Dusun Amaholu adalah salah satu Dusun yang ada pada pesisir Huamual Barat Negeri Luhu Kecamatan Huamual
Kabupaten Seram Bagian Barat Maluku. Secara historis Dusun Amaholu
masyarakatnya paling akrab dikenal sebagai masyarakat pelayar dan Pelaut Ulung. Masyarakat
mulai berlayar dari tidak mengunakan mesin hanya dengan mengandalkan layar dan kekuatan
angin, hingga sampai pada pelayaran dengan mengunakan mesin. berlayar mulai dari
perhau boat, kapal kayu, sampai munculnya kapal Piber. Itulah hebatnya para pelayar
masyarakat di Dusun Amaholu. Potensi berlayar
tersebut ada sejak dari jaman nenekmoyang hingga saat ini. Memang dalam catatan
Sejarah Antropologi Maritm, pada umumnya Etis buton paling terkenal dalam dunia
pelayaran dan paling dikenal sebagai masyarakat pelayar dan pelaut ulung. Walaupun
mereka berlayar hanya mengandalakan sistem pelayaran tradisional.
Kebiasaan berlayar masyarakat Dusun Amaholu dalam mengrungi
lautan bebas sudah terjadi secara regenerasi. Kebiasaan belayar tersebut sudah
dijadikan sebagai pekerjaan unggulan oleh para pelayar. Potensi berlayar itu
tetap ada sampai saat ini, dan boleh jadi pekerjaan berlayar tersebut akan
terus berlanjut sampai generasi-generasi mendatang.
Masyarakat Dusun Amaholu memang paling senang jika harus
berada dilaut berlayar dan mencari ikan.
Sebagai masyarakat pelaut, menyebabkan generasi meraka pun ingin sekali berada
dilaut. Masyarakat harus berdagang dengan mengrungi lautan, demi menjawab
dinamika kehidupan dan tuntutan hidup generasi mereka. Dengan berlaut pula,
masyarakat Dusun Amaholu khususnya para orang tua dapat menyekolahkan Anak-anak
mereka di lembaga pendidikan formal.
Namun karena sering terkontaminasi dengan kehidupan berlayar
dilautan bebas. Maka, para orang tua dahuulu
kadang menyuruh anak-anak mereka yang sudah menganjak dewasa harus membantu
orang tua untuk berlayar. Itu dilakukan demi menambah penghasilan keluarganya. Sebelunya,
banyak para orang tua di Dusun Amaholu tidak terfikirkan untuk mengikut
sertakan, anak-anaknya dilembaga pendidikan. Para orang tua mengganggap
pendidikan itu tidak penting, sebab unjung-unjungnya juga hanya ingin mencari
duit dan banyak mengeluarkan duit.
Tidak jarang Para orang tua lebih senang jika anak-anak
mereka yang sudah memasuki usia dewasa harus berlayar bersama mereka. Membantu orang
tua dikebun, mencari ikan dilaut, sehingga lupa akan pentingnya pendidikan.
Pradikma berfikir masyarakat
pelayar perlahan-lahan sirana setelah keberadaan lembaga pendidikan formal di Dusun
Amaholu. Awalnya berlayar untuk menjawab kebutuhan ekonomi keluarga. Sekarang
berlayar untuk kepentingan anak berpendidikan, selain dari menjamin tuntutan
hidup. Para orang tua khusus bagi para pelayar, mereka akan terus berlayar
mencari duit. Agar anak-anak mereka bisa bersekolah seperti halnya anak-anak
yang ada di kampung lain agar tidak tertinggal dalam dunia pendidikan.
Keberadaan lembaga pendidikan
MIM dan MTS Muhamadiyah di Dusun Amaholu perlahan-lahan membuat masyarakat
sadar, dan mengerti tentang lingkungan sekitarnya yaitu lingkungan yang
bernuansa pendidikan. Masyarakat mulai tersadarkan akan pentingnya dunia
pendidikan. Prinsip orang tua, walau mereka tidak tau baca dan tulis, yang
penting jangan lagi anak anak mereka. Betapa perhatianya orang tua terhadap
anak-anaknya dalam dunia pendidikan. Dimana orang tua mencari duit dengan
berlayar tak mengenal lelah, tak mengenal musim barat dan misim timur,
gelombang kuat, angin kencang, namun bagi para pelayar semua peristiwa itu sama
saja, yang penting bisa punya penghasilan. Ini dilakukan hanya untuk biaya
studi anak-anaknya.
