Langsung ke konten utama

Peta Sejarah SMA Iqro Amaholu (Part I)



A.   Sejarah SMA IQRO Amaholu

“ Sukses dalam Tantangan”


Perjalanan  sejarah kehadirian SMA Iqro Amaholu, di tengah masyarakat Dusun Amaholu menuai pro dan kontra. Tantangan demi tantangan datang dari berbagai pihak. Isu penolakan kehadirian SMA Iqro Amaholu, muncul dan sengaja dimunculkan oleh orang-orang intelektual yang tidak menginginkan kelahiran lembaga formal tingkat SMA di kampung ini. Mulai dari guru hingga kaum akademisi, ikut ambil bagian dari penolakan itu. Wacana demi wacana dimunculkan agar SMA ini, batal berdiri di Dusun Amaholu. Anggapanya, sekolah ini menjadi saingan sekolah tertentu di kampung Tetangga. Bahkan naifnya lagi, mereka memberikan isu profokatif, kalau sekolah yang didirikan ini adalah sekolah keluarga. Padahal di negara ini, tidak ada yang namanya sekolah keluarga. Kalau sekolah yayasan pastinya banyak, tetapi itu bukan berarti keluarga. Dalam konteks itu, harus dipahami pula bahwa negara memberikan kewenangan untuk mengelolah lembaga pendidikan melalui pihak swasta, yang secara admistrasi untuk mendirikan sekolah swasta harus ada yayasan yang jelas. Mungkin dari nama yang tertera di dalam kepengurusan yayasa itu menjadi landasan kelicikan isu mereka.
Menjadi benar jadinya, jika ini hanya disebabkan tidak mau bersaing sehat, memejukan kampung lewat dunia pendidikan. Untuk diketahui, bersaing dalam dunia pendidikan itu menjadi sebuah keharusan, agar pendidikan yang ada, tidak hanya stagnan atau maju ditempat, tetapi ia akan berproses dan terus berinofasi kearah perubahan kemajuan pendidikan. Minoritas masyarakat yang tidak sadar pun ikut-ikutan, tidak setuju dengan kalahiran sekolah ini. Padahal jika ditanya apa pendasaranya? Sudah barang tentu mereka tidak berdasar? Appalagi sampai melarang wadah pencerdasan bangsa ini. Mereka  yang ingin mengagalkan sekolah ini, tidak pernah berfikir, tidak tersentu hatinya, melihat puluhan sarjana gangur di kampung. Mereka tidak punya tempat mengabdi, setiap sekolah yang berada di kampung, dilamar oleh para sarjana itu, kepseknya beralasan penuh. Tidak ada lagi tempat bagi mereka mengabdikan ilmunya. Kemanakah mereka harus mengeluh? Ini yang tidak difikirkan oleh mereka yang menolak itu. Mereka hanya mau kepentingan perut mereka terisi, dan tidak mau memikirkan perut orang lain. Kesejateraan tidak mereka bagikan kepada orang lain. Itu secara pragmatisnya, sementara niat suci SMA ini tidak hanya untuk membatu pemberantasan penganguran dan untuk pengabdian serta pencerdasan generasi bangsa khususnya di Dusun Amaholu dan sekitarnya dan tidak menutup kemungkinan anak bangsa yang ingin bersekolah di SMA ini, melalui wadah pendidikan yang berkuwalitas dan berdaya saing. Ini yang menjadi visi sekolah ini. Sekolah yang unggul dalam kwalitas, dan menjadi sekolah yang menjadi sekolah pencontohan di Huamual Barat khususnya, sehingga SMA ini, nantinya tidak akan kalah saing dengan sekolah-sekolah yang lain yang bertarap nasional maupun Internasional di negara ini. Lalu yang menjadi pertanyaanya, apa dasar pelarangan sekolah ini berdiri di Dusun Amaholu? Sementara UU dan UUD 1954 menjamin semua itu. Menjadi benar subjekif tim pendiri SMA Iqro Amaholu. Karena tak berdasar, maka Ini hanya persoalan suka dan tidak suka.” Namun semua itu menjadi penyemangat bagi para pendiri. Tantangan dianggap bagian dari dinamika untuk mencapai kesuksesan. Dari tantangan itulah, maka SMA Iqro Amaholu sukses berdiri ditengah-tengah masyarakat. Itulah sebabnya, sekolah ini mengambil moto “ Sukses dalam Tantangan.”
Sejarah
Menjelang kehadiran SMA Iqra Amaholu, Buyun Amin, Arsat Ibrahim dan Riki Amin, sekalu Tim pendiri yang berada di Dusun Amaholu melakukan langkah kordinasi dengan tokoh-tokoh pendidikan seperti, mendatangi guru MTS Muhammadiyah Amaholu, bapak Iman Mutalib, S.Pdi., dalam  hal ini meminta persetujuan dan gagasannya tentang berdirinya SMA Iqro Amaholu, itu di repon positif olehnya. Langkah selanjutnya adalah mendatangi lagi tokoh masyarakat dalam hal ini Kepala Dusun Yahya Bamila dan Sekertaris Dusun Amaholu Rusmin, S.PdI., dari koordinasi itu, walhasil direspon positif. Kemudian untuk mempercepat proses itu, maka dibentuklah tim kerja yang terdiri dari Riki Amin, Buyung Amin, Erson Labiji, Iman Mutalib, Rusmin, Darno dan Arsad Ibrahim. Riki Amin dan kawan-kawan pada hari Kamis malam, 14 Mei 2015, berkumpul di kediaman Iman Mutalib untuk merancang surat undang rapat. Tujuanya, untuk dibagikan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para dewan guru di Dusun Amaholu. Jumat pagi, tanggal 15 Mei 2015, Buyung Amin dan Erson Labiji ditugaskan untuk membagi-bagikan surat tersebut. Usai Shalat Jum’at, maka dilakukanlah rapat bersama tokoh agama, tokoh masyarakat dan para dewan guru dari berbagai sekolah, dari Dusun Amaholu, Amaholu Los dan Hatawano, di Aula MI Muhammadiyah Amaholu. Rapat yang dimulai sekitar pukul 14.00 hingga berakir pada 17. 00, WIT tersebut, digagas atas gagasan bersama Tim Bakti Simpati. Dalam pertemuan itu, bertindak selaku pimpinan dan pengarah dalam rapat, Rusmin, S.PdI., Iman Mutalib, S.PdI., dan Rikin Amin S.Pd. Pertemuan itu digelar untuk membicarakan rencana pendirian Sekolah Menegah Atas (SMA Iqro) di Dusun Amaholu. Selain itu, pembahasan dalam rapat, juga menyinggung persoalalan banyaknya lulusan sarjana, dari berbagai kampus dari dan luar Maluku. Baik lulusan sarjana keguruan, maupun dari non keguruan yang berasal dari Dusun Amaholu, hingga kini mengangur. Pasalnya,  tidak ada lagi sekolah yang dapat menampung berbagai lulusan Sarjana Starata Satu (S1) dari aneka disiplin ilmu tersebut, sehingga mereka tidak lagi punya tempat untuk mengabdikan ilmunya, di lembaga formal seperti sekolah. Kemudian dari realita yang ada, khususnya di dalam lingkungan Dusun Amaholu sendiri, belum memiliki sekolah setinggkat SMA. Adapun sekolah yang ada hanya pada tingkat MI dan MTS.
Terkait keberadaan sebuah lembaga sekolah Madrasa Aliah yang berstatus swasta di lingkugan kampung tetangga, Hatawano, turut mewarnai pembicaraan dalam rapat itu, sehingga berujung pada sedikitnya perbedaan pendapat antara pimpinan dan peserta rapat. Persoalannya, terletak pada pertanyaan dari mana siswa diambil ketika SMA ini berdiri di Dusun Amaholu? Pertanyaan itu, menjadi hujatan sebagian peserta dalam rapat tersebut. Ada yang setuju dan ada pula yang tidak. Terjadi sedikitnya berdebatan antara peserta dan pimpinan rapat. Perdebatan itu berawal dari pernyataan dan pertanyaan salah seorang guru MI Muhammadiyah Amaholu, yang tidak setuju dengan berdirinya SMA di Dusun Amaholu, dengan dalil urusan Admistrasi sekolah (Izin operasional), tetapi argument itu berhasil dipatahkan. Sebab, dasar rencana berdirinya sekolah tingkat SMA di Dusun Amaholu ini, sudah jelas tertuang dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dipertegas pula bahwa, setiap warga negara berhak mendapat pendidikan yang layak, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003. Termasuk sudah di dukungan sekolah SMP/sederajat, sebagai syarat admistrasi untuk pengusulan ijian operasional sekolah di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Diantaranya, MTS Muhammadiyah Amaholu, SMP Mangge-Mangge, SMP Satu Atap Batulubang, dan sejumlah SMP lainya, di pesisir Huamual Barat, jelasnya para pimpinan rapat kepada peserta yang hadir. Pendekatan itulah, menjadi rujukan dasar berdirinya SMA IQRO Amaholu, sehingga dapat dipahami bersama bahwa hadirnya SMA ini, bagian dari kemajuan kampung Amaholu. Itulah sebabnya, kesepakatan bersama lahir dari rapat tersebut. Ini diungkapkan masyarakat dalam bentuk penegasan bahwa lembaga SMA harus berdiri di Dusun Amaholu. Usai berdebatan itu, rapat kemudian ditutup dengan doa. Dipimpin oleh salah seorang staf penghulu Mesjid Raudatul Jannah Amaholu yang turut hadir dalam musyawarah tersebut.

