(Mengungkap Fakta Yang Tersembunyi Amaholu Negeri Adat
Abad Ke-17)
Dalam tulisanya Romphius (1627-1702),
menyebutkan bahwa pada umumnya, baik dari sisi luar maupun dalam Hoamual
terdapat 3 Negeri Utama yaitu Negeri Luhu, Negeri Kambello, dan Negeri Lesidi.
Sementara itu, W.R. Van Hoevell (1812-1879), dalam bukunya tentang “Sejarah Kepulaun
Maluku: Kisah Kedatangan Orang Eropa Hingga Monopoli Perdagangan Rempah”
mengunkapkan, Negeri Lesidi, Negeri Kambello merupakan salah satu negeri yang
di datangi orang Inggris sekaligus tempat mereka bermukim ketika mereka meningalkan
Luhu.
Di sana (Kambello) maupun Laisidi mereka mampu menguasai pasaran rempah
(Cengkeh). Penduduk Kambello dan Lesidi diingatkan untuk berpegang pada
kontrak yang dibuat dibuat pada Agustus 1609, tetapi mereka segera menolak
mematuinya. Jadi hal ini terus berlangsung sampai 1615, ketika gubernur Jendral
Gerard Reijnst bersama Tuan Caspar Janszoon, Gubernur Ambon, dengan armada
sebelas kapal berlayar ke Kambello dan Lesidi, dan memaksa penduduk kedua Negeri
itu agar menolak orang-orang Inggris dan orang asing lainya tinggal lebih lama
di sana. Sebagai akibatnya, orang Inggris meningalkan tempat itu yang termasuk
kekuasaan Gubernur Ambon.
Dalam konteks kedudukan daerah Hoamual
Barat, Rompius mengungkapkan, terdapat
sebuah pegunungan berbatuan terdapat sudut pantai, terletak sebuah Dusun Ulatu,
dengan kira-kira 30 orang pria dewasa adalah pelarian dari Desa Erang. Sedikit
di Selatan Desa Erang, masih ada sebuah Dusun, Temi. Kemudian satu mil di
Selatan Erang, terletak sebuah Desa Niboro (Limboro), Desa kelima dalam dalam
urutan Uli, disebuah bentangan panjang antara sungai besar membentuk sebuah Soa
antara Limboro dan Erang. Daerah ini kaya akan cengkeh, pala dan tumbuhan buah-buahan
tumbuh dimana-mana, sehingga di pasarkan di Leisidi, dan dari Laeisidi di bawah
dengan Kora-Kora di Pasarkan di Tarnate. (Sebagai jejak sejarah, hingga sekarang
di hutan belantar Dusun Erang, masih banyak dijumpai Ratusan pohon Durian usia
ratusan tahun tumbuh di sana, orang Erang sering menyebutnya dengan durian peninggalan
Hoamual).
Daerah Leisidi satu seper dua Mil
Selatan Desa Erang, dimana tanah Huomual bertemu yang merupakan bentangan
sempit di lereng sebuah Gunung pada sebuah lembah terbuka terletak ditepi
sungai Wailisa, sebagai Negeri ketiga. Daerah ini dibawah orang kaya bernama Imam
Swaki Latu Kole yang diangkat menjadi sengaji.
Rompius menyebutkan, Di Selatan
Kambello, terdapat Negeri Esau. Negeri yang yang digambarkan Rompius, yang tak
jauh dari sebuah lobang batu, yang masyarakatnya di kenal dengan Dusun Batu Lobang.
Dan setengah Mil Sebelah Utara Negeri Esau, terdapat Negeri Amaholu. Antara
Negeri Esau dan Amaholu, keduanya sejak lama di satukan ke dalam Soa Lesidi.
Negeri Lesidi terletak di Selatan Negeri Kambelo.
Dalam tulisan Rompius fakta
sejarah mengungkapkan, Amaholu merupakan sebuah Negeri adat, bersama Negeri Esau,
yang di satukan dalam Soa Laesidi, (Negeri Lesidi), sedangkan Negeri Kambelo dan
Luhu, merupakan dua Negeri yang tidak membawahi Amaholu.
(Sumber:
Foto Copy Arsip dari Belanda, yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia;
masi harus di teliti lebih dalam)
-Hovell, W.R. Van. 2014. Sejarah Kepulauan Maluku: Kisah Kedatangan
Orang Eropa Hingga Monopoli Perdagangan Rempah. Diterjemahkan, Harto
Juwondo, Jogjakarta: Penerbit Ombak.
0 Komentar