Keberadaan lembaga Pendidikan
dan banyaknya kaum intelektual di Dusun Amaholu menjadikan masyarakat lebih dihargai
dan disegani oleh masyarakat Dusun-Dusun lain. Akan dihargai dan dihormati karena
ilmu dan pengetahuan yang dimiliki masyarakatnya. Keberadaan lingkungan pendidikan
juga dapat bermanfaat untuk menunjang masa depan generasi muda masyarakat Dusun
Amaholu .
Dengan ilmu
pengetahuan yang dimiliki, lewat proses belajar dilembaga pendidikan.
Masyarakat akan dapat melakukan sesuatu untuk menunjang kehidupan diri dan
kuluarganya. Karena dengan pendidikan pula. Maka, seseorang akan penuh
perhitungan yang matang, tidak muda dibodohi oleh orang lain dalam mengatur
hidup dan kehidupannya. Pada prinsipnya lewat jalur pendidikanlah seseorang bisa
merubah nasipnya .
Bagiku pendidikanlah membuat semua
proses hidup bisa berubah, berubah karena ada yang ingin dirubah. Ada sedikit
perubahan dalam hidup, sikap, dan krakter serta fikiran masyarakat saat ini.
Maksudnya pikiran maju dan terus maju untuk mengapai impian kebahagiaan masa
depan lewat dunia pendidikan. Banyak orang hanya bisa bermimpi agar mereka
dapat menikmati pendidikan. Namun impian itu terkadang sirna dan menjadi
khayalan belaka, sebab tampa ada proses pendidikan yang dilakukan. Prosesnya
terhalang oleh mahanya biaya pendidikan. Bagi mereka yang miskin, sudah tidak lagi bisa menikmati pendidikan
sebab tak punya biaya untuk mengikuti proses dibangku pendidikan.
Namun jika didalam lingkungan itu sudah
akrab dengan kehudupan pendidikan dan lingkungan masyarakat itu mempunyai
lembaga pendidikan, baik formal, informal, maupun nonformal, pastinya akan
memotivasi masyarakat khususnya para orang tua untuk mengikutkan anak-anak
mereka pada proses pendidikan, walaupun harus mengeluarkan banyak biaya.
Keberadaan
lembaga pendidikan formal MIM dan MTSM di Dusun Amaholu mendorong masyarakat
untuk berpendidikan dan ingin mengikuti proses pendidikan. Para orang tua,
sangat menginginkan anak-anaknya berada dilembaga pendidikan tersebut.
Dusun
Amaholu mengalami perkembangan dari sisi Pendidikan sejak dipimpin oleh Bapak Usman
Harat. Masa kepemimpinan Bapak H. Usman
Harat, sebagai kepala Dusun Amaholu, orientasi kinerjanya adalah didalam bidang
pendidikan. Dengan niat tulus dan iklah Bapak Usman Hart, berkeinginan menjadikan
Dusun Amaholu sebagai lingkungan yang bernuansa Pendidikan dengan berorientasi
pada pendidkan keagamaan.
Bapak
Usman Hart berhasil mendirikan lembaga pendidikan yang pertama yaitu Madrasah
Iptidaiyah ( MI ) yang setara dengan Sekolah Dasar. Sekolah itu dirikan pada
tanggal 7 Januari 1967 tepatnya berada di Amaholu Los.
Dengan
pasilitas gedung serba darurat, namun proses belajar mengajar tetap
dilaksanakan. MI saat itu dibawah
naungan Yanyasan Permi dengan ketua Abdul Majid Ambon memberikan mandat kepada
Usman Hart untuk menjabat sebagai kepala sekolah. Selain kapasitasnya sebagai Kepala
Dusun juga merangkap jabatan sebagai Kepala Sekolah yang juga berperan sebagai guru mata pelajaran di
sekolah kala itu.
Setalah Pada tahun 1968 didirikankanlah sekolah dengan
bangunan parmanen di Dusun Amaholu Tengah dibawah yayasan Permi.
Kemudian Pada tanggal 8 Agustus 1983 Yayasan Permi
menyerahkan mandat kepada Yayasan Muhamadiah dibawah pimpinan Imam Alfauzi
sebagai ketua Wilayah Majelis Muhamadiah Provinsi Maluku. Sehingga sekolah MI tersebut
berada langsung di bawah Yanayasan Muhammadiah. MI bertambah nama menjadi
Madarasyah Ibtidahiyah Muhammadiyah (MIM).
Keberadaan sekolah MIM tersebut memotifasi Masyarakat Dusun
Amaholu untuk sekolah. Masyarakat pun bisa mendapat ilmu pengetahuan dari
sekolah tersebut, bisa mengetahui baca dan tulis, menghafal dan menghitung.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan telah mendorong H.
