatan logika dan penyimpulan, bukan di laboratorium fisik lahiriah dengan penelitian observasi dan pengukuran. Karena itu, pekerjaan seorang sejarawan lebih dekat dengan pekerjaan seorang filosuf ketimbang pekerjaan seorang ilmuwan. Apa yang dikatakan Mutahhari ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Croce ketika mengatakan bahwa sejarah adalah bentuk tertinggi dari filsafat. Bagi Croce, perbuatan berpikir adalah filsafat dan sekaligus sejarah pada waktu yang bersamaan. Karenanya, sejarah identik dengan tindakan berpikir itu sendiri. Dari paradigma ini kemudian lahirlah rumusan tentang identiknya sejarah dengan filsafat (Ahmad Syafii Maarif, 2003: 35).
Ketiga, filsafat sejarah (kesejarahan) didasarkan pada pengetahuan tentang perubahan-perubahan bertahap yang membawa masyarakat bergerak dari satu tahap ke tahap yang lain. Filsafat sejarah membahas tentang hukum-hukum yang menguasai perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain, filsafat sejarah adalah ilmu tentang proses menjadinya (becoming) masyarakat, bukan hanya tentang maujudnya (being) saja.
Spengler Toynbee mengemukakan sejarah sebagai perkembangan yang sesuai dengan putaran-putaran perubahan yang tetap dan selalu kembali, sementara sejarawan lain mengatakan sejarah sebagai suatu keseluruhan laporan mengenai masa lalu manusia yang memperlihatkan bahwa masa lalu tersebut membentuk diri sesuai dengan prinsip-prinsip tertentu yang sah secara universal. Pendapat lain tentang sejarah dikemukakan oleh Hugiono dan Poerwantara bahwa dalam penulisan sejarah perlu dibedakan terlebih dahulu antara sejarah dalam kerangka ilmiah, dan sejarah dalam kerangka filosofis. Sejarah dalam kerangka ilmiah adalah sejarah sebagai ilmu, artinya sejarah sebagai salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta seluruh kejadian-kejadian, dengan maksud untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk akhirnya dijadikan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah program masa depan.
C.    KESIMPULAN
Pada dasarnya manusia adalah makhluk berfikir, dan berpengetahuan, dengan fikiranya manusia mendapatkan ilmu, dan dengan kehendaknya manusia memperoleh pengetahuan. Berfikir merupakan cara manusia mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Filsafat adalah hasil dari berfikir. Namun tidak semua berfikir bisa disebut filsafat. Karena filsafar adalah berfikir dengan mengunakan nalar. Untuk mengkaji ilmu diperlukan filsafat ilmu. Sebab filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya, pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang tercakup dalam bidang ontologi, epistemologi, dan axiologi dengan berbagai pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para akhli.
Filsafat ilmu dalam kontek filsafat sejarah akan sangat berguna untuk membantu sejarawan dan ahli sejarah untuk berfikir bijakasana dan mencintai kebenaran dalam mengaji fakta dan data yang diperoleh dilapangan, sehingga waktu lampau yang tidak dilihat secara langsung, bisa dianalisis dan ditulis sesuai fakta dan data yang diperoleh. Mengikuti suara hati (qalbu), agar tidak terjebak dengan unsur subjuktifitas demi melegitimasi kekuasaan tertentu. Hal ini sengat penting dan berguna demi pengembangan ilmu pengetahuan pada masa sekarang dan dimasa depan. Dengan demikian, analisis seorang sejarawan atas data dan fakta harus bersifat logis dan rasional, bukan berdasarkan bukti-bukti dari luar yang tidak dapat diuji kebenarannya. Seorang sejarawan melakukan analisisnya di laboratorium pikiran dan akalnya, dengan peralatan logika dan penyimpulan, bukan di laboratorium fisik lahiriah dengan penelitian observasi dan pengukuran. Karena itu, pekerjaan seorang sejarawan lebih dekat dengan pekerjaan seorang filosuf ketimbang pekerjaan seorang ilmuwan.