B.    Cikal Bakal Kelahiran SMA Iqro Amaholu
Jauh sebelum rapat itu dilakukan, gagasan untuk mendirikan sekolah tingkat SMA di Dusun Amaholu ini, telah menjadi perbicangan di kalangan para intelektual (Mahasiswa dan masyarakat), dimanapun berjumpa saat berbicara kemajuan pendidikan di Dusun Amaholu. Namun wacana tersebut, hanyalah pepesan kosong, tetapi belum diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata. Ini terjadi karena belum ada aktor yang bisa mengerakan pendirian SMA ini. Selain itu, belum ada Tim yang bisa bergerak cepat, bertindak tepat untuk mengambil resiko.
Pada tahun 2014, beberapa orang (Tim) terdiri dari Adul Alibady, Riki Amin, Arifin Sihab, Buyung Amin, dan Kasman Renyaan, melakukan terobosan untuk mendirikan lembaga pendidikan anak usian dini (PAUD), di Dusun Amaholu. Langkah awal yang dilakukan adalah menjalangkan fungsi kordinasi, dengan mendatangi Kepala Dusun Amaholu Yahya Bamila. Ini dimaksudkan agar pendirian lembaga non formal ini diketahui dan disetujui oleh kepala dusun. Selanjutnya, melakukan langkah identifikasi anak umur 4 tahun di Dusun Amaholu. Ini dibarengi dengan mensosialisasilan pentingnya pendidikan anak usia dini kepada orang tua di kampung tersebut. Langkah itu, ikuti dengan pembagian selebaran tentang profil PAUD yang akan dibentuk ini.  
Ketika kordinasi dan sosialisai secara diam-diam dilakukan, maka sosialisai PAUD dengan orang tua peserta didik dilakukan secara resmi, di rumah keluarga keluarga besar Ama Widaria, di Dusun Amaholu. Pertemuan dengan orang tua peserta didik itu, sebagai langkah sosialisasi  Paud Play Grup Iqro secara terbuka, sekaligus membicarakan perihal waktu penerimaan, biaya pendaftaran dan syarat admistrasi peserta didik yang harus disiapkan orang tua peserta didik. Bertindak selaku pimpinan rapat saat itu, Kasman Renyaan, Adul Alibadi dan Riki Amin. Langkah tersebut dalam beberapa bulan kemudian diikuti oleh Burhan Manassa yang bergerak membentuk lembaga PAUD Play Grup Iqro, di Dusun Naselan, Pulau Buano. Namun, dalam perkembangannya Paud Play Grup Iqra, di Dusun Amaholu mandek. Sedangkan dan Paud Iqro di Dusun Naeselan, Pulau Buano masih aktif melaksanakan kegiatan proses belajar-mengajar hingga sekarang hasil laporan, tercatat sebagai Paud yang ke 26 dari seluruh Paud di bumi Saka Mese Nusa (Nama lain SBB). Dari perjalanan pembentukan Paud tersebut, lahirlah SMA IQRA di Dusun Amaholu di tahun 2015.