Usman Hart untuk mengusulkan kepada Yayasan Muhamadiyah agar mendirikan sekolah
Madrasah Tsanawiah Muhamadiyah yang setara dengan SMP di Dusun Amaholu. MTs
Muhamadiyah Amaholu adalah lembaga pedidikan Islam yang didirikan sebagai wujud
kepedulian untuk memingkatkan nilai-nilai moral (ahlaqul karimah) dan intelektual pada generasi Islam di Dusun
Amaholu.
Sekolah MTs. Muhammadiyah Amaholu dibangun atas permintaan
masyarakat. Didirikan oleh Yayasan Muhammadiyah, sebagai jawaban dari tuntutan
pendidikan, sebab pada saat itu di Jazirah Huamual Barat, lembaga pendidikan
menengah yang menampung tamatan-tamatan Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah
hanya ada pada Madrasah Tsanawiyah Kambelo.
Berdasarkan kondisi itulah serta adanya dorongan kuat dari
berbagai pihak, maka melalui yayasan Muhammadiyah pada tangal 11 Agustus 1988 Madrasah
Tsanawiyah Muhammadiyah Amaholu didirikan. Pada awal berdirinya sekolah ini
juga tidak sedikit mendapat tantangan dan hambatan dari berbagai kalangan.
Setelah Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Amaholu didirikan, tantangan selanjutnya adalah
persoalan siswa dimana pada saat berdirinya belum adanya kesadaran kolektif
dari masyarakat untuk mendorong anak-anak mereka melanjutkan sekolah kejenjang lanjut.
Pada saat itu Madrasah Tsanawiyah Amaholu sempat mandek selama 2 (dua) tahun,
yakni dari tahun 1988 sampai tahun 1990. Pada tahun 1991 kesadaran masyarakat
Amaholu untuk menyekolahkan anak-anak mereka pada jenjang sekolah menengah
mulai muncul kembali, berkenaan dengan itu pula. Maka kegiatan pembelajaran
Madrasah Tsanawiyah Muhamadiyah Amaholu pun mulai berjalan dengan baik.
Setelah kesadaran masyarakat muncul untuk menyekolahkan
anak-anak mereka, selanjutnya kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh MTs
Muhammadiyah Amaholu adalah tenaga pengajar. Selama berdirinya MTs Muhammadiyah
Amaholu tidak ada tenaga pengajar yang
defenitif, baik yang disediakan oleh yayasan Muhammadiyah maupun oleh institusi
pemerintah dalam hal ini Departemen Agama pada wilayah setempat.
Seiring dengan perubahan zaman, tuntutan dan kebutuhan
masyarakat akan pentingnya kebutuhan pendidikan semakin baik, sehingga
berpengaruh pula pada kesadaran dan pola pikir masyarakat Dusun Amaholu. Hal
itu dapat dilihat dari animo masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka
pada sekolah tersebut. ini ditandai dengan meningkatnya pertambahan jumlah
siswa dari tahun ketahun di sekolah itu.
Dalam perjalanan selanjutnya, perhatian pemerintah
terhadap peningkatan mutu, sarana dan
prasarana pendidikan terhadap MTs itu diwujudkan dalam bentuk bantuan dana
pembangunan oleh Dinas Pendidikan Nasional pada tahun 2006 yang berupa
pembangunan gedung sekolah dengan tiga (3) bilik ruang belajar. Dengan bantuan
dinas pendidikan itulah, Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Amaholu memiliki
gedung defenitif sendiri, yang mana pada
awal berdirinya dalam proses belajar mengajar berafiliasi dengan gerdung
Madrasah Iptidaiyah Muhammadiyah Amaholu. Gedung MTS Muhammadiyah Amaholu
selesai dibangun pada tanggal 9 januari 2006. Pada tanggal 12 April 2006 proses
aktifitas belajar mengajar berjalan hingga sekarang. Semenjak berdirinya sampai
sekarang prosesi kepemimpinan MTs Muhammadiyah Amaholu ini sudah tiga kali
terjadi pergantian, yaitu mulai dari H. Usman Hart sebagai pengelola dan kepala
sekolah pertama, Rusmin Hamamu sebagai kepala sekolah kedua kemudian Adnan
Abdul menjabat kepala sekolah sampai sekarang.
Dari lembaga-lembaga pendidikan formal yang didirikan
tersebut diatas maka masyarakat dapat merasakan pendidikan walaupan ada
sebagian masyarakat yang tidak dapat
melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMA
karena keterbatasan dalam segi finansial. Namun masih juga masyarakat
berkeinginan mendorong untuk menyekolakan anak-anak mereka di bangku pendidikan
sehingga mereka tidak ketinggalan dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Kehadiran IPMAM
Merubah Pola pradikma Berfikir Masayakat
Sebagian besar Alumni, pengurus,
dan anggota Ikatan Pelajar Mahasiswa Amaholu (IPMAM) berasal dari lembaga
pendidikan MIM dan MTS Muhamadiyah Amaholu. Dilembaga pendidikan formal
tersebut, warga IPMAM mulai belajar nasionalisme dan dasar keagamaan. Sekolah
MTS Muhamadiyah Amaholu adalah pondasi dasar warga IPMAM dan masyarakat Dusun
Amaholu belajar ilmu keagamaan dan ilmu pengetahuan lainnya.