DAFTAR PUSTAKA

Endaswra, Suwardi, 2012. Filsafat Ilmu Konsep, Sejarah, dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Jogjakarta: (Cet-1), Caps.
Dawi Maemunah, 2014. Bahan Kuliah filsafat Ilmu, Makassar: Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar, tidak diterbitkan.
Diperoleh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat, diakses pada tanggal 30 Desember 2014.
Hamid,  Abdurahman & Muhamad Saleh Majid, 2011. Pengangar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: (Cet-1), Ombak.
Hasibuan Supardi Ahmad, 2010. Ontologi,  Epistemologi Dan Aksiologi Ilmu, Artikel, Tidak diterbitkan.
Mutahhari, Murtadha, 1986. Masyarakat dan Sejarah Kritik Islam dan Masrxisme dan Teori Lainya, Bandung: Mizan.
Pilang, Abd. Rahman, 2003. Filsafat Ilmu, Makassar: Badan Penerbit UNM.
Irmayanti Meliono, dkk. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI.
Walsh, W.H. 1967. An Intoduction to the Phillosophy of History, London: Hutchinson.
Zainab Al Khudairi, 1987. Filsafat Sejarah Ibn Khaldun, terj. Ahmad Rofi Usmani 2011. Bandung: Pustaka, dalam Ajat Sudrajat, Diktat Filsafat Sejarah, ,Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.




Share:

Jaringan Pelayaran Orang Amaholu di Pantai Barat Seram


Motor Piber: Sumber, IPMAM.

Orang Buton yang kini bermukim di pesisir pantai Hoamual Barat, khususnya di Kampung Amaholu,  Huamual, Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, masih mengembangkan tradisi maritim (berlayar) dan papalele (berdagang keliling). Meskipun para pelayar ini juga mengembangkan usaha lain, pihamota (berkebun) ubi-ubian, sayur-sayuran, kelapa, cengkeh, dan pala, tetapi tradisi perlayaran dan perdagangan maritim ini, masih tetap dijadikan sebagai mata pencarian ungulan. Aktivitas berlayar-berdagang keliling ini, sudah dilakukan secara regenerasi, dari masa ke lampauan hingga kondisi ke kinian.

Ketangguhan dan keuletan mereka dalam melakukan aktivitas pelayaran ditengah ruang samudra, tidak bisa lagi diragukan. Menghadapi berbagai peristiwa alam seperti, angin kencang, gelombang laut, atau cuaca buruk, pada musim barat dan musim timur, sudah dianganggapnya sebagai hal yang biasa-biasa saja, dan bukan sesuatu yang menakutkan. Anggapan pelayar Buton di Dusun Amaholu bahwa fenomena alam seperti itu, lazim terjadi dalam dunia pelayaran dan perdagangan yang melintasi ruang samudra. Meskipun perahu dan nyawa mereka terkadang menjadi taruahnya. Dengan berpegang pada prinsip berlayar seperti meminjam istilah Abd. Rahhman Hamid, dalam buku Orang Buton Suku Bahari Indonesia (2011), “Sabangka Asarope” satu teman berlayar, satu arah haluan atau tujuan.

Perahu Bangka, sumber: Google.
Solidaritas sesama awak dalam konteks Sabangka Asarope ini, di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan dalam satu perahu perlu diperhatikan serta dijunjung tinggi. Seluruh awak kapal harus berpegang dalam satu  pemikiran, satu tujuan, tunduk, dan patuh terhadap satu komando, serta mengikuti apa yang diarahan dan dianjurkan juragang, selaku pimpinan tertinggi dalam perahu. Kalaupun ada kesalapahaman sesama awak dalam perahu, maka juragang terlebih dahulu harus menyelesaikanya. Sebelum melakukan aktivitas pelayaran.  Jika, kesalapahaman itu terjadi ditengah laut, maka sebelum turun ke darat harus diselesaikan. Demikian pula sebaliknya. Sebab jika tidak, maka akan berimbas pada nasip sial, seperti kecelakaan perahu. Singkatnya, permasalah sesama awak di laut, harus diselesaikan di laut, dan masalah di darat harus diselesaikaan di darat. Dengan berpegang pada komitmen, sekali menancapkan layar pantang berbalik.
Para pelayar ini akan kembali ke kampung halaman mereka, ketika sudah membawa hasil dan berhasil.  Telah menjadi prestise social (harga diri) bagi pelayar, jika mereka berlayar dan kembali tidak membawa hasil dan berhasil. 