C.    Tantangan Pendirian Sekolah dan Penerimaan Siswa Baru
Setelah isu tentang pendirian SMA Iqro Amaholu semakin sentral di masyarakat pasca rapat terbuka Jumat tanggal 15 2015. Karena itu, pekerjaan yang dipikirkan dan dilakukan Tim Pengagas adalah bagaimana cara mendapatkan peserta didik dalam tahun ajaran 2015/2016. Oleh karena itu, diadakanlah rapat Tim untuk segera membentuk panitia penerimaan siswa baru. Walhasil, Buyung Amin diangkat sebagai ketua dan Darno Hamamu sebagai sekretaris panitia. Sosialisai tentang SMA IQRA ke kampung-kampung tetangga, Amaholu Los, Mangge-Mangge dan Hatawano di lakukan Tim dengan cara megidentifikasi dan mendatangi rumah-rumah orang tua, yang anaknya yang sudah selesai ujian SMP/MTS dan akan melanjutkan  SMA. Sosialisai, juga dilakukan melalui Media Berita Online dan fecebook.
Meskipun pendengaran hasil ujian belum diumumkan, penerimaan siswa baru sudah buka, dari bulan Mei hingga Juli. Kurang lebih dua bulan lamanya, belum juga ada tanda-tanda siswa untuk mendaftar di SMA baru ini. Namun panitia terus melakukan sosialisasi keberbagai kampung di Huamual Barat, sehingga berhasil merekrut siswa dari Huamual Depan (Dusun Saluku) dari alumni SMP Satu Atap Saluku, yang mendaftarkan dirinya untuk sekolah di SMA IQRA Amaholu, ia bernama Aisyah Rahngiar. Terdaftarnya seorang siswa itu, panitia dan tim pendiri semakin bersemangt melakukan langkan sosialisasi, menemui para calon siswa dan orang tua mereka. Sehingga menjelang penutupan penerimaan siswa baru, sudah banyak siswa lainya, mendaftarkan dirinya di SMA Iqro Amaholu.
Banyak informasi yang mengancam elektabilitas SMA Iqro Amaholu ditengah masyarakat. Namun para tim pendiri dengan penuh semangat kebersamaan dan menjadikan itu sebagai dinamika sekolah yang baru terbentuk untuk tetap bersemangat, maka isu-isu yang menjatuhkan SMA ini dianggap sebagai bagian dari krikil-krikil kecil yang mudah disingkirkan. “Bukan masyarakat yang tidak setuju, tetapi sebagian guru-guru, tidak setuju hanya karena dasarnya suka dan tidak suka.” Kata salah satu pendiri, Buyung Amin, saat di wawancarai para siswa SMA Iqro Amaholu, di Dusun Amaholu, Rabu 26 Agustus 2015, Sore, terkait tugas sekolah menulis sejarah yang diberikan guru sejarah ketika proses belajar megajar sudah berjalan kondusif.
D.   Datangi Kepsek MI Muhammadiyah Amaholu (19 Juli 2015)
Minggu malam, tanggal 19 Juli 2015, Tim Pendiri SMA Iqro Amaholu, terdiri dari Rikii Amin, Harmin Samiun, Burhan Manassa, dan Kasman Renyaan,  mendatangi rumah kediaman kepala sekolah (Kepsek) Imran Umar di Dusun Amaholu. Kunjungan rumah itu, selain sebagai bentuk silaturahmi pasca lebaran Indul Fitri, juga dimaksudkan untuk membicarakan prihal izin semantara pengunaan satu ruang kelas MI Muhammadiyah Amaholu oleh SMA Iqro Amaholu. Pasalnya, dari realita yang ada terdapat dua ruangan kelas MI Muhammadiyah Amaholu, masih tergolong kosong dan tidak digunakan untuk proses belajar mengajar.
Setelah beberap menit berlangsung berdiskusi antara Kepsek Imran Umar dan Tim Penggas, lalu menyusul masuk Sekertaris Dusun Amaholu Rusmin. Mereka duduk bersila, di ruangan tamu. Masih dalam suasana lebaran, tetapi pembicaraan agak sedikit tegang, dan tidak begitu mencair. Sebab, sebelum itu, sudah ada informasi yang didengar tim pengagas, jika Kepsek Imran Umar tidak mengijinkan pengunaan gedung MI Muhammadiyah Amaholu. Namun dari pembicaraannya Imran Umar secara pribadi setuju hadirnya sekolah dan pengunaan ruang kelas oleh SMA Iqro Amaholu, tetapii dirinya mengusulkan agar surat izin harus dilayangkan secara resmi oleh Tim Pengagas kepada pihak Yayasan Muhammadiyah Kabupaten SBB dan Wilayah Maluku. Usalan itu, kemudian disetujui oleh Tim pendiri SMA Iqra Amaholu.
Usai pertemuan itu, Tim langsung bergegas keluar dan berkumpul di rumah keluarga besar Manasa, dan mengadakan rapat evaluasi. Bapak Rusmin bertugas menemui Kepala Dusun Yahya Bamila, dan meminta persetujuannya untuk melayangkan surat izin atas nama masyarakat Amaholu, kepada pimpinan Muhammadiyah Wilayah Maluku, tembusan langsung Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten SBB.
Walhasil, Kepala Dusun Yahya Bamila, mengeluarkan surat resmi dengan nomor: 25/PGM-DA/2015 kepada pimpinan Muhammadiya di Ambon. Tertanggal 19 Juli 205. Prihal izin mengunakan gedung MI Muhammadiyah Amaholu. Senin tanggal 20 Juli 2015, pagi surat itu langsung diantarkan Kasman Renyaan. Tetapi, setelah Kasman Renyaan bertemu dengan salah satu pengurus Muhammadiyah Maluku Sahlan Heluth, surat itu tidak jadi di masukan ke sekertariat pimpinan wilayah Muhammadiyah.  Pasalnya, Menurut Sahlan Heluth, surat itu salah sasaran, karena yang  bertanggungjawab penuh untuk urusan sekolah tingkat MI dan MTS kabupaten SBB Pimpinan Daerah Mumammadiyah (PDM) Kabupaten SBB, yang ketika itu dijabat Umar Heluth. Beberapa hari kemudian, Kasman Renyaan dan Sahlan Heluth, bertemu secara pribadi dengan pimpinan Muhammadiyah Kabupaten SBB Umar Heluth,  di Rumah Kopi Lela, Ambon. Dalam pertemuan itu, Umar Helut secara tegas menolak pengunaan gedung MI Muhammadiyah Amaholu. Menurutnya, ia sudah dilaporkan sebelumnya oleh pihak ranting Muhammadiyah, di Dusun Amaholu, perihal akan digunakannya gedung MI Muhammadiyah Amaholu sebagai tempat sementara untuk proses belajar mengajar SMA Iqro Amaholu. Ini mengidikasikan bahwa usai pertemuan dengan Kepsek MI Muhammadiyah Amaholu pada tanggal 19 Juli 2015, malam itu juga, Kepsek Imran Umar sudah memberitahu hasil pertemuan antara Tim pengagas dengan Kepsek di rumahnya kepada Umar Heluth selaku PDM Kab-SBB. Fakta ini, didukung dengan bukti bahwa, Ketua Yayasan YBSM Riki Amin, diberitahu oleh Kepsek Imran Umar untuk larangan pengunaan ruang kelas oleh SMA Iqro Amaholu.
E.     Masuk Perdana  dan Pembagian Kartu Tes ( 27 Juli 2015).
Pengunguman masuk perdana disampaikan kepada para siswa saat melakukan pendaftaran akan berlangsung pada hari Senin tanggal 27 Juli 2015, digedung MI Muhammadiyah Amaholu, dengan masuk sekolah siang 13.00 WIT. Alasan masuk siang karena di waktu pagi, gedung sekolah di gunakan oleh siswa MI Muhammadiya Amaholu. Namun hingga sekitar pukul 14.30 belum ada juga, siswa dari Amaholu Los yang hadiri dilingkungan sekolah. Padahal diformulir pendaftaran sudah sekirat 20-an siswa yang mendaftrakan dirinya di SMA Iqro Amaholu. Terlihat hanya ada lima orang siswa dari Dusun Amaholu, mondar-mandir disekitar lingkungan sekolah sambil menunggu kedatangan teman siswa yang lainya.
Beberapa pengurus Yayasan Bakti Simpati Maluku dan ketika itu hadir dan bertidak sebagai guru SMA Iqro Amaholu, Rahman Latif, Darno, Burhan, Harmin, Riki, dan Kasman, memutuskan untuk mengajak lima orang siswa perempuan dari Dusun Amaholu tersebut, untuk masuk ke dalam kelas. Arahan awal kepada siswa disampaikan oleh Harmin, S.Pd., M.Pd., selaku Pembina Yayasan SMA Iqro Amaholu. Sedangkan guru yang lainya, berda di luar kelas sambil menunggu kehadiran siswa lainya dari Amaholu Los yang belum hadir. Sekali-kali memandang ke jalan raya. Hingga menjelang pukul 15. 00 WIT, barulah muncul 3 orang siswa perempuan. Sambil tersenyum riang, para guru menyapa kehadiran empat siswa tersebut dan mengajaknya masuk ke dalam kelas, untuk bergabung dengan lima orang siswa dari Amaholu. Guru-guru yang hadiri saat itu tampak semangat, dengan hadrinya delapan orang siswa tersebut. Harmin Samiun, S.Pd., M.Pd., dalam arahanya menegaskan, SMA Iqro Amaholu ini ditargetkan akan menjadi sekolah percontohan bagi sekolah-sekolah lainya, di Huamual Barat, dan Seram Bagian Barat serta Maluku pada umumnya. Karena itu, dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di sekolah Iqro Amaholu ini ke depannya, maka siswa diharapkan lebih kreatif dan produktif dalam proses pembelajaran di sekolah, sebaliknya guru. dalam arahnya mengatakan jika proses belajar telah normal, maka sekolah ini juga tidak akan kalah bersaing dengan sekolah-sekolah lainya dalam level daerah, nasional bahkan standar Internasonal. Olehnya itu, jika ada orang yang menghebuskan isu-isu negative yang pada prinsipnya menyudutkan sekolah dan kalian (siswa) di sini, maka sampaikan kepada orang itu, bahwa SMA Iqro Amaholu akan ungul dalam  kwalitas dan akan berbeda jauh dengan sekolah lainya yang ada di pesisir Humaual Barat ini. Tandas, lelaki yang akrap disapa ustat Harmin itu, dengan penuh semangat, mengingatkan. Tatap muka perdana ini, juga dilakukan sebagai upaya pemberian motivasi dan penguantan mental siswa menghadapi tes tertulis dan wawancara yang akan dilaksanakan dalam beberapa hari ke depan. Pasalnya, pelaksanaan tes masuk SMA ini akan digelar selama dua hari berturut-turut. “Hari Jumat, tanggal 31 Juli, akan dilakukan tes tertulis dengan soal tes  Wawasan Kebangsaan dan hari Sabtu, tanggal 1 Agustus, akan dilakukan tes wawancara.”