IPMAM kini hadir sebagi pencerah
dalam kehidupan masyarakat di Dusun Amaholu khususnya para orang tua agar tetap
menyekolahkan anak-anak mereka dilembaga pendidikan. Kehadiran IPMAM ditengah-tengah
masyarkat merupakan suatu prestasi yang patut diberikan apresiasi positif,
sebab IPMAM secara institute dapat memotivasi para orang tua untuk mendorong
anak-anak mereka mengikuti studi bukan hanya di bangku SD, SMP, SMA namun lebih
dari itu, para orang tua harus mendorong anak-anaknya untuk melanjutkan
pendidikan kejenjang perguruan tinggi.
Pikiran orang tua yang dulu,
harus terus belayar untuk memenuhi kebutuahan hidup dengan melibatkan anak-anak
usia sekolah tampa memikirkan masa depan anak. saat ini sudah berubah secara
signifikan. Anak usia sekolah harus tetap berpendidikan, jika harus membantu
orang tua dilaut dengan berlayar. Maka, hal itu dilakukan hanya kerena
kebetulan sesaat, diwaktu-waktu libur sekolah. Jika yang berlayar itu
mahasiswa, maka hanya sekedar mengisi waktu luang dan pastinya ada kebutuhan
penting yang mendesak dengan tidak harus membebankan sepenuhnya kepada orang
tua mereka masing-masing. Namun setelah libur sekolah selesai, anak-anak pun
akan kembali lagi pada dunia pendidikan. Para anak lelaki yang berlayar sudah
tidak mefokuskan pekerjaan tersebut sebagai pekerjaan masa depan, namun pekerjaan
itu hanya dijadikan sebagai bagian dari pekerjaan sesaat jika ada waktu luang.
Para orang tua menghabiskan
waktunya dilautan bebas, mencari duit,
tidak mengenal siang dan malam, hanya karena kebutuhan pendidikan anak-anak
mereka. Perinsip orang tua-tua di Dusun Amaholu hari ini yaitu, biyar tak punya banyak harta, yang penting
anak-anak mereka bisa berpendidikan. Tak jarang orang tua yang tak punya
harta apa-apa yang dibangakan namun bisa unggul dalam menyekolahkan anak-anak
mereka sampai diperguruan tinggi.
Sebelum kehadiran IPMAM
ditengah-tengah masyarakat Dusun Amaholu, banyak orang tua hanya menyekolakan
anak-anak mereka cukup dibangku SMP dan SMA, tak lebih dari itu, sehingga gelar
kemahsiswaan pun begitu asing terdengar ditelingga masyarakat. Lebih parahnya lagi
ketika itu perempuan, para orang tua kadang menyekolakan anak-anak perempuan
mereka hanya pada bangku pendidikan SD, Dan SMP. Adapun yang lulusan SMA paling
jarang terdengar. Jarangnya orang yang berpendidikan tinggi membut generasi di
Dusun Amaholu seakan dijauhkan dari lembaga perguruan tinggi. Tidak adanya
mahasiswa dari Dusun Amaholu yang memberikan pencerahan kepada para orang tua
dan sisiwa-siswa yang mesih duduk dibangku sekolah. Kemudian lebih dari itu, tak
ada tokoh masyarakat dari Dusun Amaholu yang diharapkan sebagai pencerah dan
motivator untuk generasi-generasi mudahagar setelah selesai SMA, bisa melanjutkan pendidikan sampai di jenjang mahsiswa
di perguruan tinggi. Betapa tertinggalnya Dusun Amaholu dalam dunia pendidikan
dibanding dengan dusun-dusun laian kala itu.
Dengan munculnya kaum
intelektual generasi sekarang, maka Dusun Amaholu saat ini dan hari esok
diharapkan dapat menjadi patron pendidikan bagi dusun dusun lain yang ada
dipesisir huamual Barat. Untuk menjawab tuntutan tersebut Para orang tua diharapkan
dapat dmenyekolahkan anak-anak mereka bukan hanya lulus dibangku SMA, namun diharapkan
sampai pada dijenjang perguruan tinggi, agar terciptanya kuwalitas sumberdaya
manusia yang berguna bagai Dusun Amaholu untuk bangsa dan negara.
Bersambung…………………………..
Komentar
Posting Komentar