Prinsip ini telah tertanam di dalam benak mereka sebagai pelayar, dan menjadi penyemangat disetiap aktivitas pelayaran. Selain itu, ada sesuatu yang di sakralkan pomali (larangan) bagi para pelayar Buton, lebih khusus orang Buton di Dusun Amaholu ketika sedang berlayar. Dimana perahu harus berbalik haluan ketempat semula (star awal), disaat perjalanan itu belum sampai ke tempat tujuan. Kemudian disisi lain, hal yang biasa dipomalikan pelayar Buton di Dusun Amaholu yaitu awak kapal yang sudah menikah terutama juragang, harus berbaik hati dengan isrtinya. Dalam artian, rumahtangga harus akur. Sebelum melakukan aktivitas berlayar-berdagang.

Keberanian dan ketangguhan orang Buton di Dusun Amaholu dalam mengarungi ruang samudra ini. Sudah sepatutnya, dan sepantasnya, mendapatkan julukan sebagai “Komunitas Maritim” di Kabupaten SBB. Betapa tidak? para pelayar di Dusun Amaholu ini, telah melakukan pelayaran ke berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, nenek moyang mereka (Binongko) dalam kurun niaga, sudah berlayar dan membangun kontak jaringan perdagangan maritim menjangkau wilayah mancanegara, seperti Malaysia, Singapura, Filipina Selatan, Deli, Palau disebelah timur Filipina, dan jalur pelayaran itu dianggap sebagai rutinitas biasa. Kedatangan orang Buton di Pulau Seram, termasuk di Dusun Amaholu pun, tidak terlepas dari sejarah pelayaran tradisional dan perniagaan itu sendiri.

Wilayah timur seperti Irian, Nusa tenggara Timur, (Flores) Nusa Tenggara Barat (Bima), kepulauan Maluku,  Maluku Utara, dan pulau-pulau terdepan dan terluar,  dan wilayah Barat seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali. Wilayah Indonesia tengah, seperti Sulawesi Selatan, (Makassar) Sulawesi Tenggara (Kepulauan  Buton,  Bau-Bau dan Kendari), Sulawesi tengah (banggai, dan luwuk), Sulawesi Utara (Manado dan Bitung)  dan hampir seluruh kepulauan Indonesia,  telah dijangkau oleh para pelayar Buton di Dusun Amaholu. Mereka telah mendekatkan pulau-pulau dalam konteks geografi, dan ruang kulrutal yang utuh tentang Indonesia. Hal itu, terdengar dari cerita-certia yang terekam dalam ingatan kolektif para pelayar sebagai pelaku sejarah di Dusun Amaholu. Mereka dengan gampangnya menyebut nama daerah, jenis angin, sebaran karang di laut, dan krateristik masyarakatnya, di tempat yang pernah di kunjungi. Fakta ini membuktikan,  bahwa aktivitas berlayar orang Buton di Dusun Amaholu, dalam mengarungi laut telah mendekatkan ruang komunikasi. Mereka pun dapat membentuk jaringan dagang, dengan berbagai etnis di kepulauan Indonesia.

Orang Buton di Dusun Amaholu sudah mengeluti dunia pelayaran taradisonal ini, sejak dari berlayar menguanakan perahu Bangka, yang masih mengandalkan kekuatan angin sebagai tenaga pengerak perahu, Motorisisasi perahu layar, sampai dengan Motor Piber, sekarang. Kepawaian mereka dalam aktivitas kebaharian ini, ternyata bukan hanya bisa berlayar mengarungi ruang samudra, dan membentuk jarigan dagang dengan masyarakat disetiap daerah yang dijumpai, tetapi mereka juga pandai membuat perahu Bangka

Share:

Unordered List

3/sosial/post-list

Latest blog posts

3-latest-65px

BTemplates.com

3/sosial/col-right
Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Statistik Pengunjung

Ekonomi

3/ekonomi/col-left

Publikasi

3/publikasi/feat-list

Error 404

Sorry! The content you were looking for does not exist or changed its url.

Please check if the url is written correctly or try using our search form.

Recent Posts

header ads
Ag-Historis

Text Widget

Sample Text

Pengikut

Slider

4-latest-1110px-slider

Mobile Logo Settings

Mobile Logo Settings
image

Comments

4-comments

Budaya

budaya/feat-big

Subscribe Us

Recent Posts

sejarah/hot-posts

Pages

Popular Posts