Pertemuan diberengi dengan tanya jawab. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian Kartu Tanda Peserta Tes kepada masing-masing siswa yang hadir, sedangkan siswa yang belum hadir kartunya Tesnya diberkian kepada teman-teman mereka untuk selanjutnya disampaikan kepada yang bersangkutan. Pertemuan perdana itu lalu diakhiri dengan foto bersama (Catatan Kasman Renyaan, 27 Juli 2015).
F.     Tes Masuk SMA Iqro Amaholu (31 Juli-1 Agustus 2015)
Meskipun SMA Iqro Amaholu tergolong baru saja dibuka, tetapi mekanisme tes tetap diberlakukan di sekolah ini. Tes dilaksanakan selama dua hari berturut-turut. Hari Jum’at tanggal 31 Juli, para siswa mengikuti tes tertulis, dengan menjawab soal-soal pilihan ganda yang telah disiapkan pihak panitia. Sedangkan hari Sabtu tanggal 1 Agustus tahun 2015, para siswa mengikuti tes wawancara. Tes lisan (wawancara) ini dilakukan untuk mengukur mental dan kecakapan siswa dalam berkomunikasi dengan orang lain. Tes wawancara diikuti sebanyak 14 orang siswa. Tes ini disambut baik oleh para calon siswa di sekolah ini. Sebagaimana diungkapkan Ketua Yayasan Bakti Simpati Maluku Riki Amin, dalam arahanya pada tatap muka perdana tanggal 27 Juli 2015, memaparkan, tes ini digelar guna mengetahui kamampuan dasar siswa, terutama pemahaan mereka tentang konsep Wawasan Kebangsaan Indonesia. Soal dalam tes yang sudah disiapkan panitia berjumlah 35 butir soal, pilihan ganda (PG), soalnya seputar materi pancasila, bineka Tunggal Ika, sistem pemerintahan NKRI dan sejarah pergerakan Indonesia. “Soal tes itu, diambil dari mata pelajaran dasar yang sudah pernah di pelajari dan diajarkan dibangku SMP/MTS, melalui mata pelajaran PKN dan sejarah.” Jelasnya.
Sehubungan dengan itu, Kasman Renyaan, S.Pd., di hadapan sejumlah siswa mengungkapkan, meskipun SMA ini tergolog baru, tetapi tes ini wajib hukumnya dan menjadi sebuah keharusan untuk dilakukan di SMA Iqro Amaholu. Sebab, tes ini akan menjadi dasar utama dan mekanisme masuk dalam setiap tahuan ajaran baru. “Tes ini menjadi acuan dasar mengukur kualitas siswa di SMA ini nantinya. Karena itu, jika inputnya baik, maka outpunya akan baik pula.” Ungkapnya, menambahkan.
Pelaksanaan tes tertulis dan lisan itu, akan menjadi dasar dan rekomendasi bagi setiap calon siswa yang mendaftarkan dirinya di SMA Iqro Amaholu. Ini sekaligus, menjadi gambaran bahwa SMA ini bukan sekolah asal-asalan. Tetapi, tahapan untuk menuju sekolah yang bertaraf nasional maupun internasional akan terus di lakukan di sekolah ini. Berdasarkan ketentuan panitia, ketika itu, bahwa bagi siswa yang belum masuk mengikuti tes, akan tetap dilakukan tes, sebagai prasyaraat untuk mengikuti proses belajar mengajar di SMA Iqro Amaholu.
G.   Masa Orentasi Siswa Perdana (4-6 Agustus 2015)
Panita pelaksanaan Masa Orentasi Siswa (Mos), SMA Iqro Amaholu, mengelar MOS selama tiga hari berturut-turut. Dari tanggal 4-6 Agustus 2015. Pelaksanaan Mos ini merupakan rintisan awal di sekolah ini. Pelaksanaan Mos di hari pertama dilaksanakan di dalam ruangan kelas Mi Muhammadiyah Amaholu, 4 Agustus 2015, Siang. Para siswa terlihat senang menyambut Mos ini. Ini terlihat dari partisipasi aktif mereka menerima materi dan mengikuti segala yang menjadi ketentuang panitia. Para siswa diajak untuk berpakayan hitam putih, baju puti dan celana/rok hitam, dengan memakai topi yang terbuat dari kukusang kasuami. Agar topi itu, terlihat menarik, dibungkus dengan kertas HFS warna putih dan bertulisan “SMA Iqro Amaholu’’ dan tali rafia warna biru sebagai pengikatnya. Sedangkan Tas yang dipakai para siswa berasal dari kantong plastic merah, diisi dengan perangkat shalat, talkum bagi perempuan dan kopiah bagi laki-laki serta minuman dan makanan ringan sesuai selerah mereka masing-masing.
Sebelum para siswa ini diajak masuk kelas, mereka disuruh berbaris (Apel) di depan di lapangan sekolah. Sekali-kali panitia MOS menyuruh mereka makan dan minum sebagian, sesuai aba-aba yang di perintahkan panitia MOS. Senyum dan tawa memecah ketegangan menghadapi Mos di hari itu. Materi MOS hari pertama, tentang Wawasan Kebangsaan yang dibawakan oleh magister PKN Harmin Samiun, S.Pd., M.Pd., Masih dalam pertengahan materi, salah seorang siswa tiba-tiba terjatuh dari tempat duduknya, ternyata ia sakit (kerasukan). Sambil berteriak menagis, sehingga membuat suasana ketika itu beruba tegang. Tindakan cepat yang dilakukan panitia guru-guru dan siswa adalah mengangkat siswa itu,  dan membawanya ke salahsatu rumah warga yang tidak jau dari sekolah. Materi Mos dihentikan untuk sementara waktu. Harmin Samiun, yang akrab disapa ustat, segera bertindak melakukan rukiayah kepada siswa tersebut. Beberpa menit kemudian siswa itu tersadar. Dan disuruh tetap istrahat sambil dikawal oleh beberapa orang tua. Materi Mos kemudian dilanjutkan lagi. Usai penyampaian materi, giliran panitia masuk di kelas dan memberikan berbagai games-games menarik. Ini dilakukan untuk menghilangkan kejenuhan siswa saat menerima pelajaran dari pemateri. Ketika beduq mesjid Raudatul Janah terdengar dari sekolah, sebagai penanda akan dilaksanakan Shalat Ashar, maka kegiatan Mos pending untuk sementara waktu. Kemudian para siswa diajak turun ke mesjid melaksanakan shalat berjamaah di mesjid Raudatul Janah di Dusun Amaholu. Usai Shalat berjamaah dilakukan, siswa kemudian diajak kembali ke sekolah, bersama para guru menaiki tangga menuju kelas, hingga kegitan Mos di hari pertama itu selesai.
Selasa tanggal 5 Agustus 2015, Siang itu, siswa menerima materi “Potret Generasi Masa Kini” usai materi “Potret Generasi Muda masa Kini” yang di sampaikan Anin Lihi (Mahasiswa IAIN Ambon). Mos di hari kedua ini, adalah tantangan bagi panitia SMA Iqra Amaholu, Mos di hari ini agak berbeda dengan hari pertama, jika hari pertama MOS belajar di dalam kelas, kini siswa diajak keluar kelas. Kelas pinjaman itu terkunci, entah sengaja dikunci atau tidak. Tetapi, informasi yang diperoleh panitia, beberapa ruang kelas itu terkunci karena ijin pengunaan ruang kelas berakhir. Jadi kelas itu, memang sengaja dikunci oleh dewan guru MI Muhammadiyah Amaholu atas perintah pimpinan. Ini didukung dengan argument, salah seorang guru MI Muhammadiyah Amaholu, ketika ditemui ketua komite SMA Iqro Amaholu, Arsad Ibrahim, bahwa kunci kelas tidak diberikan kepada guru SMA Iqro dengan alasan kepala sekolah tidak menghendaki pengunaan ruang kelas tersebut. Meskipun kelas terkunci dan sengaja dikunci, tetapi proses MOS tetap berjalan lancar. Dan membuat Siswa bersemangat menerima materi di luar kelas. Usai pemberian materi berlangsung dan agar pelasanaan Mos hari kedua itu terkesan indah, dan menarik perhatian siswa, maka saat itu Panitia berinisiatif untuk mengajak para siswa menerima materi motivasi di bantaran sungai, Parigi Ompu, Dusun Amaholu. Pelaksanaan Mos dibantaran sungai itu, dikalawal oleh para guru. Sebagaimana biasanya, jika tiba waktu shalat, maka seluruh siswa, panitia dan guru-guru bersama-sama ke mesjid. Usai Shalat, pembimbingan dilakukan di dalam mesjid, hingga Mos di hari kedua berakhir.
Hari ketiga, Rabu 6 Agustus 2015. Kegiatan Mos masih dilaksanakan di dalam kelas MI Muhammadiyah Amaholu. Materi Mos yang diterima para siswa ketika itu, “Kepemimpinan” di bawakan oleh Darno Hamamu teorinya, lalu dipraktekan dalam bentuk materi teknik persidangan dibawah bimbingan Burhan Manasa dan Kasman Reanyaan. Para siswa diacari cara memimpin sidang, memegang palu sidang, dan mengetuk palu sidang. Setiap kelompok terdiri dari tiga orang dan masing-masing siswa bergilirang memimpin sidang. Sebagaimana biasanya, Shalat Ashar berjamaah tetap di laksanakan di Mesjid Raudatul Jannah, dan setelah itu siswa diajak kembali ke sekolah. Kegiatan hari terakhir ini dilakukan dengan penyampaian kesan dan pesan dari para siswa. Kemudian disampaikan tiga orang sebagai perwakilan dari kelompok mereka masing-masing. Ketiga kelompok tersebut yaitu, Kelompok  Az-Zahra, Mawar dan Rumah. Berikut adalah kesan dan pesan dari kelompok mereka:
1.      Kesan dan Pesan Kelompok Az-Zahra
Penyampaian Kesan pesan dari kelompok Az-Zahra ini ditulis bersama dan di sampaikan secara lisan yang wakili oleh Selpian Hartin.
    Dari pertama kami sangat terkesan mengikuti kegiatan MOS yang digelar SMA IQRO Amaholu. Menyenangkan bagi kami, tetapi ada pula yang menyedikan. Bagi kami, yang menyenangkan adalah disaat belajar sambil bermain menerima materi MOS. Banyak permainan games yang kami terima, dibawa bimbingan para dewan guru. Itu yang membuat kami riang, juga senang. Menurut kami kelompok Azahra, yang menyedikan adalah dihari pertama Mos, teman kami ada yang sakit kerasukan, dan dihari kedua yang peling menyedikan lagi, disaat kita tidak diberikan kunci, untuk masuk didalam kelas, tetapi jalan satu-satunya kita terpaksa belajar di luar, tetapi kami tidak patah semangat. Pesan kami, untuk kita semua di SMA Iqro Amaholu, agar tetap semangat dan bersungguh-sungguh menuntut ilmu dengan baik, kami pun bangga dengan para guru-guru karena tidak pata semangat untuk membibing kami sampai saatnya perpisahan MOS.”

2.     Kelompok Mawar
Kesan dan pesan tertulis ini di saampaikan langsung oleh Wiwin Kartika yang mewakili kelompok mawar. Kesan dan pesan ini disampaikan langsung dihadapan para panita dan dewan guru serta peserta Mos dan berikut kutipanya:
“Kesan yang tak terlupakan selama kegiatan MOS adalah disaat belajar diluar ruangan. Dan peristiwa itu tidak akan pernah kami lupakan, karena mungkin tidak ada sekolah lain selain sekolah SMA Iqro Amaholu yang mengadakan kegiatan MOS seperti ini. Kami sangat merasa bangga memiliki gury-guru, seperti Pak Harmin, Pak Riki, Pak Burhan, Pak Darno, Pak Sukir, Pak Jojon dan ibu Nia. Kami berpesan, semoga kegiatan MOS ini akan terus diadakan, disetiap kali penerimaan siswa hingga sekolah tutup”

3.     Kelompok Rumah
Kegiatan Mos sangat bermanfaat bagi kami semua. Kesan ini di ungkapkan oleh salah satu perwakilan kelompok rumah di hadapan para siswa lain dan dewan guru dalam bentuk janji siswa berikiut kutipanya:
“Kami SISWA SMA Iqro Amaholu berkomitmen dan berjanji terus mengasa kemampuan dan kreatifitas kami, mengembangkan potensi-potensi yang kami miliki, Melalui pembelajaran yang kami dapat dari guru-guru SMA Iqro Amaholu. Dan kami akan membuktikan kepada guru-guru dan masyarakat bahwa SMA Iqro Amaholu bukan sekolah asal-asalan, justru SMA ini adalah sekolah yang terbaik. Pesan kami disini mengharapkan guru-guru bisa mewujudkan impian kami dan membuktikan kepada masyarakat bahwa Siswa SMA Iqro Amaholu mengalami kemajuan yang sungguh luar biasa. Kalau ada kata-kata yang salah dari kami kelompok Rumah, kami mohon maaf.
Hikmah yang dipetik dari kesan dan pesan ketiga kelompok tersebut yaitu pertama, Mos ini sangat terkesan bagi siswa, tatapi menyedihkan bagi mereka dikala ada salah satu teman mereka sakit (kerasukan). Ini menandakan bahwa kebersamaan mereka tercipta dalam kegiatan ini. Apalagi salah seorang diantara mereka sakit, maka secara piskologi siswa yang lainya juga turut merasakan hal itu. Kedua, siswa merasakan kesedihan bagaimana mereka diajak Mos diluar kelas, bukan karena setingan Mos, tetapi akibat dari kelas terkunci. Kelas yang dikunci oleh dewan guru MI atas perintah kepala sekolah mereka.  Ketiga, di SMA ini para siswa akan bersunguh-sungguh dan membuktikan kepada guru dan masyarakat, bahwa meskipun sekolah baru, tetapi bukan sekolah asal-asalan.
Dalam kegiatan ini, nampak terlihat para siswa ada yang tertawa dan ada pula yang meneteskan air mata. Kegiatan lalu dilanjutkan dengan pembaiatan (renungan) dan sumpah janji setia siswa di SMA Iqro Amaholu. Ketika shalawat dikomndangkan, deru derayan air mata menetes membasahi pipi para siswa. Mos di hari itu ditutup dengan doa dan jabatangan antara siswa dan guru-guru.

H.   Pekerjaan Gedung Darurat SMA Iqro Amaholu (30 Juli -18 Agustus 2015).
Meskipun belum mengantongi izin operasional sekolah, tetapi itu tak lantas menyurutkan semangat masyarakat Dusun Amaholu, Negeri Luhu, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), untuk membangun gedung sekolah darurat, SMA Iqro Amaholu, dari kayu dan papan. Pekerjaan satu bilik ruang kelas ini dinyatakan resmi diguanakan untuk proses belajar mengajar pada tanggal 18 Agustus. Untuk mengetahu tahapan proses pekerjaan itu dapat diketahui sebagai berikut:
1.      Pembongkaran Lahan dan Penyensoran Tiang dan Papan
Setelah mendapat informasi bahwa MI Muhammadiyah Amaholu tidak diizinkan oleh pihak Yayasan Muhammadiyah Kabupaten SBB, maka langkah yang diambil panitia adalah segera mengambil langkah dan tindakan memongkar lahan untuk pembuatan bagunan darurat.
Bangunan SMA Iqro Amaholu ini tidak terlepas bantuan dan kerja keras Bapak Amin, dan La Biji, beliau dengan ikhasnya membantu proses pekerjaan bangunan sekolah ini, mulai dari menyesor tian dan papan untuk pembangunan gedung darurat ini hingga pekerjaan bangunanya dinyatakan selesai.
2.     Pekerjaan Bangun Gedung
Tahap I
Pekerjaan pembangunan, dimulai dengan  pemasangan dinding pada hari Kamis, tanggal 30 Juli 2015. Ini dilakukan masyarakat Amaholu secara gotong-royong. Meskipun bertepatan dengan musim cengkeh, dan bayak dari mereka mengerjakan pekerjaan peribadinya, tetapi ketika diinformasikan di mesjid, usai shalat Jumat, bahwa akan dilaksanakannya pekerjaan pendirian gedung SMA IQRA Amaholu, masyarakat yang sadar akan pekerjaan menjemput amal jariah itu, hadir membawa perkakas mereka, diantaranya, Bapak Amin, Calo, Rusmin, Bahara, Hartin, Duria, Uiya, Hadi, Hapy, Wahab, Ama Surami, Ama Seplin, Ama Eci, Ama Haris, Ama Wayuli, La Body, Udin, Kardin, Burhan, Riki, Kasman, Jojon, Bauji, Halimu, Jeni,  Rian, Kamaludin, Arman, Sadlin, Dini, Madida, Siman, dan Rustam, Husen, Haris, Jumadi, Hairudin, Jainal, sebagai tenaga pikul tiang dan papan. Mereka dengan iklasnya membatu pekerjaan bangunan darurat sekolah tersebut. Pekerjaan pemasangan diding papan, pag itu, kemudian dilanjutkan usai shalat zuhur.
Tahap II
Setelah bangunan dari tiang kelapa dan papan itu, terlihat berdiri, maka pekerjaan tahap kedua dilanjutkan dengan pemasangan papan, menara penyangga segitiga. Ini dikerjakan pada tanggal 4 Agustus 2015 dari pagi hingga sore, istrahat makan dan shalat. Dalam tahap pekerjaan kedua ini, tidak lagi terlihat seramai sebelumnya. Jika pekerjaan tahap pertama, terlihat banyak orang, maka pada pekerjaan tahap kedua ini, tinggal sedikit sedikit orang yang masih tetap bekerja iklas. Ini sebabnya, selain musim cengkeh, juga kurangnya kesadaran masyarakat akan pentinya amal jariah. Karena pekerjaan ini hanya dasarnya bekerja iklas mencari amal, dan demi pencerdasan umat dan generasi masa depan Amaholu. Mereka yang tetap bekerja adalah Bapak Calo, Amin, Uiya, Bahara, dan Bapak Duria, Duali, Hapy, Ama Darno, Ama Hadi, Ama Surami, Ama Seplin, di Bantu Tim Pendiri SMA Harmin, Riki, Burhan, Kasman dan Jojon. Selain itu, pekerjaan pada tahapan ini, juga tidak terlepas dari peranan beberapa perempuan diantaranya, Elsi, fila, dan beberapa ibu-ibu lainya. Beberapa orang perempuan ini, bertugas menyiapkan makanan kepada para pekerja yang hadir ketika itu.

Tahap III
Proses pemasangan Atap ini dimulai pada tanggal 08 Agustus 2015, oleh beberapa orang tua, di Dusun Amaholu. Mereka yang tetap iklas dalam pekerjaan penmasangan atap ini yaitu bapak Calo, Amin, Duria, Bahara, Rusmin, dibantu Ikbal, Arsad, Riki, dan Harmin. Pekerjaan pemasangan atab ini dimulai dari sebelah timur kemudian di sebelah barat.
Tahap V Pengecoraan Lantai
Setelah bangunan fisik secara kasat mata terlihat berdiri, maka dilakukanlah pekerjaan pengecoran lantai di lakukan secara bersama-sama oleh sebagian masyarakat Dusun Amaholu yang peduli dengan pendirian SMA ini.
Tahap V Peresmian
Telah menjadi tradisi masyarakat Amaholu, jika menempati bangunan baru harus dibacakan doa terlebih dahulu atau istilah masyarakat di sana dengan Tahlil. Tujuannya adalah agar sekolah ini mendapat perlindungan dari Allah SWT, dan para siswa dijauhi dari berbagai macam ganguan jin, seperti musibah kesurupan dan lain sebagiinya. Hal itu tidak diinginkan, karena itu diadakanlah doa bersama. Sekaligus  sebagai bentuk sukuran atas berdirinya bangunan sekolah ini, meskipun masih tergolong darurat. Doa bersama dengan masyarakat di lakukan di dalam ruang kelas baru . Usai prosesi doa, seperti biasanya para ibu-ibu membagi-bagikan kue kepada peserta tahlil dan orang-orang yang ada di sekitar tempat itu. Doa ini sebagai penanda bahwa pekerjaan telah selesai dan sekolah telah diresmikan sebagai tempab proses belajar-mengajar.

I.      Dari Iqra Menjadi Iqro
Nama SMA ini pada awalnya Iqra, tetapi setelah proses belajar mengajar berjalan, muncul barbagai usulan tetang nama sekolah ini. Permasalahannya adalah terletak pada nama yang digunakan SMA Iqra selama ini, tidak sesuai dengan kata baca bahasa Arab. Kalu Iqra, jika dibaca dengan ejaan bahasa Arab, maka tidak akan berarti apa-apa, apalagi diartikan kedalam bahasa Indonesia dengan “Baca” Artinya ungkapa Iqa itu tidaklah pas, kecuali Iqro lafas bahasa arab yang diartikan kedalam bahasa Indonesia sebagai “Baca.” Begitulah kata salah seorang anak santri di dusun Amaholu.
Perubahan huruf yang terdapat dalam kata akhir Iqra, O ke A, atau dari Iqra menjadi Iqro dipahami jelas sebagai bentuk perhatian atas kemajuan sekolah ini ke depan. Berbagai usulan muncul untuk perubahan huruf tersebut, diantanya dari anak-anak santri yang menempuh pendidikan di Jawa, mereka berasal dari Dusun Amaholu. Membaca nama SMA itu dengan nama Iqra, maka diusulkanlah kepada Tim Pendiri, agar huruf A diahir kata Iqra diganti dengan O, agar dibaca Iqro. Menurut mereka jika, Iqra yang diartikan ke dalam bahasa Arab tidak akan berarti baca atau membaca. Pengagas SMA Ini, lalu bersepakat untuk menganti nama sekolah menjadi Iqro. Atas usulan itu, maka tim penggas SMA ini mengadakan rapat, sehingga nama Iqra resmi berganti menjadi Iqro. *** Bersambung.... Part II (K.R)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH KETERTIBAN

KATA PENGANTAR Dengan Menyebut nama Allah SWT, yang selalu melimpahkan kasih sayang kepada makhluknya, segala puja dan puji hanya dipersembahkan kepadanya, shalawat dan salam dilimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai penunjuk jalan bagi umat menuju keridhaan Allah SWT. Makalah ini disusun dengan maksud untuk menambah bahan pengetahuan tentang Ketertiban. Ketertiban yang dimaksud dalam makalah ini adalah ketertiban sebagai landasan kehidupan dilingkungan baik lingkungan pendidikan, perkantoran, maupun dilingkungan masyarakat umum dan kedisiplinan seseorang terhadap aturan yang berlaku. Namun demikian   usaha seperti ini dirasakan masih sangat kurang bila dibandingkan dengan luasnya permasalahan-permasalahan Ketertiban diberbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Penulis menyadari bahwa penulisan Makalah ini jauh dari harapan akan kesempurnaan. Namun berkat usaha penulis dan bantuan yang selalu datang dari berbagai pihak, hingga penulisan makalah ini dapat diseles...

Universitas Banda Naira Gelar Yudisium Sarjana Perdana

  Wakil rektor bidang akademik (tengah depan) beserta dekan dan sejumlah ketua program studi dalam acara Yudisium Sarjana Rabu (11/1/2023), Pagi. AG-HISTORIS.com , Banda ; Setelah resmi naik status dari sekolah tinggi (STP dan STKIP) Hatta-Sjahrir menjadi Universitas Banda Naira (UBN) pada 2022 lalu, kampus yang dikelolah Yayasan dan Warisan Budaya Banda itu, mengelar yudisum masal perdana kepada 47 orang mahasiswa yang telah menempuh ujian sarjana hingga pekan lalu. Kegiatan serimonial akademik untuk pengesahan pengunaan gelar sarjana ini, diikuti oleh sebanyak 27 lulusan Fakultas Perikanan dan 20 mahasiswa lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di gedung Harmony Society, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu (11/1/2023). Dalam sambutannya, Wakil Rektor (Warek 1) Bidang Akademik UBN Budiono Senen, S.Pi., M.Si, mengatakan pemberian gelar sarjana ini merupakan suatu kebangaaan sekaligus beban. "Masyarakat di luar sana menunggu pengabaian Anda sebagai ...

AKULTURASI KEBUDAYAAN ISLAM DI NUSANTARA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI POLITIK SOSIAL DAN BUDAYA

KATA PENGANTAR Mendahului kata pengantar ini, penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa Pengasih Lagi Maha Penyayang atas limpahan rahmat-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun dengan maksud untuk menambah bahan pengetahuan tentang “ Akulturasi Kebudayaan Islam Dalam Persingunganya Dengan Kebudayaan Lokal Dalam Perspektif Ekonomi Politik Sosial Dan Budaya.” Kemampuan Islam untuk beradaptasi dengan budaya setempat, memudahkan Islam masuk ke lapisan paling bawah dari masyarakat. Akibatnya, kebudayaan Islam sangat dipengaruhi oleh kebudayaan petani dan kebudayaan pedalaman, sehingga kebudayaan Islam mengalami transformasi bukan saja karena jarak geografis antara Arab dan Indonesia, tetapi juga karena ada jarakjarak kultural. Proses kompromi kebudayaan seperti ini, tentu membawa resiko yang tidak sedikit, karena dalam keadaan tertentu seringkali mentoleransi penafsiran yang mugkin agak menyimpang dari aja...